tujuh

204 34 3
                                    

Dengan pelan, Wulan meletakkan secangkir coklat hangat di hadapan Rudi yang tengah memijat pangkal hidungnya. Dalam benaknya, mungkin masalah yang Rudi hadapi kini pastilah berat, terlihat bagaimana pundak lelaki itu meluruh, pun wajahnya yang kian kuyu.

"Terimakasih, Wulan." Perempuan itu mengangguk singkat sebelum hendak pergi namun suara milik Rudi menginterupsi.

"Duduk sini dulu, ada beberapa hal yang mau aku bicarakan ke kamu," ucap Rudi pelan menunjuk sisi kirinya yang luang. Dengan perasaan gamang, Wulan menuruti titah Rudi meski dia tak mengerti apa yang akan dibahas oleh Rudi.

"Keluarga di desa sejak dulu bergelut di pertanian?" Meski tak menyangka Rudi akan bertanya perihal keluarganya, Wulan tetap mengangguk mengiyakan pertanyaan yang Rudi ajukan. "Apa saja selain padi dan palawija?" Menyebut tanaman yang biasa ditanam sesudah panen padi.

"Pala pendem dan gumantung juga. Tapi untuk ini biasanya ditanam di ladang, bukan sawah," terang Wulan jelas.

Sedikit banyak bi Murti bercerita bila Rudi juga menggeluti usaha pertanian. Tidak mengherankan jika lelaki itu mengetahui istilah palawija, pala gumantung, juga pala pendem.

Keluarganya di desa seringkali menanam kacang-kacangan di sawah seusai panen padi dilakukan. Jagung, kacang hijau, kacang tanah, kacang panjang. Pernah juga pakdhenya menanam tembakau yang saat itu diperkirakan akan mengalami kenaikan harga.

Sedangkan ladang yang ada di belakang rumah ditumbuhi berbagai pala gumantung juga pendem. Pohon-pohon pisang berjajar di sepanjang ladang, juga pepaya yang tak kalah lebatnya. Di sebagian sisi ditanami umbi-umbian yang bila masa panen tiba Wulan bisa merangkap pekerjaannya juga.

"Berarti kamu cukup paham metode dan keluhan petani lainnya?"

Wulan mengangguk meski setelah itu menggeleng ragu. "Untuk tahu banyak pastinya tidak, karena aku kan kerjaannya bagian rumah. Masak, beberes, nyuci, sediain air, minuman, pokoknya masalah rumah itu aku semua. Tapi biasanya waktu panen tiba memang bantu-bantu. Untuk bagaimana metode dan lainnya Datuk dibantu para lelaki. Nini dan para budhe bagian memasarkan hasil panen. Karena kan gak jarang daun pepaya, daun singkong, umbi-umbian itu dijual ke pasar," terangnya panjang yang mengundang decak kagum Rudi dalam hati.

Menilik penjabaran Wulan, bisa diwajarkan bila keluarga perempuan ini dianggap terpandang. Lahan persawahan yang tidak mungkin sedikit, hasil ladang juga lainnya yang pasti membutuhkan banyak pekerja yang bisa jadi mengambil tenaga dari warga sekitar membuat keluarga Wulan semakin dianggap terpandang. Dan biasanya, orang-orang lingkup sekitar akan lebih segan memperlakukan keluarga tersebut.

"Kalau untuk sayuran, apa juga nanam?" Rudi bukannya mencoba mengulik kehidupan keluarga Wulan, hanya saja ia merasa tidak ada yang salah jika mengetahui latar belakang Wulan dari mulut perempuan itu sendiri.

"Sayuran semacam kangkung, bayam gitu ya? Ada. Ini pakdhe Ham yang nanam, anak kedua Datuk."

"Masing-masing anak berbeda kah? Eh, tunggu, Datuk memiliki berapa anak?" Saat datang menikahi Wulan, ia hanya bertemu dengan dua orang yang katanya anak pertama dan kedua Datuk. Oh, jangan lupakan ibunya Wulan yang juga anak menantu keluarga itu.

"Tiga. Almarhum bapak anak terakhir. Pakdhe Har, anak pertama Datuk garap padi, jagung, kadang tembakau. Kalau pakdhe Ham, beliau garap sayuran hijau untuk dijual ke tengkulak atau kadang salah satu anaknya langsung menjualnya ke pasar. Mas Rudi juga menanam sayuran kan?" Melihat keterkejutan di mata Rudi saat ia menanyakan hal ini, Wulan cepat-cepat mengoreksi. "Itu, bi Murti pernah cerita kalau mas garap lahan peninggalan orangtua mas."

"Iya," jawab Rudi singkat kembali dengan wajah murung yang semakin memperkuat dugaan Wulan akan masalah yang tengah Rudi hadapi saat ini.

"Apa ada masalah, mas? Maaf bukannya lancang, tapi sejak tadi mas Rudi terlihat memikirkan sesuatu yang berat," ujarnya pelan takut-takut dianggap lancang sudah mencampuri urusan Rudi.

Retas dalam HempasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang