OCD

1.4K 95 5
                                    

Pada nonton konser gak?

Gila sii performance nya fot gak maen², merinding aku liat nya😭

Btw hepi malming gaess.. maap dikit dulu, semoga suka deh yaa..

Happy reading🤗💕

-
-
-

"Aakhh.. kepala ku" ringis seorang wanita yang baru saja terbangun dari tidur nya, Laura.

Wanita itu semalam tepar setelah menghabiskan beberapa botol Whiskey.

Ia menduduk kan diri nya di kasur, mencoba meredakan rasa pusing yang tiba - tiba menyerang nya pagi ini. Oh, atau mungkin siang?

Laura melirik sekilas pada jam di dinding di sana.

"Setengah dua belas." Gumana nya setelah melihat angka yang di tunjuk oleh jarum jam.

Laura menelisik sekeliling kamar, dan baru menyadari jika ia tidak berada di kamar nya sendiri.

"Lalu di mana ini?" -Batin nya.

Ia terus melongok ke kanan dan ke kiri hingga netra nya tak sengaja menemukan pintu balkon yang terbuka lebar.

"Sshh.. siapa yang membawa ku kemari?" Gumam nya seraya meringis memegang kepala nya yang terasa berdenyut.

Efek diri nya yang menegak minuman keras tanpa perhitungan semalam baru di rasa nya pagi ini. Dunia nya seolah berputar, kepala nya sakit bukan main seakan batu berat menimpa di atas nya.

Laura masih memfokuskan mata nya untuk melirik ke arah balkon yang seperti nya ada seseorang di sana. Dengan menahan rasa pusing di kepala nya, ia pun berjalan tertatih ke sana.

"Siapa kamu?" Ujar nya setelah menemukan seorang lelaki yang tengah merokok di ujung balkon kamar.

Lelaki itu menoleh ke arah nya, dan tersenyum manis.
"Kau sudah bangun?" Tanya nya seraya berjalan menghampiri Laura.

Saat akan merangkul pundak nya, Laura lebih dulu menepis kasar tangan lelaki itu.

"Jangan menyentuh ku!" Hardik nya memelototi lelaki itu.

"Hey.. kau bercanda? Kau yang terus meminta ku untuk menyentuh mu semalam nona" ujar si lelaki menyeringai.

Laura tidak mengingat apa yang sudah terjadi semalam. Namun melihat bagaimana kondisi tubuh nya pagi ini, ia yakin sudah berbuat sesuatu di luar batas.

Tanpa mengatakan apapun, Laura pergi meninggalkan si lelaki yang masih terkekeh pelan di sana. Mungkin lelaki itu tengah menertawakan kebodohan nya.

Biarlah ia tak begitu peduli. Toh itu bukan yang pertama kali untuk nya.

Masuk kembali ke dalam kamar, Laura lantas dengan cepat memunguti pakaian nya dan memakainya kembali di kamar mandi. Setelah nya ia langsung keluar dari tempat itu, yang rupa nya sebuah penginapan kumuh di pinggiran kota.

Mencegat taxi di depan penginapan, ia pun segera pulang ke rumah nya.

***

Ceklek~

"Dari mana saja kamu Laura?" Begitu membuka pintu, ia sudah di kaget kan oleh pekik an sang Mama di sana.

"Dari mana kamu? Kenapa tidak pulang semalam?" Itu suara Ananta, Papa nya.

Lelaki paruh baya dengan badan tinggi tegap itu menatap nyalang ke arah nya. Tangan nya berkacak pinggang dengan kepala menggeleng perlahan setelah melihat penampilan sang Anak tunggal nya itu.

Tanpa menjawab pertanyaan dari kedua orang tua nya, Laura berlari ke arah tangga lantai dua menuju kamar nya.

"Laura.." panggilan dari sang Mama tak di hiraukan oleh nya. Wanita itu tetap berjalan cepat ke tujuan nya.

"Yah, Laura kenapa yah?" Tanya Meilati kepada sang suami.

"Mungkin dia hanya kelelahan selepas bekerja Ma" jawab Ananta menenangkan sang istri.

Lelaki itu kurang lebih tau bagaimana kelakuan sang Anak di luar sana. Mabuk-mabuk an, sex bebas, dan.. pembunuhan.

Ya. Ananta tau perihal kecelakaan Helena yang di rencanakan oleh sang Anak. Ia mengetahui hal itu saat salah satu anak buah nya secara tak sengaja memergoki Laura yang tengah berdiskusi dengan orang suruhan nya.

Kala itu Ananta langsung turun tangan sendiri mengurus kasus nya. Ia membungkam semua saksi dan mengambil alih bukti - bukti yang sempat di temukan oleh polisi.

Pangkat nya sebagai Perdana Menteri membuat nya memiliki kuasa untuk melakukan hal itu. Hukum seolah dapat di permainkan dengan mudah oleh keluarga ini. (Ekheemm~ batuk🥲🙏🏻)

***

Brak~

"Aaarrghh!!"

Setelah membanting kencang pintu kamar nya  Laura langsung menghempaskan tubuh nya ke atas kasur.

"Dasar tua bangka! Selalu saja ingin tau urusan ku" Desis nya sembari memijit pelan kening nya. Kepala nya masih terasa pusing dan sekarang ia malah merasa mual sekembali nya dari motel tadi.

Laura menduduk kan diri nya dan membuka laci meja di samping kasur. Ia meraih sebuah botol kecil di dalam nya.

Setelah mengambil beberapa pil dari botol kecil itu, Laura segela menelan nya tanpa meminum air, ia seperti sudah terbiasa melakukan nya.

Pil pencegah kehamilan. Rasa nya sudah seperti permen di mulut nya. Mungkin efek karena saking seringnya ia mengonsumsi obat itu.

Laura memang seperti itu. Diam-diam ia mengidap Hypersexuality, yang ternyata masuk dalam kategori gangguan jiwa.

Jika di lihat dari perilaku dan kebiasaan nya, Laura bisa jadi mengidap OCD.

Ia menyadari hal itu, namun tak ada niatan sedikit pun untuk berhenti atau mengobati nya. Laura merasa selagi ia masih bisa menyalurkan hasrat seksual nya, ia tak ada masalah sama sekali akan hal itu.

Hampir setiap hari ia rutin menyetorkan tubuh nya secara cuma-cuma kepada para lelaki yang bahkan tak di kenali nya, hanya untuk menuntaskan hasrat nya saja.

***
...
...

"Suruhan ku sempat mengikuti nya semalam. Ia mendapatkan informasi baru mengenai Laura. Wanita itu selalu pergi ke sana hampir setiap malam, dan berakhir dengan lelaki yang berbeda."

"Kurasa selain pembunuh ia juga jalang" sahut Earth dengan nada meremehkan.

Saat ini ia sedang berbicara lewat telepon dengan Mr.Jo. Kawan sekolah nya itu mendapat fakta baru tentang Laura hari ini.

"Eum.. Kurasa begitu. Aku sudah mengamankan lelaki yang sempat bersama dengan nya kemarin malam."  Ujar Joseph memberi tau.

"Sudah di introgasi?"

"Aku menunggu laporan cctv dari bawahan ku"

"Tunggu, aku akan kesana. Aku juga ingin bertanya beberapa hal pada lelaki itu."

"Oke tentu."

"Baiklah. Ku tutup telepon nya"

"Eum."

Tut~

Panggilan tertutup, dengan cepat Earth menyambar jas dan kunci mobil nya di atas meja.

Padahal lelaki itu tengah sibuk mempersiapkan bahan untuk rapat investor yang akan di adakan besok.

Namun setelah mendengar berita dari Jo, ia seakan mendapat angin segar.

Di tinggal kan nya pekerjaan kantor yang menumpuk itu lalu di serahkan nya pada Joyie sang sekretaris.

Selesai meminta Joyie menghandle berkas meeting, Earth lalu berlari keluar dari kantor nya menuju ke tempat Jo berada.

°°°




√Bersambung..
Vote & Komen nya yaa Khun Noo😁🤟🏻


©Sofa-Nim

GEMIAN's Baby [GeminiFourth]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang