mulai berubah

19 3 0
                                    

Annyeong!!!!! Kembali lagi dengan cerita Bara and Elina 👉jangan lupa Vote dan komen 👈
-
-
Selamat membaca
Maaf kalau penulisan ada yang salah
🌱Penulis pemula 🌱

-
-
-

"Cakra, a-aku n-nggak ber-maksud membentak Elina." Sejak kejadian di kantin tadi di mana Vania membentak Elina untuk pertama kalinya membuat ia merasa bersalah

"Aku tahu kok. Kamu melakukan ini semua pasti ada alasannya." Ucap Cakra menenangkan Vania yang sedang menangis

"Aku takut Elina terluka."

"Lo tenang aja Van, Elina pasti ngerti kok." Kata Kevin. Vania hanya mengangguk dalam pelukan Cakra

"Hikssss m-maaf El, gue nggak bermaksud seperti itu. Gue melakukan ini semua karena terpaksa." Batin Vania

Sementara itu Bara masih berada di taman belakang sekolah. Keadaannya begitu kacau dan berantakan, tatapannya begitu kosong. Hingga seseorang menepuk pundaknya

"Pergi."

"Bara maaf." Ucap Tasya. Bara hanya diam ia mengepalkan tangannya. Tampa mengatakan apa pun ia meninggal Tasya. Gadis tersebut meneteskan air matanya menatap kepergian Bara

"Kenapa Bara. Sedikit seja. Lo liat gue, kenapa perasaan ini harus ada." Batinnya ia menatap langit dan tersenyum tipis

"Kenapa semua ini harus terjadi. Di mana letak kebahagiaan ku tuhannnn" Teriak Tasya begitu pilu

Sementara itu seseorang menatap Tasya dan tersenyum tipis.

Risa mengendarai mobilnya. Hanya ada keheningan di dalam mobil. Elina menatap ke luar kaca mobil.

"Nggak usah di pikirkan El." Ucap Risa menatap Elina

"Gue nggak sengaja Ris." Lirih Elina

"Gue tahu kok." Risa memarkirkan mobilnya di depan rumahnya "Lo di sini aja dulu. Kalau di rumah yang ada Lo kesepian." Ucap Risa mengajak Elina memasuki rumah gadis tersebut

Bara mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Sesampainya di mansion ia langsung saja menghampiri bi Alice yang sedang membersihkan ruang tamu

"Bi apa Elina sudah pulang?" Tanya Bara

"Belum Den. Non Elina belum pulang." Jawab Bi Alice. Mendengar hal itu ia langsung saja menghubungi nomor Elina namun nomor tersebut tidak aktif

"Lo di mana El." Batin Bara menatap ponselnya

1 Minggu telah berlalu semenjak kejadian di kantin. Vania selalu menghindari Elina. dan hal itu membuat Biangka dan Keyla merasa ada perubahan dari sikap Vania.

Pagi ini Elina harus melihat kedatangan Bara bersama Tasya. Semenjak pertengkaran itu Sikap Bara mulai berubah terhadap

"Nggak usah di liat El." Bisik Risa. Elina hanya tersenyum tipis dan berjalan menuju ke kelas

"Hai." Sapa Aurel kepada Tasya. Gadis tersebut menatap Aurel dengan tatapan tak suka

"Gue pikir Lo udah keluar dari sekolah ini." Aurel tersenyum tipis.

"Gue nggak nyangka yah. Lo bakal senekat ini."

"Mau Lo apa?" Tanya Tasya menatap Aurel

"Kehancuran Lo." Bisik Aurel

"Gue nggak semua itu di taklukkan."

"Oh ya. Gue punya sesuatu untuk Lo. Lihat ini." Aurel memperlihatkan sebuah video. Membuat Tasya mengepalkan tangannya

"Lo dapat dari mana Vidio itu."

"Lo nggak perlu tahu. Yang jelas rahasia terbesar lo ada di tangan gue."

"Lo jangan coba-coba mengancam gue. Dan gue nggak akan pernah takut dengan ancaman Lo." Aurel tertawa mendengar ucapan Tasya

"Kita lihat aja nanti." Setelah itu Aurel meninggalkan Tasya. Gadis tersebut mengepalkan tangannya

"Nggak Vidio itu harus gue ambil."

👉Roftopp👈

"Gue merasa. Semakin ke sini masalah terus datang Tampa henti." Ucap Dewa

"Bahkan sekarang, hubungan Elina dan Vania mulai renggang."

"Bar, Lo nggak ada cara lain?" Bara hanya menggelengkan kepalanya.

"Kita harus mencari bukti itu. Dengan begitu semuanya akan jelas." Ucap Cakra

"Cakra. Dimas ngajak kita balapan malam ini." Beritahu kevin.

"Gue yang akan turun tangan malam ini." Ucap Bara. Di setujui oleh mereka

••••••

Malam ini Bara, Cakra dan inti Black Moon. Sedang menunggu kedatangan seseorang. Tidak lama setelah itu beberapa motor menghampiri mereka. Dimas menatap Bara dengan tatapan kebencian

"Malam ini. Gue yang bakal menang." Bara hanya menampilkan senyum smirk nya

"Jangan mimpi." Setelah itu ia mengendarai motornya menuju garis start. Di susul oleh Dimas

Brummm brummm brummm

Seorang gadis berjalan di tengah mereka membawa bendera

3

2

1

"Mulai!!!!!!!!!!!."

Bara mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Di sampingnya ada Dimas. Tampa berfikir panjang Dimas langsung saja menendang motor Bara. Untung saja Bara bisa nahannya agar tidak terjatuh

"Ckk sialan." Umpatnya. Langsung saja ia menambah kecepatan motor sehingga malam ini Bara memenangkan Balapan tersebut.

"Gue sudah bilang bukan. Lo nggak akan bisa memang." Ledek Dewa saat Dimas memasuki garis finis

"Sahabat Lo. Pasti main curang." Ucap Danu. Menunjuk Bara

"Lo yakin?" Tanya Kevin "bukannya ketua Lo yang main curang." Danu hanya diam mendengar ucapan Kevin

"Cabut." Ucap Cakra. Dimas mengepalkan tangannya dan membanting helemnya

Sementara itu Elina menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 23.05 Sesekali ia menatap ponselnya.

Brummm brummm brummm

Suara motor sport milik Bara. Memasuki halaman mansion. Segera Elina membukakan pintu tersebut. Dapat ia lihat Bara yang baru saja pulang

"Bar, Lo habis dari mana?" Tanya Elina. Bara hanya diam ia terus berjalan menuju lantai dua di mana kamarnya berada

"Bara!!! Lo belum jawab pertanyaan gue."

"Lo bisa diam nggak. Gue capek." Ucap Bara menaikkan nada bicaranya. Elina terdiam mendengarkan bentakan Bara

"Ada apa dengan Lo Bar. Apa yang buat Lo berubah seperti ini?" Batin Elina Tampa sadar air matanya menetes segera ia mengusapnya

"Maaf, gue cuman khawatir sama Lo Bar." Lirih Elina. Tampa mengatakan apapun ia langsung saja berjalan menuju kamar mandi meninggalkan Elina

"Maaf El gue terpaksa. Ini semua demi kebaikan kita." Batin Bara menatap dirinya di cermin. Hatinya begitu sakit melihat air mata yang mengalir di mata Elina

Elina berjalan menuju kasurnya. Ia menatap pintu kamar mandi menunggu Bara keluar. 30 menit telah berlalu Perlahan Elina membaringkan tubuhnya dan menutup matanya.

Bara yang baru saja membersikan dirinya keluar dari kamar mandi. ia melihat Elina yang sudah tertidur pulas. Perlahan ia Menghampiri gadis tersebut dan mengusap kepalanya

"Maaf El. Gue nggak bermaksud untuk melakukan ini." Lirih Bara setelah itu ia mengecup kening Elina

"Good night, mimpi yang indah."

ELBARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang