***
“Amit-amit jabang bayi deh! Style berpakaianmu elek bener!” ejek Aksa menjumpai Lucian yang berpakaian bak bapak-bapak pengangguran.
Lucian mendengus kesal. Tak kuasa menahan emosi, dia lantas menaiki meja, berniat untuk menghajar Aksa yang sedari tadi mencari perkara dengannya. “Yaishhh ... bajingan sialan! Kemari kau!”
Sementara Liane mencoba melerai kedua rekannya yang selalu bertikai. Tiada hari tanpa mereka bertengkar, walaupun hanya menyangkut perkara sepele sekalipun. Sedangkan Ankoku malah bersantai di sofa, menikmati semangkuk mint choco ditemani dengan drama di pagi hari.
“Aigoo ... Lama-lama kalian berdua kubawa ke pendeta, ya? Biar nanti dinikahin. Membayangkannya saja, rasanya manis sekali pasti! Nanti pas mengucap janji suci, Aksa typo, terus Lucian ngamuk sampai memukul pendeta. Eh jamkkanman ... Bukankah dulu Lucian seorang pendeta?” gumam Ankoku bicara yang tidak-tidak.
Baik Aksa maupun Lucian tak ada yang mau mengalah. Liane mulai lelah menghadapi keduanya. Ia yang semula berdiri di antara rekan-rekannya tersebut, lekas kembali menonton televisi, menyaksikan drama korea kesukaannya yang tengah tayang.
“Biarin ajalah mereka berdua.”
Ankoku melirik sekilas sembari mengulas seringai. Kemudian, dia kembali mengamati ulang sketsa rencananya dalam melumpuhkan kelompok Javas.
Usai memastikan bahwa tak ada lagi yang kurang dari susunan alur misinya, mereka berempat memutuskan untuk pergi, dan melancarkan aksinya sesuai peran-peran yang diperoleh sewaktu pengocokan.***
Keempat orang yang bekerja sama untuk menegakkan keadilan itu, akhirnya tiba di lokasi, tempat di mana Ankoku menjumpai anak-anak di bawah umur yang dipekerjakaan.
Lucian dan Aksa turun lebih dulu dari mobil, dan bergegas masuk ke dalam untuk menghadap Javas secara langsung. Mereka berdua ditugaskan menemui sang target untuk melakukan investasi, dan akan mengambil separuh kepemilikan dari tempat tersebut.
Tak lama setelah keduanya turun, kini giliran Liane yang menjalankan perannya.
Kali ini, dia bertugas menyusup ke dalam bangunan, dan mengawasi pekerjaan yang dilakukan di tempat tersebut. Selain itu, ia akan membawa serta melindungi sejumlah anak-anak yang diculik sekaligus dipekerjakaan oleh Javas.
...
“Jadi, tempat ini sudah lama juga ya beroperasi?” timpal Lucian disertai tawa.
“Hahaha ... tidak kok! Kami baru bergerak selama 2 tahun, itu belum terhitung lama,” balas Javas turut tertawa.
“Omong-omong, kapan anda mengajak kita untuk mengelilingi tempat ini? Kita sudah menginvestasikan uang dengan jumlah yang anda inginkan, tetapi, masa kita tidak tahu-menahu sistem kerja di sini?” sahut Aksa.
Ketiganya kembali tertawa bersama usai mendengar perkataan Aksa. Selepas berbincang-bincang cukup lama, Javas membawa kedua orang itu untuk berkeliling di tempat usahanya. Rencana yang Ankoku buat, berjalan lancar. Sampai akhirnya, mereka bertiga tiba di ruangan yang dipenuhi dengan bahan-bahan yang diproduksi di tempat tersebut.
Sembari mengerjakan perannya masing-masing, tak lupa bagi mereka untuk saling berkabar dan bertukar informasi. Tujuannya, untuk mengimbau jika adanya kejadian yang tak sesuai dengan perkiraan mereka, maka, plan B ataupun plan lainnya akan diberlangsungkan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Player of Law
ActionSebuah kelompok yang diisi dengan orang-orang berkesinambungan di dunia hukum, bersatu untuk menangkap para penjahat yang berkeliaran di luar sana. Akan tetapi, metode yang mereka gunakan untuk menghadapi para target, sangat bertentangan dengan ajar...