3 | Dilanda Nafsu 🔞

24.7K 654 12
                                    

Warning 🔞 !

Part ini mengandung adegan 18+. Mohon bijak dalam memilih bacaan.

Sebelum membaca, jangan lupa tekan bintang dan komen yaa. Biar aku semangat update part selanjutnya.

***

Aku terbangun dengan kondisi kamar yang begitu gelap. Hanya sebuah lampu tidur yang menjadi satu-satunya penerangan dalam ruangan ini.

Perasaanku sedikit runyam. Sebab tak menemukan sosok suami mafiaku di kala membuka mata. Padahal aku masih ingin mengagumi ketampanannya yang membuat hatiku berdebar kencang itu lebih lama.

Oh, Hazel sadarlah.

Tak semestinya kau bertingkah menyedihkan seperti wanita haus belaian.

Yang harus kau lakukan di kehidupan keduamu ini adalah hidup dengan damai tanpa gangguan siapapun yang mengekangmu.

Sudah cukup di kehidupan pertama, kau tunduk dibawah kuasa kedua orangtuamu.

Sekarang cukup bersenang-senang dengan kehidupan barumu, sebebas mungkin yang kau inginkan.

Dewi batinku berteriak.

Aku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi. Berendam dengan busa beraroma mawar sepertinya cocok untuk kembali merilekskan tubuh.

Kulempar pakaian tidurku ke sembarang arah. Begitu juga dengan bra dan celana dalam yang sebelumnya membalut tubuhku itu.

Masuk kedalam bathtub yang nampak menggoda dengan air hangat menyegarkan.

"Aaahhhh... Nikmat sekali hidup ini." Ujarku seraya memejamkan mata.

Cukup lama aku berendam dengan keadaan kedua mata tertutup hampir tertidur.

Tiba-tiba saja kurasakan belaian halus di sepanjang suraiku yang basah.

"Ah, apa ini?" Ucapku penuh keterkejutan. Melihat sosok suami mafiaku tengah tersenyum yang lebih mirip seringai menakutkan bagiku.

"Apa yang kau lakukan disini? A-aku sedang mandi!" Teriakku seraya menutupi tubuh polosku yang saat ini tanpa sehelai kainpun itu.

Lelaki ini terkekeh berat dengan mata yang jelalatan memandangi tubuhku. Ia mencondongkan tubuhnya, sebelum berakhir mencium kedua pipiku yang sudah bersemu merah.

"Menggemaskan," bisiknya sebelum berakhir dengan ciuman basah di keningku.

Aku terbelalak dengan tubuh menegang sempurna.

Apa ia baru saja menciumku?

Ini pertama kalinya ada lelaki yang menciumku, walau hanya di pipi dan kening. Tapi rasanya sanggup membuat jantungku melompat hebat.

"Hei, stop. Berhenti. Apa yang kau lakukan?!" Ujarku gugup.

Melihatnya yang tiba-tiba saja menelanjangi diri sendiri tepat dihadapanku, membuatku seketika berteriak kencang.

"Berhenti!"

"Aku ingin berendam bersamamu."

Bagai dilanda angin topan, kalimat yang lelaki itu ucapkan membuat tubuhku semakin dilanda kecemasan luar biasa.

Berendam bersama?

Dalam keadaan kedua tubuh yang sama-sama telanjang begitu?

Kurasa itu bukanlah ide yang bagus.

Dengan sigap aku berdiri hendak melangkah pergi. Kabur adalah cara terbaik untuk terlepas dari situasi menyebalkan ini.

Namun jeratan tangan yang menggenggam lenganku menghentikan semua gerak. Tubuhku dihempaskan begitu saja ke arah dalam air. Berakhir dengan punggungku yang menatap dada bidang lelaki kurang ajar ini.

Transmigrasi Istri MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang