Black Moon dan Raider

16 2 0
                                    

Vote and komen

Selamat membaca


"Bagaimana apa kalian sudah menemukan mereka?" Tanya Bram menatap Anak buahnya.

"Maafkan kami tuan, kami belum bisa menemukan keberadaan mereka." Jawab seorang pria menundukkan kepalanya

"Tetap cari mereka sampai ketemu."

"Baik Tuan kami permisi." Bram hanya mengangguk.

"Dimana kalian, 2 hari lagi adalah ulang tahunnya. Saya berharap kalian baik-baik saja" Batinnya menatap foto Elina

Sementara itu Elina terus saja menatap ponselnya berharap kedua orang tuanya. Menghubunginya.

Tingg

Senyum terbit di bibirnya, menatap pesan yang di kirimkan Diana. Seketika rasa khawatir hilang saat ini juga. Setelah mendapatkan pesan dari orang tuanya.

"Kenapa perasaan gue tetap saja tidak enak."

Brummm brummm brummm

Elina menatap Bara yang baru saja memasuki Halaman Mansion. Ia menatap senduh kearah Bara.

"Apa yang membuat Lo seperti ini Bar, gue pikir itu cuman perasaan gue saja. Tapi ternyata setelah apa yang gue lihat. Ternyata semuanya salah." Batinnya dengan tatapan senduh,

"Gue suka sama dia."

"Alasannya?" Kenan hanya diam menatap lurus ke depan. Ia menghela nafasnya

"Lo tahukan Dia milik siapa?" tanya Aurel, Kenan hanya mengangguk

"Gue tahu Rel." Aurel mengangguk dan menepuk pundak kakaknya itu

Elina menatap Bara dengan senyum manisnya, namun Bara hanya menatapnya dengan tatapan Datar

"Lo mau makan apa? Biar gue siapkan?" Tanya Elina berjalan di samping Bara

"Nggak perlu." Jawabnya berjalan memasuki kamar, Elina menatap senduh kepergian Bara. Lagi-lagi ia mendapatkan penolakan.

Sementara itu Tasya menatap kesal kepada seorang yang ada di hadapannya,

"Kamu ngapain ke sini?" Tanya Tasya menatap pria tersebut

"Kenapa?"

"Ckk kalau ada yang melihat Lo bagaimana?"

"Nggak akan ada." Jawabnya, Tasya berjalan menuju Dapur. Disusul pria tersebut

"Apa rencana Lo selanjutnya?" Tanya pria tersebut

"Membuat Elina menderita, serta memberikan kejutan serta hadiah yang tidak akan pernah ia lupakan. di hari spesialnya" Jawab Tasya dengan senyum manisnya

"Kau sangat licik." Tasya hanya terkekeh mendengarnya

"Dan kau sangat munafik."

Elina memarkirkan mobilnya di parkiran School Dewangga, lagi-lagi ia harus melihat Bara dan Tasya.

"Selamat pagi Elina." Sapa Dewa dengan senyum manisnya, saat Elina keluar dari mobil

"Pagi." Jawabnya "gue duluan." Pamitnya meninggalkan parkiran

Plakkk

ELBARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang