New Family

6.5K 315 1
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-

"Ebi kesel sama kakak jelek!!" Suara melengking milik nya menggelegar di seluruh penjuru rumah.

Bocah manis berseragam TK itu kini tengah duduk di sofa ruang tamu Panti.

Sepulang nya dari Restoran tadi, diri nya terus di buat kesal oleh Gemian.

Lelaki berwajah datar itu terus menggendong nya, menangis pun di rasa percuma, Gemian seakan menulikan telinga nya saat mendengar rengekan bocah itu.

"Febi kenapa nak?" Shinta datang dari arah dapur membawa buah semangka yang baru saja dia potong.

Nampan berisi potongan buah itu di letakan nya di atas meja. Wanita tua itu menghampiri Febi yang tengah berguling - guling di atas sofa.

"Kesel! Kesel! Pokok nya kesel!" Jawab nya sembari bangkit dari berguling.

"Sini sayang, cerita sama oma"

Shinta mengulur kan tangan nya. Febi berjalan menghampiri sang nenek dengan menghentak kan kaki nya kesal.

"Ebi tadi nangkep ikan oma, dapet banyaakk banget. Tapi ada kakak jelek yang ngerebut ikan Ebi omaa~" adu nya dengan merengek lucu.

"Kakak jelek itu juga gendong - gendong Ebi terus oma. Ebi gak suka! Ebi kan mau nangkep ikan, ehh malah di gendong - gendong terus. Ebi kesel!! Ikan Ebi di ambil!! Huh!" Bocah lucu itu memberengut kesal, tangan nya melipat di depan dada dengan nafas terengah.

Gemian memang mengambil alih ikan yang Febi tangkap tadi untuk di pindah kan ke aquarium yang lebih kecil, besok saat berkunjung akan di bawa nya dan di berikan ke Febi.


"Febi tangkap ikan dimana nak?" Tanya sang oma lagi sembari menenangkan sang cucu.

"Di sana oma, di jauh - jauh sana." Jelas nya seraya menunjuk bingung, sebab memang tak tau pasti di mana lokasi kolam yang tadi di datangi nya itu.

"Febi dapat berapa ikan nya tadi? Febi hitung nggak?"

"Itung, Ebi itung oma. Ada sepuluh" jawab nya antusias seraya menunjuk kan ke sepuluh jari nya. Kemarahan yang tadi di rasa nya sudah menguap entah kemana.

"Sepuluh?! Waahh.. Luar biasa sekali cucu oma. Febi memang anak yang hebat!" seru sang nenek sembari menciumi pipi gembul sang cucu.

"Hihihi.. iya dong.. sapa duluu~ Ebi~" ujar nya dengan tersenyum bangga.

***

Kedua nya sibuk dengan kegiatan masing - masing. Shinta sedang menonton sinetron favorit nya di TV dan Febi yang asik bermain.

Ceklek~

Wilona keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan diri nya. Wanita muda itu duduk di samping sang bunda dan menyenderkan kepala nya di pundak Shinta.

Mata nya menatap ke arah Febi yang tengah asik bermain Boneka Singa dan Tikus nya di sana.

"Huh~ Besok ada yang mau datang kesini bu" ujar nya lesu dengan napas berat.

"Siapa nak?" Shinta mengelus surai lembut sang anak. Ia tau maksud dari perkataan Wilona.

Melihat bagaimana raut wajah yang di berikan oleh nya, ia bisa dengan mudah tau bahwa hal ini pasti menyangkut tentang Febi nya.

Anak kecil, imut, dengan sejuta tingkah manis nya itu adalah kesayangan semua warga Panti. Terutama Wilona.

Wanita itu yang pertama kali menemukan nya di depan Panti, ia juga lah yang merawat Febi sedari bayi hingga saat ini. Febi sudah di anggap nya seperti anak kandung nya sendiri.

"Ikhlas kan nak. Mungkin sudah waktu nya Febi mendapat keluarga yang utuh. Tidak bisa di pungkiri, anak lelaki sekecil dia pasti membutuhkan sosok Ayah."

Wilona mendongak menatap sang Ibu, sedetik kemudian ia pun menegakkan duduk nya.

"T-tapi.. mereka ituu..-" Kalimat nya terhenti seolah tak sanggup untuk melanjutkan.

"Ada apa hmm?" Shinta mengelus punggung tangan sang anak.

"M-mereka.. mereka i-tu.. pasangan sesama jenis bu" jawab nya gugup seraya menatap Shinta untuk melihat reaksi sang Ibu.

Shinta terkekeh pelan, mengelus surai sang anak sebelum menjawab.

"Lalu apa masalah nya dengan itu?" Tanya nya dengan tersenyum hangat.

"Mereka semua laki - laki bu"

"Wilo.. selama ini kamu sudah memberikan kasih sayang seorang Ibu kepada Febi. Mungkin ini saat nya ia merasakan figur seorang Ayah di hidup nya."

"Bisa jadi ini salah satu cara tuhan menjawab doa - doa mu nak." Lanjut nya lagi.

Shinta tersenyum hangat, ia bisa memaklumi ke khawatiran sang anak. Pemilik Panti Asuhan Harapan itu tau betapa sayang nya Wilona kepada Febi.

√Bersambung..
Vote & Komen nya yaa Khun Noo💕

Yang udah Vote semoga kamu makin Sodium - Radium - Potassium yaa hehee..🤗🤟🏻


©Sofa-Nim

GEMIAN's Baby [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang