***
Derap langkah kaki terdengar tergesa-gesa dari ujung lorong, disambut dengan sejumlah pengawal berjas hitam yang berdiri di kedua sisi pintu.
"Apakah nyonya Osella ada di dalam?" tanya Kuromi pelan.
Sesaat ia melontarkan pertanyaan, pintu ruangan pribadi ceo terbuka, disusul dengan kemunculan sang asisten pribadi Osella dari arah dalam.
"Mengapa anda masih berdiam diri di sini? Ibu sudah menunggu." Asisten pribadi itu mencengkeram tangan Kuromi, dan menariknya paksa masuk ke dalam ruangan.
Kala keduanya tiba di dalam, si asisten pribadi mendorong Kuromi hingga ia jatuh tersungkur di lantai. Tak sampai situ, semua akses keluar ditutup dengan rapat.
Kuromi beranjak bangkit, namun, baru saja ia akan berdiri, dua orang pengawal menahan tubuhnya di kedua sisi, sehingga dia tak dapat bertindak seenaknya.
"Mengapa tubuhku ditahan seperti ini? Memangnya kesalahan apa yang telah kulakukan?" teriak Korumi tak terima.
Sebuah tamparan dilayangkan, dan mendarat tepat sasaran. Detik berikutnya, Korumi merasakan pipi kanannya yang seakan terbakar, seolah disambar letupan api yang tak terlihat.
"Yaa!" Korumi refleks berteriak, dan lekas menatap ke arah pelaku yang rupanya adalah Aiko.
Aiko mengulas seringai dengan postur tubuh bersedekap. "Wae? Gak suka, ya? Jujur saja, aku takkan pernah melakukan hal seperti ini tanpa alasan."
Korumi menundukkan kepalanya sesaat sambil terkekeh. Kemudian, ia kembali menatap Aiko dengan jarak wajah yang lebih dekat.
"Apakah kau menunduhku yang tidak-tidak hanya karena kehadiranku yang membuat posisimu tergeser dalam kurun waktu seminggu?" lontar Korumi tak pandang bulu.
Emosi Aiko menggebu-gebu kala mendengar perkataan. Ia berniat melayangkan tamparan untuk kedua kalinya, namun, Osella menepis tangannya.
"Biar aku yang urus dia!" gertak Osella yang membuat Aiko tertunduk diam, dan memundurkan langkahnya.
Osella melirik tajam Korumi dari ujung rambut hingga ujung kaki dengan detail tanpa ada yang terlewatkan. Sejurus kemudian, ia memerintahkan kedua pengawalnya untuk mengecek keaslian wajah dan pipi si model baru yang diduga adalah seorang penipu.
Sewaktu pengawal akan menyentuhnya, Kuromi mengelak dengan berdalih bahwa hal tersebut merupakan sebuah pelecehan.
"Aku bisa saja menuntut kalian atas pelecehan yang kalian lakukan sekarang!" ancam Korumi, tapi, targetnya terlihat tak bergeming.
"Laporkan saja. Toh kamu juga bakal kena atas kasus penipuan," timpal Aiko memanaskan situasi.
Setelah itu, Osella membentak kedua pengawalnya lantaran mereka yang hanya berdiam diri bukannya bergegas menjalankan perintah.
Kedua pengawal tersebut kembali melanjutkan tugasnya. Meski Korumi berkali-kali memberontak, tetap saja tak menghentikan mereka dalam menjalankan perintah yang diturunkan langsung dari sang ceo.
Sementara Aiko memandangi Korumi dari kejauhan. Dirinya tak sabar melihat sosok asli Koku yang selama ini bersembunyi dibalik penyamarannya sebagai wanita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Player of Law
ActionSebuah kelompok yang diisi dengan orang-orang berkesinambungan di dunia hukum, bersatu untuk menangkap para penjahat yang berkeliaran di luar sana. Akan tetapi, metode yang mereka gunakan untuk menghadapi para target, sangat bertentangan dengan ajar...