09 - Model

8 7 4
                                    

***

Tatkala matahari mulai tumbang di ufuk barat, maka, itulah senja. Semburat senja di batas cakrawala. Dengan lihai sang surya mengucap salam dan menumpahkan sinar jingganya kepada penduduk kota yang berlalu-lalang dengan segudang aktivitasnya.

Semilir angin sejuk berdesir, menerpa surai-surai rambut cokelat panjang yang tergerai.

Derap langkah kaki, berjalan di atas rerumputan pendek yang tertanam di atas bukit. Tiga sosok manusia yang terdiri dari 2 pria dan 1 perempuan, berdiri berjejer di sebelah sang ketua.

"Apakah semuanya sudah beres?" tanya Ankoku sembari mengibaskan wig rambutnya.

"Sudah dong! Mau berangkat sekarang kah, Nona Kuromi?" timpal Lucian meledek Ankoku.

Ankoku berdecak kesal. Ia lekas melepas heel sebelah kanannya, berniat menimpuk wajah Lucian. Tetapi, Liane menghentikan aksinya, dan mengalihkan keributan itu dengan mengajak rekan-rekannya untuk bergegas menjalankan misinya.

"Aish ... Aku ingin sekali memukulnya sampai babak belur." Ankoku mengumpat sembari melangkah menuju mobilnya.

Sementara Lucian dan Aksa kembali menertawakannya lantaran melihat sikapnya yang sudah serupa dengan wanita.

"Lihatlah dia, jadi sensian!" papar Lucian.

***

Sebuah koper berbentuk kotak diletakkan di atas meja hitam persegi. Koper yang semula terkunci dengan gembok, dibuka satu per satu di hadapan sosok wanita setengah baya yang tampaknya tak sabar menyaksikan isi dari koper itu.

Setumpuk uang tertampang jelas di dalamnya. Selang setelah membukanya, Lucian lantas menyerahkan uang tersebut pada sang CEO dari suatu agensi model.

"Wah ... Kelihatannya, jumlah uang ini jauh lebih banyak dari yang Bapak janjikan, ya?" tanya Osella seraya tertawa tipis.

"Iya, memang saya sengaja melebihkan uang ini, agar Korumi bisa segera bergabung ke dalam agensi ini tanpa banyak hambatan," papar Lucian berakting dengan lancar.

"Hahaha ... Begitu ya, Pak? Padahal, tanpa Bapak melebihkan uangnya, pasti, masalah penerimaan Korumi langsung kami proses," balas Osella dengan sangat tenang.


"Iya, Bu. Sebenarnya tanpa melewati proses trainee, Kuromi bisa langsung debut kok, Bu. Korumi ini sangat pandai. Sejak kecil, dia telah mengikuti segudang pelatihan untuk menjadi model. Palingan, anda hanya perlu memberinya sedikit bimbingan lagi sebelum benar-benar debut sebagai model. Betul begitu kan, Korumi?" Lucian menoleh ke arah Ankoku yang duduk di sebelahnya.

"Wah ... Benar begitu, ya?" tutur Osella sembari mengulas senyum. Dia menatap Ankoku, lalu mendadak mencengkeram pahanya.

Mendapati perlakuan spontannya yang terbilang tak senonoh, tentu membuat Ankoku maupun Lucian terkejut bukan main. Osella yang mulanya mencengkram pahanya, kemudian mengelus-elusnya dengan lembut.

"Memang benar, dia sangat cantik," timpal Osella disertai tawa. Ankoku dan Lucian yang tadinya tegang, kini turut tertawa karenanya.

Seusai berbincang dengan sang target terkait Ankoku yang akan dimasukkan ke dalam agensinya sebagai model, kini mereka beralih. Osella mengajak keduanya berkeliling di agensinya, bertemu dengan sejumlah model dan guru pembimbing di tempat itu.

Player of Law Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang