kekhawatiran Bara

25 3 0
                                    

Annyeong!!!!! Kembali lagi dengan cerita Bara and Elina 👉jangan lupa Vote dan komen 👈
-
-
Selamat membaca
Maaf kalau penulisan ada yang salah
🌱Penulis pemula 🌱

-
-
-
Elina saat ini sedang menyiapkan makan malam di bantu para maid dan Bj Alice, 1 jam sudah ia berada di dapur senyum manis terbit di bibirnya menatap hasil masakannya.

"Bi Tolong kalian siapakan makan ini di atas meja." Bi Alice mengganguk. Setelah mengatakan Elina langsung menuju ke lantai dua. Untuk membersihkan dirinya

Sementara itu Bara dan lainnya kini sudah berada di markas. Ia beranjak dari tempatnya menuju ke lantai dua di mana terletak kamarnya.

Ceklekk

"Gue harus bagaimana? Di satu sisi gue melakukan ini semua ini demi kebaikannya, sementara itu di sisi lain gue takut dia ninggalin gue lagi." Lirik Bara dengan tatapan sendunya. Saat Cakra memasuki kamarnya

"Lo harus bisa Bar, demi keselamatannya." Cakra menepuk pundak sahabatnya memberi kekuatan "suatu saat nanti Elina pasti akan, mengerti alasan mengapa Lo melakukan semua ini."

"Kita semua ada bersama Lo Bar, soal Elina gue, Alvin dan Dewa yang menjagahnya. Kalian berdua fokus saja. Dengan rencana yang telah kita bahas." Kata Kevin memasuki kamar tersebut. Mendapatkan anggukan kepala dari Dewa dan Alvin

"Sebaiknya Lo balik. Elina pasti sudah nunggu Lo sejak tadi." Bara menatap jam dan benar saja sekarang sudah hampir larut malam dan ia masih berada di sini. Segera mungkin ia langsung berjalan ke luar

"Bos, ada yang ingin gue katakan." Beritahu Dewa menatap Cakra dengan serius. Setelah kepergian Bara

"Vania sudah memberi tahu gue. Tentang Risa." Kata Cakra seakan tahu apa yang dewa ingin katakan

"Gue harus bagaimana? Risa nggak akan tinggal diam, saat dia tahu samua ini."

"Lo sudah menjelaskan alasan mengapa kita melakukan ini?" Tanya Alvin. Dewa berjalan dan duduk di salah satu sofa.

"Gue sudah menjelaskannya, tapi tetap saja dia tidak setuju. Katanya keputusan yang kita ambil ini salah." Beritahunya mengingat perkataan Risa Beberapa jam yang lalu

"Kita harus menemui Risa. Sekarang juga." Kata Cakra. Keluar dari kamar tersebut di susul mereka

Bara mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tampa ia sadari seseorang mengikuti dari belakang. 30 menit kemudian ia sampai di mansion miliknya

"Apa nggak ada celah buat gue. Ada di hati Lo Bar." Batin Tasya dengan tatapan sendunya. "Gue sangat mencintai Lo Bar, sejak dulu."

👉Flashback 👈

"Kembalikan ini punya Asya." Teriak seorang bocah perempuan berumur 5 tahun. Saat Bonekanya di rebut Bocak laki-laki berumur 7 tahun

"Asya. Boneka ini jelek." Kata Dewa. "Lebih baik di buang. Terus beli yang baru."

"Nggak." Teriaknya "nggak ada yang boleh buang boneka Asya." Tasya Terus berusaha mengambil bonekanya di tangan Dewa

"Bonekanya jelek Tas."

"Nama aku Tasya bukan Tas."

"Ck, iya-iya Tasya." Pasrah Dewa

"Sekarang kembalikan Boneka Asya, atau tidak Asya bilang mama dan Aunty."

ELBARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang