"setiap orang ambil satu ya! Ingat jika berhasil kain merah ini jangan di buang atau kalian tidak akan kembali!" Dengan nada yang lantang dan tegas Jin Kai mengatakan kepada keempat orang yang ada disana.
"Ceh! Pantesan jomblo pemikiran kuno sekali hahaha...!" Su En mengejek dan mentertawakan dia, tapi Jin Kai acuh tak acuh.
" Iya terserah anda, jika berlaku apa-apa aku tidak akan bertanggungjawab terhadap anda ingat itu..!"
Yue Wei sudah cukup lama bersabar menunggu kedua berhenti berdebat.
"Hei?! Kapan mula? Kapan kalian berhenti berdebat? Aku hampir kehabisan kesabaran ini dan bosan." Potong Yue Wei
"Okay ayuh mulakan" Jin Kai dengan tidak sopan membuka penutup abu mayat, memasukan tangan kedalam mengambil segenggam abu dari dalam dan mulai membuat lingkaran yang besar cukup untuk 5 orang berdiri dalamnya.
"Kita akan berdiri dalam mengikut lingkaran ini saling berhadapan." Jin Kai masuk terlebih dahulu sebagai pembimbing kemudian satu persatu mereka masuk.
"Kain merah itu harus diikat ke mata untuk menutupi mata kalian." Semua dengan mudah mengikuti apa yang di katakan Jin Kai.
Setelah selesai,
"Tarik nafas kalian dalam dalam dan hembuskan dengan ringan, setelah aku membacakan mantra hitung sampai 5 kemudian buka mata kalian secara perlahan..." Dia kemudian membaca sebuah ayat yang susah difahami sudah tentu sangat asing... Seketika mereka berlima merasakan putaran seperti dalam keadaan linglung, begitu juga merasakan bisa merasakan kalau jiwa mereka ditarik dan sebuah tekanan besar menekan Ke diri mereka membuat dunia pusing seketika.
Setelah hitungan lima perlahan-lahan Amera membuka matanya dan menanggalkan kain merah yang menutupi matanya dan menyimpan dengan hati-hati dalam saku celana, dia takut mengulang apa yang dilakukan pemilik asli.
Sudah memastikan dengan keadaan baik, dia terus berjalan, pergi meninggalkan tempat.
Mengikut alur cerita Yue Wei akan mencari Jin Kai terus menerus meneriaki nama Jin kai dan munculah sosok si Su En kerana bunyi teriakan dia. Jadi dia sengaja tidak mencari Jin Kai dia ingin membuat Su en mencari jalannya sendiri kerana dia tidak mau bertemu dengan Su En sama sekali kerana dia bisa sengaja membiarkan Su End terjebak.
Amera tanpa berlama-lama bergegas menuju ke asrama Di mana dia akan langsung bertemu dengan kedua saudara. Dia ingin menemui mereka terlebih dahulu dan kemudian menemui Jin Kai di lapang bola basket.
Setiap langkah kaki amera bisa mendengar suara langkah kaki yang lain juga mengikutinya, tapi dia tidak akan menoleh kebelakang apa entah lagi dalam seumur hidup tidak pernah melihat hantu dengan matanya sendiri ini bahkan akan face to face langsung dan menghiraukannya beberapa waktu.
Dia mempercepatkan lagi langkahnya langkah kaki yang lain juga ikut lebih kencang membuatkan Amera sedikit panik.
'hampir saja jatuh...eh!...'
Seperti katanya di berkati langsung membuat dia terjatuh meninggalkan bekas gores di telapak tangannya.
"Ah...shhh, nyeri..." Rasa perih melupakan hal yang mengekornya kemudian teringat kembali.
Crak..
..cRak
Bunyi datang dari arah belakang mendekati Amera lebih dekan bersama hawa dingin menghembus belakang punggung membuatkan dia Merinding ngeri. Amera menjadi kaku, kakinya tiba-tiba menjadi lunak tidak bisa bangun dia tetap dalam posisi terduduk dengan kepalanya yang tertunduk tidak ingin melihat kebelakang.
Tapi disisi celah pandangan ekor mata amera dia bisa melihat kelibat merah yang melayang tidak menyentuh tanah mendekatinya secara perlahan langkah demi langkah.
Bukan itu saja, bunyi 'ngertak' yang didengar Amera seperti tulang patah, berasal dari atas kepalanya dan ada tetesan darah yang menetes seperti air bocor mengenai wajahnya, hampir membuatkan dia pingsan, untung saja dia bisa melawan keinginan tersebut.
Kerana kalah dengan akalnya yang penasaran, Amera mengerakkan bola matanya secara perlahan keatas.
Wajah amera langsung pucat seperti orang yang kehabisan darah, apa yang dirasakan amera sekarang adalah semua darahnya mengalir cepat ke otak untuk memproses saraf untuk bergerak, apa yang dilihatnya luar biasa sekali, iblis.
Dia melihat seorang wanita berbadan tinggi dan kurus yang hampir terlihat tulangnya, matanya gelap mulutnya terbuka luas, dan daster merah yang robek merangkak dengan kepala posisi kebelakang dengan lidah yang menjulur keluar panjang jatuh tepat di wajah amera.
Pada saat itu semua Saraf amera yang tidak bisa bekerja sesuai keinginan hati.
'Apakah semuanya akan berakhir disini?'
'tidak! Harus selesai, aku harus pulang!'
Setelah mengatakan kepada dirinya dalam batin, dengan tenaga yang tersisa dia bangun dan berjalan berundur memastikan setan yang ada di atasnya ini tidak melompat kearah dia.
Dia mengumpulkan keberanian yang sebisa dia mampu.
"...hei..hei..kau tidak bisa menggangu ku aku, aku tidak menganggu kamu."
"Ha..ha .ha...manusia....hidup..bau... kehidupan....."
".....sudah ku bilang enyah kau dari sini!..."
"...makan...lapar .. lapar....hahaha.."
Sebelum amera akan mengatakan lagi, iblis tersebut melompat ingin menerkam amera dengan kuku yang panjang tajam lebih kurang 10 cm itu menembus papan lantai.
Untung saja Amera dengan cepat mengelak berguling ketepi, melihat kukunya tersangkut amera mengambil kesempatan tersebut kabur setelah mengumpul dengan susah payah kesadarannya.
Iblis itu marah dengan teriakan yang tidak jelas ia mencabut dengan kasar kukunya yang tersangkut bersedia ingin mengejar Amera berteriak terus menerus.
Crak..!
Sekarang posisi merangkak di lantai tetap dengan kepala yang terbalik, mulutnya terbuka lebih lebar menampakkan gigi tajam dan panjang bersedia ingin melahap Amera secara utuh.
Amera berlari tanpa melihat arah kerana dia sudah tidak bisa berfikir kerana iblis yang mengejarnya ini sangat laju walaupun posisinya tidak normal.
Amera meringis kesakitan terkena cakar di belakang punggung dia tersandung jatuh.
Ketika dia akan bangkit kuku iblis tersebut menusuk dada amera dan menekan dia ke lantai, secara langsung kukunya itu menusuk dalam dan dalam secara perlahan.
Lidah iblis tersebut menjulur keluar menjilat wajah amera tertawa senang melihat mangsanya tidak berdaya dan kesakitan, dengan pandangan yang buram dia hanya bisa menahan sedikit tusukan itu dengan tangannya membuatkan tangannya luka,.
"...Sistem....maaf....aku.... Tida..k....bisa bertah..."
__________________________________
Author :
🗿Jangan lupa Vote ya! Muehehe

KAMU SEDANG MEMBACA
[BL]Transmigration To Dog Blood Novels : Revenge With System MT_ZERO
FantasiAuthor / publisher : Common_BlackCobra Ini adalah karya ku sendiri , jika plot lari berantakkan ya aku masih pemula dalam perihal menulis teman-teman _(:з」∠)_ jangan lupa vote jika suka ngak paksa kalau ngak suka! Enjoy your reading synopsis : Hidu...