Tasya

17 2 0
                                    

Annyeong!!!!! Kembali lagi dengan cerita Bara and Elina 👉jangan lupa Vote dan komen 👈
-
-
Selamat membaca
Maaf kalau penulisan ada yang salah
🌱Penulis pemula 🌱

-
-
-

"Risa Lo kenapa?" Tanya Keyla. Saat Risa duduk di sampingnya, namun gadis itu hanya diam dan fokus pada ponselnya. Tidak lama kemudian Vania datang. Ia menatap Risa namun gadis itu langsung memalingkan wajahnya.

Buaya darat
Online

Temui gw, sepulang sekolah. Di tempat biasa.
11.45

Setelah mengirim pesan tersebut, Risa langsung mematikan ponselnya. Tidak lama setelah itu seorang guru datang dan pelajaran akhirnya di mulai. Dewa yang mendapatkan pesan dari Risa tersenyum. Dan segera membalas pesan tersebut,

"Kenapa Lo? Senyum-senyum!" Tanya Alvin menatap sahabatnya itu. Dewa langsung mematikan ponselnya sebelum Alvin melihatnya

Sementara itu seorang gadis menatap kesal kepada pria yang ada di hadapannya itu. Sajak tadi pria tersebut terus mengomelinnya Tampa henti

"Uncle, seharusnya kau menyebut ku! Bukan malah mengomel." Ucap gadis tersebut. Begitu kesal. Pria yang ada di hadapannya itu langsung menatapnya dengan tatapan datar

"Seharusnya kau, memberitahu kami, Tasya!!"

"Aku kan sudah meminta maaf. Lagi pula aku tidak bisa menunggu!!. 2 Minggu terlalu lama bagi ku."

"Dengan kedatangan seperti ini, membuat kami khawatir Tasya, kamu tahu situasi saat ini bukan?"

"Aku tahu. Tapi aku sangat merindukannya."

"Tasya!!, you should know Elina's Bara. forever." Gadis tersebut terdiam. Mendengar ucapan Bram.

"So what about me uncle?" Tanya gadis tersebut. Bram dan Arya hanya diam. Gadis tersebut tersenyum tipis dan menghapus air matanya.

Kringggg kring kring

"Jangan lupa tugasnya di kerjakan, Minggu depan di kumpul."

"Baik Bu."

"Gue duluan." Kata Risa beranjak dari tempatnya.

"Ehh Ris, Lo mau kemana? Buru-buru amat!" Tanya Biangka. Namun Risa tidak menjawab dan terus melangkah kakinya. Keluar kelas. "Tuh anak kenapa sih?" Kesal Biangka

"Mungkin Risa ada urusan penting." Jawab Keyla

Sesampainya di parkiran Elina hanya melihat Dewa, Alvin dan Kevin. Di mana bara dan Cakra? Pikirnya dan langsung menghampiri mereka. Dan bertanya di mana Bara dan Cakra.

"Mereka ada urusan penting El." Jawab Kevin. Elina hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

"Kalau begitu gue duluan." Pamit Elina. Namun Seseorang menahan pergelangan tangannya.

"Mau kita antar?" Tawar Kevin namun gadis itu mengeleng

"Nggak, perlu gue bisa pulang sendiri." Jawabnya dan langsung meninggalkan mereka. Dari kejauhan Risa mengepalkan tangannya, dan berjalan menuju kearah mobilnya.

Di halte Elina sedang menunggu Taksi yang telah ia pesan. Dan terus menatap ponselnya. Berharap seseorang menghubunginya, namun nihil tidak ada pesan ataupun jawaban. Membuat ia tersenyum tipis

"El, ayo masuk," ucap Risa. Tampa berpikir lama ia langsung menuju mobil tersebut dan masuk ke dalam. Risa pun mengendarai mobilnya meninggalkan tempat tersebut

"Padahal gue, udah pesan Taksi Lo, Ris." Beritahu Elina. Sambil menatap ponselnya

"Ya udah, Lo tinggal cancel, apa susahnya." Jawabnya. Elina memutar bola matanya. Dan kembali menatap pemandangan kota Jakarta

"Emangnya Bara nggak ngasih kabar?" Tanya Risa. Elina hanya menggelengkan kepalanya "Lo ada masalah?" Tanya Risa lagi

"Nggak ada kok." Jawabnya. "Lo nggak mampir?" Tanya Elina setelah Risa memarkirkan mobilnya di depan mansion, Risa berfikir sejenak dan kemudian mengangguk

Elina memasuki mansion tersebut dan menyuruh Bi Alice menyiapkan minuman dan cemilan untuk Risa.

"Gila, ini mansion apa istana?" Kagum Risa menatap seluruh mansion tersebut Elina hanya tersenyum Tipis. Dan tidak lama beberapa maid datang membawakan cemilan dan minuman.

"Silahkan di minum Nona." Kata Bi Alice. Risa hanya tersenyum dan mengangguk

"Terimakasih Bi."

"Sama-sama Non, bibi pamit ke belakang." Risa dan Elina mengganguk. Setelah kepergian Bi Alice. Mereka mengobrol, sesekali tertawa.

Bara dan Cakra menatap datar gadis di depan mereka, gadis tersebut terus menunduk enggan untuk menatap mereka berdua.

"K-kenapa kalian menatap ku seperti itu?" Tanya gadis tersebut. Cakra menghela nafas dan mengelus rambut gadis tersebut. Gadis tersebut menatap Cakra dan langsung memeluknya.

"Hikssss m-maaf.." cicitnya di pelukan Cakra.

"Tidak apa-apa." Bara berjalan menuju Bram dan Arya yang sedang duduk di sofa yang memang tersedia di ruang tersebut

"Bagaimana?" Tanya Arya.

"Sesuai rencana." Jawabnya. Arya menepuk pundak menantunya dan tersenyum

"Terima kasih nak, saya akan pastikan Elina akan tetap Aman." Bara hanya diam. Tasya menghampiri Bara dan tersenyum manis namun Bara hanya menatapnya dengan datar.

🌱🌱🌱

Plakkkkk

Dewa menatap Risa dengan tatapan terkejut. Gadis itu menamparnya lagi. Yah setelah pulang dari ke kediaman Elina. Risa langsung menghampiri Dewa yang telah menunggunya.

"Risa Lo apa-apaan?" Tanya Dewa. Gadis tersebut tekekek.

"Vania udah cerita semuanya ke gue, tentang rencana kalian." Beritahu Risa. Dewa sedikit terkejut apa Risa tahu semuanya?

"Lo tahu semuanya?" Risa mengangguk dan tersenyum tipis. "Semua ini demi kebaikannya Elina."

"Kebaikannya? Hahaha. Kebaikan yang Lo maksud itu justru akan membuatnya terluka."

"Tidak ada cara lain Ris. Lo harus mengerti."

"Tapi nggak dengan cara itu sialan." Marah Risa. Dewa Hanya diam "gue nggak akan biarkan sahabat gue, menderita. Beritahu tahu sahabat Lo itu. Untuk tidak menyakiti perasaan istrinya." Setelah mengatakan itu Risa meningkatkan Dewa.

"Lo nggak tahu. Ris bahaya apa yang saat ini mengincar nyawa Elina, andai Lo tahu? Mungkin Lo akan mengerti." Batin Dewa.

"Untuk sementara ini, Tasya akan tinggal bersama saya." Kata Arya

"NO!!! Aku akan tinggal di apartemen, lagi pula aku tidak ingin menyusahkan uncle maupun Aunty Diana."

"Tidak bisa Tasya, kau akan tinggal bersama kami. Ini semua demi kebaikanmu."

"Tapi u-unc"

"Jangan menambah masalah." Kata Bara menatap Tasya dengan tajam. Membuat gadis itu mengangguk dan menyetujuinya

"Baiklah kalau begitu, sebagainya kalian pulang." Cakra dan Bara mengangguk dan keluar dari ruangan tersebut

"Jangan mencoba melewati batas mu Tasya." Peringat Bram. dan beranjak keluar

"Ayo, Diana sudah menanti kedatangan mu." Ajak Arya. Tasya hanya mengangguk dan mengikutinya dari belakang

"Semuanya akan baik-baik saja." Kata Cakra menepuk pundak sahabatnya itu. Bara hanya diam. Dan melajukan motornya meninggalkan mereka Tasya menatap kepergian Bara dengan tatapan sendunya

🌹🌹🌹🌹

👉Segini dulu ya jangan lupa Vote dan komen👈

ELBARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang