28 | Black Possessive

1.4K 137 12
                                    

Hari berganti hari. Tak terasa sudah satu minggu lamanya aku berada di tempat ini. Terhitung sudah tujuh hari berlalu semenjak insiden kala itu. Dimana aku yang melarikan diri dari tempat mengerikan milik iblis mematikan yang sialnya mengaku-ngaku menjadi suamiku itu.

Selama waktu bebasku ini, aku berada di mansion megah milik William yang terletak di pusat kota Las Vegas, dengan segala kemewahan dan kebebasan yang selama ini aku inginkan.

Memang benar kata orang, jika bahagia, maka waktu akan terasa cepat sekali berlalu. Itulah yang aku rasakan selama berada di tempat ini.

William memperlakukanku selayaknya tamu agung di rumahnya. Bahkan aku merasa menjadi seperti adik kecil bagi William yang begitu diperhatikan segala kebutuhannya selama menumpang di tempat ini.

Kamar yang lelaki itu sediakan untukku, luasnya bahkan hampir mirip seperti kamar penjaraku di mansion iblis menyeramkan itu. Bedanya, di tempat ini semua pintu tak ada yang di kunci sama sekali. Aku bebas berkeliaran dimanapun yang aku inginkan. Asalkan membawa salah satu pengawal yang William tugaskan untuk menjagaku.

Aku bahkan sempat lupa diri. Tak kunjung juga merancang untuk menyusun rencana balas budi pada William atas semua kebaikan yang telah lelaki itu berikan padaku.

Terlebih, aku bahkan belum sama sekali memikirkan perihal langkah kehidupanku selanjutnya. Semua karena kenyamanan yang William berikan, terlalu menghanyutkan diriku yang terlena begitu saja.

"William, apa kau ada waktu sebentar? Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan padamu." Ujarku memecah kesunyian di atas meja makan.

William nampak menghentikan gerakan makannya. Menatapku dengan seksama dan mengarahkan seluruh perhatiannya padaku.

Seketika kedua pipiku memanas begitu saja. Tersanjung dengan perlakuan manis William yang begitu menghormatiku. Perlakuan kecil dari William yang terasa begitu menusuk sudut perasaanku dengan begitu mudahnya.

"Apa yang mau kau bicarakan padaku, Hazel?"

"Aku mau mengucapkan terima kasih banyak atas semua bantuan yang telah kau berikan padaku selama ini. Dengan membantuku melarikan diri dari Jeff, itu adalah tindakan paling berharga bagiku. Katakan saja, apa yang bisa ku lakukan untuk membalas jasamu itu, William?"

Lelaki itu terlihat terkejut mendengar ucapanku. Lantas ia tersenyum menampilkan sederet gigi putih rapinya, "aku tak membutuhkan apapun darimu, Hazel. Yang terpenting kau bahagia disini, sudah cukup untukku."

Ah, lihatlah lelaki ini. Mulutnya begitu manis, bahkan merambat sampai ke ulu hatiku yang terdalam.

"Begini. Aku tak bisa terus menerus berdiam diri disini, bagaikan seorang putri dengan menerima segala kemewahan yang ada. Aku tak mau merepotkan mu terus menerus, William."

Ucapanku sepertinya hanya dianggap angin lalu oleh lelaki itu. Ia hanya terkekeh menanggapi ucapan seriusku. Seraya berkata, "aku sama sekali tak merasa di repotkan oleh kehadiranmu, Hazel. Justru aku bahagia berada di dekatmu."

Perkataan itu diucapkan dengan nada rendah yang begitu dingin. Namun entah mengapa sanggup membuat perasaanku tergelitik mesra. Takut jika sewaktu-waktu aku justru malah akan jatuh hati pada lelaki dihadapanku ini. Sebab perlakuan dan perkataannya padaku selalu manis, serta membuatku merasa nyaman di dekatnya.

"Begini saja, William. Izinkan aku membantu pekerjaanmu. Kau tahu aku adalah seseorang yang cerdas dan mudah belajar. Aku bisa membantu segala jenis pekerjaanmu itu agar lebih mudah dan efisien."

William seketika tersedak kala mendengar tawaranku padanya. Hei, memangnya apa yang salah?

"Membantu pekerjaanku? Tidak, Hazel. Aku tidak butuh bantuanmu sama sekali."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Transmigrasi Istri MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang