William tertawa keras. Sungguh nyaring hingga membuat seluruh pasang mata di tempat ini terbelalak lebar dengan segala ekspresi yang beragam.
Bingung, takut, dan waspada.
Hazel masih setia berdiri di posisi sebelumnya. Berada di tengah antara William dan Jhon serta Zelda.
Mudah bagi Hazel untuk melangkah pergi menuju William yang menawarkan segala bala bantuan itu padanya. Namun di sisi lain, Hazel pun merasa takut dengan ancaman Jhon perihal perintah Jeff yang pasti berisi hukuman, jika ia berani berbuat melebihi batas.
Hazel menelan ludahnya susah payah. Kesempatan tidak datang dua kali, pikirnya.
Apa yang harus Hazel pilih?
Menerima uluran tangan William untuk kabur dari tempat ini dengan akibat buruknya yaitu gagal dan mendapat hukuman menyakitkan dari Jeff.
Atau...
Tetap berada di mansion terkutuk ini dan menerima takdir buruk bernama Jefferson yang akan menanti dirinya kembali dengan tangan terbuka penuh ancaman menyakitkan akan hidupnya yang penuh kebohongan.
Dua-duanya memiliki konsekuensi masing-masing yang sangatlah menyakitkan untuk dapat diterima.
Netra Hazel berpendar penuh kekhawatiran. Antara uluran tangan William ataukah Jhon yang sudah bersiap dengan pistol di tangannya itu.
Apa yang harus kulakukan? Ujar Hazel dalam hati.
_____Hanya dalam sepersekian detik saja, tiba-tiba Hazel sudah melangkahkan kaki penuh hentakan pergi setengah berlari menuju ke arah William berada.
Sementara William dengan sigap menerima tangan kecil Hazel dalam genggamannya dan menyembunyikan tubuh perempuan itu dalam dekapan. Mengukung tubuh Hazel dari hujan tembakan yang Jhon layangkan padanya.
Adik kandung Jeff itu tak main-main dengan ucapannya. Ia benar-benar berniat membunuh William yang telah berani bersikap licik dengan hendak menculik istri dari pemimpin klan mafia milik sang kakak.
Tak sama sekali peduli dengan fakta bahwa bisa saja peluru miliknya menembus tubuh mulus Hazel. Tak apa pikirnya, jika dengan tertembaknya Hazel bisa membuat perempuan itu tak jadi melangkah pergi kepada William. Bisa gila sang kakak nanti, jika pulang dari luar kota dan menemukan sang istri yang ternyata hilang dari genggamannya.
"Akhhh, sial!" Gumam William yang ternyata menerima satu tembakan Jhon. Bersarang tepat di pundak kiri lelaki itu yang berbalut jas dan kemeja hitam. Darah segar mengucur dari kulit daging yang tertembak itu.
"William, are you okay?" Tanya Hazel penuh kekhawatiran. Perempuan itu melangkah mendekat. Menilik darah segar yang mengucur deras dari tubuh lelaki dihadapannya itu.
"Aku baik-baik saja. Lebih baik kita berlari lebih cepat lagi, pergi dari tempat ini, sebelum anak buah Jeff menyadari perbuatan kita."
Ucapan William dengan cepat ditangkap oleh Hazel. Lantas keduanya melangkah menjauh dari serangan Jhon yang nampak semakin menggila.
"Kau memilih pilihan yang salah, Hazel." Desis Jhon penuh ketegangan melihat sang kakak ipar yang terang-terangan tengah melangkah pergi dari jangkauannya itu. "Bersiaplah menerima hukuman dari Jeff yang lebih brutal dari sebelumnya. Bisa saja kau tidak akan bisa lagi berjalan dan keluar kamar satu bulan lamanya setelah ini."
Lantas Jhon dengan sigap berlari hendak mengejar Hazel dan William. Tak lupa, ia juga mengerahkan seluruh anak buahnya untuk menutup seluruh gerbang mansion dan memerintahkan mereka untuk menyergap Hazel serta melumpuhkan William. Bagaimanapun caranya. Karena jika sampai Hazel berhasil kabur dari tempat ini, maka nyawanya akan kembali menjadi berhadapan dengan amarah sang kakak nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Istri Mafia
RomanceHazel pikir, hal pertama yang dilihatnya kala membuka mata adalah pangeran yang menyambut kedatangannya di surga. Menjadi gadis baik dan penurut dengan masa lalu bersama keluarga keji membuat Hazel yakin ia akan diterima di surga setelah kematian me...