Tantrum

4.6K 262 10
                                    

Apa gak ikut tantrum lo liat foto inii😭☝🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa gak ikut tantrum lo liat foto inii😭☝🏻

Yang buka jasa dorong mendorong, tolong dong bantuan nya🙏🏻

-
-
-

Cup~

"Berhenti menangis atau mata mu akan bengkak nanti"
Gemian mengecup kedua mata Febian yang terlihat basah dan memerah karena menangis.

Gemian tak tahan mendengar tangisan bocah kesayangan nya ini. Ia juga khawatir si kecil akan sakit jika terlalu banyak mengeluarkan air mata.

Sang Bunda yang menjadi penyebab tangisan pilu tersebut, hanya diam tak berkutik setelah Gemian menegur nya tadi. Niat hati hanya ingin bercanda, tapi malah di salah pahami oleh Febi.

"Hiks.. Bunda sedih karena Ebi terlambat datang" jelas si kecil. Suara nya parau akibat menangis.

"Ebi terlambat karena kakak! Kak Gemi lama dateng nya." Si kecil tiba - tiba menyalahkan sang kakak.

Yang di tuduh hanya diam tak melawan. Memberi reaksi pun tidak. Gemian takut salah bicara dan malah membuat tangis an Febi tak kunjung reda, jadi lelaki itu memilih untuk menerima nya saja.

"Maaf kan kakak yaa.." minta nya dengan tulus.

"Hiks.. tapi kakak gak salah. Yang salah itu Ayah, soal nya ayah yang ngajakin kakak pergi - pergi sampe lupa waktu. Kan kak Gemi jadi terlambat jemput Ebi, Ebi nya juga jadi telat ketemu Bunda. Pokok nya ini salah Ayah Earth!"

Aduhh.. Gemian pusing! Begitu juga dengan Maxim.

"Bocah tantrum memang sulit di mengerti." -Batin kedua nya.

Ngalah - ngalahi ciwi PMS kata gue teh🌝

Maxim maju, menepuk pelan punggung si bungsu yang ada di dalam gendongan Gemian.

"Ayah nakal ya? Oke nanti biar Bunda marahin ayah nya. Se enak nya aja ajakin Kak Gemian ke acara kantor, kan jadi kak Gemian nya nggak bisa jemput Febi yaa.. Huh, nanti biar Bunda omelin tu si Ayah, nakal" ujar sang Bunda berpura - pura marah.

"Huaaa... Ayah nya jangan di marahin Bundaa, kasihaann.." suara tangisan yang begitu melengking itu menguar ke segala penjuru ruangan.

Ceklek~

"Ada apa ini?" Earth datang dengan bathrobe nya. Ayah Gemian itu baru saja menyelesaikan kegiatan nya di kamar mandi.

Earth menatap heran kepada Febi yang berada di gendongan sang anak.

"Aku lah yang membuat nya menangis, maaf kan aku. Aku tak bermaksud seperti itu."

Maxim yang melihat ke terbingungan sang suami, berusaha menjelaskan kepada nya.

Earth berjalan menghampiri Febi dan menunduk untuk melihat wajah manis bocah itu.

Febi menduselkan wajah nya di leher Gemian, dan meletakkan pipi gembul nya di bahu sang kakak.

"Kurasa dia mengantuk" ujar Earth setelah melihat Febi yang sayup - sayup menutup mata nya.

"Benarkah? Apa kah dia rewel karena mengantuk?" Tanya Maxim khawatir.

"Hm, Kurasa begitu. Kau tidak perlu bersedih Mixxie.." Earth berusaha menenangkan Maxim. Ia tak mau istri nya ikut bersedih.

"Aku merasa bersalah karena telah membuat nya menangis." Ujar nya sedih. Wajah yang biasa nya terlihat lembut dengan sorot mata hangat itu kini nampak sendu.

"Aku mengerti.. tidak apa - apa" Earth meraih sang istri kedalam pelukan hangat nya.

"Aku akan membawa nya ke kamar ku" ujar Gemian.

Setelah mendapat anggukan dari sang Ayah, remaja tanggung itu melangkah membawa tubuh kecil Febi ke dalam kamar nya.

Gemian meletakkan Febi di atas ranjang nya, lalu ikut merebahkan diri nya di samping sang adik.

"Hmmh~"

Mungkin karena merasakan pergerakan di sebelah nya, si kecil sedikit terganggu. Febi memiring kan badan nya dan mencari guling untuk di peluk.

Namun bukan nya guling yang di dapat nya, si kecil justru berakhir dengan memeluk tubuh hangat di samping nya.

Gemian memaku di tempat, tubuh nya serasa seperti tidak bisa di gerakkan. Bukan karena pelukan sang adik yang terlalu erat, tapi karena debar jantung nya yang tak wajar membuat nya seakan lupa cara bernafas dan berujung sesak.

Gemian menunduk, melihat wajah manis bocah kecil yang sedang memeluknya erat.

Wajah yang putih mulus bersemu pink di kedua pipi nya, bulu mata lentik, hidung mungil yang lucu, dan bibir ranum yang berwarna merah segar.

Febi nya sungguh sangat manis!

Cup~

Gemian mengecup kening Febi dan mengelus lembut pipi merah muda sang adik.

"Selamat tidur, mimpi indah" ujar nya lalu ikut menyusul Febi ke alam mimpi.

√Bersambung..
Vote & Komen nya yaa Khun Noo😁🤟🏻

🐭 : Yang pelit nanti Ebi cubit lhoo~

©Sofa-Nim

GEMIAN's Baby [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang