Panji Witjaksana

2.1K 131 11
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

Seorang Wanita muda dengan jas Dokter terlihat duduk di kursi kerja nya. Fitur wajah tegas dengan kacamata tebal yang bertengger di hidung bangir nya menunjukkan karakteristik wanita itu.

Mata nya terfokus pada layar komputer sembari tangan nya yang terlihat sibuk mencatat sesuatu di buku note.

Tok tok tok~

Atensi nya teralihkan oleh suara ketukan di pintu.

"Masuk" ujar nya menoleh kesana.

Terlihat sosok dokter muda tampan yang menyembulkan kepala nya di ambang pintu.

"Hey" sapa si lelaki dari luar.

Wanita cantik itu terkekeh pelan melihat nya.

"Masuk lah Panji. Apa yang kau lakukan di sana ha?!"

Sang lelaki ikut tersenyum dan lantas masuk ke dalam ruangan.

"Sibuk?" Tanya nya sembari mendudukkan diri nya di kursi seberang.

"Tidak juga, hanya mengerjakan sedikit PR. Ada apa?" Tanya sang Wanita mendongak.

"Soal yang kemarin.. apa kah.. eum-.."

"Berhenti mendesakku bedebah! Coba saja kau tidak terlambat membicarakan nya pada ku kemarin!" pungkas nya dengan merolingkan mata. Cukup kesal dengan tingkah lelaki di depan nya ini.

"Bantu aku Laura.. Sedikit saja. Aku hanya butuh sedikit sampel darah Febi."

"Huufh~ kan sudah ku bilang tidak ada. Sampel darah yang kemarin sudah ku bawa ke Lab semua." Ujar si wanita dengan menghela nafas berat.

"Laura, ku mohon sekali ini saja tolong lah aku. Aku yakin dia adalah anak ku" minta nya memohon. Mata nya bahkan berkaca - kaca penuh harap pada sang sahabat di sana.

"Kau pikir sudah berapa kali aku membantu mu ha?! Kau membuat ku terus melanggar Sumpah Dokter ku, kau tau!"

Panji menunduk dalam. Memang benar. Ia telah banyak merepotkan Laura selama ini.

Semenjak kejadian naas yang di alami nya 6 tahun lalu, ia selalu menjadi beban bagi sang sahabat nya itu.

Kematian sang istri yang di anggap nya sebuah kesengajaan dari seseorang membuat nya lantas melakukan otopsi pada jenazah sang istri.

Walau dari pihak keluarga Helena, sang istri, menentang dengan alasan tidak tega, namun Laura dan juga Panji bersikukuh melanjutkan proses otopsi yang memang harus di lakukan untuk membantu proses penyelidikan, bahkan kedua nya menyewa detektif untuk mengusut kasus lebih dalam.

Laura dan Helen merupakan sahabat semasa kuliah, kedua nya sangat dekat bahkan sudah seperti saudara kandung.

Panji mengenal Laura tentu dari mendiang sang istri. Kedua nya berteman dan menjadi akrab lewat Helen.

GEMIAN's Baby [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang