27 | Escape

3K 174 36
                                    

Langkah kaki Jeff memasuki sebuah ruangan di salah satu rumah sakit terbesar di kota itu.

Ruangan mewah yang dipenuhi dengan berbagai alat kesehatan itu hanya di isi oleh sebuah ranjang besar. Disana terbaring perempuan yang masih kehilangan kesadarannya akibat luka tembak yang ia dapatkan kemarin.

"Jalang menjijikkan," ujar Jeff seraya memandang perempuan dihadapannya sinis. "Sial sekali. Adikku begitu mencintai perempuan tak tahu diri sepertimu."

Seringai tipis menjalar di wajah Jeff. Memindai tubuh Zelda yang saat ini terlihat lemah berada dihadapannya.

"Hukuman apa yang cocok diberikan pada wanita jalang sialan yang menjijikkan sepertimu?" Gertakan gigi Jeff terdengar bergemelatuk keras. Seolah tengah meredam gejolak amarah dalam dirinya.

"Bagaimana jika aku membunuhmu? Ck, tidak bisa. Hukumanmu harus lebih dari hanya sekedar mati, sialan. Kau sudah melewati batas dengan membuat wanitaku pergi dari cengkramanku."

Suara Jeff mengalun keras terdengar menyeramkan. Sepertinya lelaki itu benar-benar menyimpan dendam besar pada perempuan dihadapannya.

"Adikku memang sepertinya harus operasi selaput mata. Dia buta karena sudah jatuh cinta dengan perempuan sepertimu."

Langkah Jeff mendekat. Lelaki itu memegang tangan Zelda setengah mencengkram. Mengangkatnya ke atas lalu menghempaskan begitu saja.

"Tangan ini yang sudah menjadikan Hazel pergi dari hidupku. Sebaiknya ku apakan tangan tidak berguna ini?" Ujarnya bermonolog.

Jeff mengeluarkan sebilah pisau dari saku celananya. Mengangkatnya ke atas dan seketika menusuk tepak di lengan kiri Zelda. Darah seketika keluar begitu deras. Mengucur seolah air yang baru saja keluar dari sumbatannya.

Kedua mata Zelda terbuka otomatis. Ketidaksadaran menguap hilang. Tergantikan oleh rasa sakit yang menusuk seluruh tubuhnya.

"J-jeff?" Suara Zelda bergetar takut. Perempuan itu seketika tersadar dari tidur panjangnya.

Rasa sakit yang sebelumnya perempuan itu rasakan, menghilang seketika. Ketakutannya terasa dua kali lipat lebih besar dari pada sebelumnya, hanya karena melihat tatapan tajam ang di arahkan Jeff padanya.

"Sekali jalang, selamanya kau akan tetap menjadi jalang."

Ujaran penuh kebencian Jeff arahkan padanya. Zelda yang sejatinya memang jatuh cinta pada lelaki itu, tentu saja merasakan sakit yang begitu mendalam pada perasaannya.

Egonya sebagai perempuan jelas merasa tersakiti. Sejauh apapun yang Zelda lakukan demi memperbaiki dirinya agar menjadi layak dihadapan Jeff, sama sekali tak pernah terlihat bagi lelaki itu.

"Jeff, tolong sekali saja. Lihatlah diriku. A-aku begitu mencintaimu." Ucap Zelda dengan tangis sesenggukan di wajahnya.

"Cih, aku tak akan pernah sudi untuk menerima perasaanmu, jalang. Enyah saja kau dari hadapanku."

Dengan berakhirnya ucapan Jeff, lelaki itu sekali lagi memberikan tusukan pisau pada tubuh Zelda. Kali ini tepat menusuk pada dada kiri Zelda.

Perempuan itu menganga lebar mendapat serangan bertubi-tubi dari Jeff. Tak ada yang bisa Zelda lakukan selain menangis dan meratapi nasibnya yang akan tewas di tangan sang pujaan hati.

"J-jeff, tolong... Jangan bunuh aku," ucapnya lirih kehilangan suara.

"Sebenarnya aku ingin mengirimmu ke neraka detik ini juga, jalang. Namun, sepertinya ada sosok lain yang mengharapkan kehadiranmu. Walau dia tahu, kau sama sekali tak berguna bagi dirinya. Adik sialanku yang sayangnya begitu tergila-gila pada jalang sepertimu."

Transmigrasi Istri MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang