Maaf El

25 3 1
                                    

Annyeong kembali lagi dengan cerita Elina dan Bara. Jangan lupa tinggalkan jejak ⚠️⚠️⚠️

👉vote

👉Komen

Selamat membaca!!!!!!!

Brakkkkk

Pintu Roftoop di dobrak secara paksa oleh seseorang. Membuat mereka yang berada di dalam Terkejut dan menatap orang tersebut dengan tatapan tajam. Sang empu hanya menampilkan cengiran khasnya.

"Ngapain Lo ke sini?" Tanya Alvin

"Elina Bos!!!!"

"Ada apa dengan Elina?" Tanya Vania

"E-elina p-pingsang di Toilet." Jawabnya dengan gugup. Mereka yang mendengar hal itu terkejut‚ Tampa berfikir panjang. Bara langsung saja beranjak dari tempatnya dari berlari keluar dari pintu Roftoop

"Terus Elina di mana?" Tanya Biangka

"Dia sudah di bawah ke UKS." Mereka mengangguk dan mempercepat jalannya. menuju UKS.

"Bertahan Sayang," Batin Bara.

Sementara itu di perusahaan. Arya mendapatkan pesan. Dari seseorang yang tidak di kenal. Saat membuka pesan tersebut betapa terkejutnya ia melihat foto Elina. Tangannya mengepal kuat.

Sial

Dretttt dretttt

"Hahahaha. Kejutan yang sangat indah bukan?" Ucap seseorang di sebrang sana. Sambil tertawa

"Apa yang sudah kau lakukan?" Marah Arya.

"Saya hanya ingin. Memberikan sedikit hadiah‚ lagi pula. Dia tidak mati bukan? Hahahaha."

"SIAPA KAMU SEBENARNYA?" Bentaknya wajahnya sudah memerah. Namun tidak ada jawaban dari orang tersebut.

"Arghhhhhh." Teriaknya saat panggilan tersebut terputus. Dan membanting ponselnya ke lantai

Sementara itu di UKS Elina masih belum sadar, sedari tadi Bara terus mengemgam tangan Elina sesekali ia mengecupnya. Vania yang melihat kondisi Elina hanya bisa menagis di pelukan Cakra

"Cakra? Siapa yang melakukan ini?" Tanya Vania.

"Kita akan cari tahu. Dalam di balik semua ini?" Jawabnya. Vania hanya mengangguk

Ceklekkkk

Pintu UKS terbuka Diana yang melihat kondisi putrinya langsung berjalan menuju brangkas Elina. Tampa mengatakan apapun Bara beranjak dari tempatnya. Dan membiarkan Diana duduk.

"Hikss hiksss. Sayang! Bangun nak. Ini mama." Isak Diana mengelus rambut Elina tidak lama kemudian orang tua Bara datang.

"Saya ingin bicara sama kalian." Ucap Arya menatap kelima pemuda yang ada di depannya. Mereka mengangguk dan berjalan keluar. Sebelum itu Bara sempat mencium kening Elina "maaf." Bisiknya dan langsung meninggalkan ruang tersebut

"Aunty. Maafkan Vania. Hiksss. Seharusnya Vania menemani Elina. Ta-"

"Ini bukan salah kamu. Atau kalian." Ucap Diana memotong perkataan Vania

"Iya Vania. Seharusnya kamu tidak perlu merasa bersalah." Lanjut Monika

"Tapi Bunda. Andai saja Vania menemani Elina. Kejadian ini pasti nggak akan terjadi."

ELBARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang