Alarm tanda bahaya berdering di atas kepalaku.
Membuatku pusing tak karuan mengetahui fakta memalukan tentang keadaanku saat ini.
Bangun tidur masih berada di atas sofa dalam ruang kerja Jeff, menjadi kondisi awal situasi menegangkan ini terjadi.
Namun permasalahan yang sebenarnya, bukanlah terletak pada jarum jam yang menunjukkan pukul 5 sore yang membuatku terbelalak lebar akibat tertidur hampir 10 jam lebih itu. Bukan pula aku yang ditinggalkan sendirian tertidur lelap tanpa ada Jeff yang menemani.
Masalah yang ada lebih dari itu semua.
Aku tidak akan setakut dan sepusing ini hingga rasanya mau menjerit mencurahkan kekesalan yang ada, jika Jeff ada dihadapanku dan menjelaskan mengapa aku terbangun dengan keadaan telanjang bulat tanpa satupun pakaian yang melekat pada tubuhku saat ini.
Masalahnya...
Tolong catat. Aku telanjang bulat. Hanya berbalut selimut berwarna hitam yang entah berasal dari mana. Sendirian didalam ruangan megah milik Jeff sialan menyebalkan itu.
Sementara tubuhku terasa kaku dan memar di beberapa bagiannya. Aku bahkan meringis akibat rasa sakit di pusat tubuhku hanya karena bergerak beberapa inci saja.
Apa yang telah terjadi hingga keadaanku begitu mengenaskan seperti ini?
Air mata menggenang dan membasahi pipiku. Terisak perlahan menahan rasa perih dengan kenyataan yang ada.
Kemungkinan besar dan hanya dialah pelaku yang bisa disalahkan atas insiden menjijikan yang terjadi padaku saat ini.
Jeff... Memaksakan kehendaknya untuk berhubungan denganku.
Ya, seseorang yang mengaku sebagai suamiku itulah yang telah memperkosa diriku hingga rasa trauma mendalam kurasakan jauh di lubuk hatiku.
"Jeff, kau bajingan." Desisku penuh amarah.
Pintu terbuka. Memunculkan sosok lelaki bajingan dengan wajah datarnya yang memuakkan.
"Sudah bangun?" Tak tersirat sama sekali ekspresi terkejut atas keadaanku yang cukup mengenaskan saat ini. Lelaki itu lantas berjalan santai menuju tempatku berada.
"Pergi kau bedebah sialan!" Teriakku menggema menunjuk Jeff dengan telunjukku tepat di depan wajahnya.
Seolah sudah dapat menangkap reaksi penuh amarah dariku, Jeff hanya menaikkan sebelah alisnya menanggapi responku yang hampir gila dengan hanya melihat wajah memuakkannya itu.
"Apa yang kau lakukan pada tubuhku, sialan?! Tidak. Obat apa yang kau berikan padaku, sehingga membuatku jatuh tak sadarkan diri dan berakhir menjadi korban pemerkosaan seperti ini?!"
Berteriak dan menjerit keras adalah satu-satunya yang bisa kulakukan. Mencurahkan kesengsaraan yang terjadi pada diriku dengan segala perasaan kecewa yang melingkupi diri.
Jeff terkekeh keras dengan sorot mata tajam menatapku.
Iblis! Apa lelaki ini tengah menertawakan keadaanku yang hampir gila mendapatkan perlakuan buruk darinya?
"Itu hukuman untukmu, kitten. Sudah pernah kukatakan padamu, untuk jangan pernah melakukan sesuatu tindakan yang tidak kusukai. Namun kau melanggarnya."
Deg!
Tindakan yang kulakukan dan melanggar perintahnya hanyalah satu.
Jangan katakan...
Kumohon tidak?!
Jeff tertawa. Kali ini sangat keras hingga membuat bulu kudukku merinding seketika. Sorot matanya bengis menatapku penuh arti. Seolah kecewa dan hancur dengan perbuatanku yang tak mempercayainya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Istri Mafia
RomanceHazel pikir, hal pertama yang dilihatnya kala membuka mata adalah pangeran yang menyambut kedatangannya di surga. Menjadi gadis baik dan penurut dengan masa lalu bersama keluarga keji membuat Hazel yakin ia akan diterima di surga setelah kematian me...