"Orang iri emang paling bahagia kalo orang lain kena musibah."
"Gue sumpahin yang ngeshare video itu pantatnya gatelan!"
Dua kalimat dengan latar hitam Zia posting di story Instagramnya. Zia kesal sekali, gara-gara ada yang merekam momen sial saat dirinya terjatuh di taman kelas, dan video itu disebarkan begitu saja. Orang-orang yang memang iri padanya, kompak menjadikan video itu bahan candaan dan ledekan yang membuat hati Zia jadi suntuk lagi.
Malam ini Zia mematut diri, dia ingin pergi keluar untuk menghibur dirinya dengan menongkrong di kafe Sagita bersama teman-teman dekatnya. Dengan kardigan Korean look berwarna hitam, rok tutu warna putih, dan tak lupa pashmina hitam, Zia berangkat menaiki motor matic-nya dan menjemput Fiona yang katanya ingin ikut.
Fiona jarang sekali diperbolehkan pergi menongkrong. Kali ini diizinkan pasti karena nilai matematika Fiona di ujian harian kemarin hasilnya sempurna.
Sesampainya di kafe outdoor bernuansa putih hitam dengan banyak lampu bercahaya hangat itu, aroma kopi langsung menyambut indra penciuman.
Setelah memesan, Zia dan Fiona segera bergabung ke kumpulan orang-orang yang sudah menunggu mereka. Orang-orang itu adalah teman akrab Zia dan Fiona saat di SMP, namun sekarang mereka terpisah di SMA yang berbeda, bahkan ada yang pindah ke luar kota.
"Wah Fiona ikut?"
Salah satu dari tiga cowok yang ada di sana langsung membuat tos kepalan tangan dengan Fiona. "Lama banget lo gak ikut ngumpul," ujarnya.
"Iya nih, susah banget dapat izin dari Bunda Ratu. Eh gue duduk di sini, ya." Fiona hendak duduk di samping cowok berkemeja flanel warna navy itu, namun dicegah.
"Bentar," ujar cowok itu memegang tangan Fiona, lalu dengan sigap mengelap dengan tisu pada bercak-bercak air yang tersebar di sekitar tempat duduk itu. "Basah, tadi gue naro minuman punya gue di sini."
Masih sama, dada Fiona jadi berdebar gara-gara dia. Sifat perhatiannya masih sama seperti dulu, hal itulah yang membuat Fiona jatuh cinta, namun dia tak berani berharap lebih, sebab Dion selalu menganggapnya sebagai sahabat, dia tidak ingin perasaan ini merusak hubungan mereka.
Sementara itu, Zia merengut kesal. Dugaannya rupanya salah. Bukannya bergembira di sini, yang ada teman-temannya malah kepo perihal video viral saat dirinya terjatuh tadi siang. Apalagi Jay, si cowok berbehel itu terus tertawa usil, dia menuntut Zia untuk menceritakan.
Dengan helaan napas, mau tak mau Zia menceritakannya. "Itu gara-gara Fiona main anak kucing. Terus kucingnya lompat ke gue. Gue kan phobia sama kucing, ya paniklah gue, saking paniknya sampai kepeleset."
"Gak sekali dua kali gara-gara kecintaan Fiona sama kucing, gue yang kena sial," tambah Zia menyindir Fiona.
"Ya, maaf. Lagian tuh kucingnya emang tantrum abis, padahal cute banget, gue gak tahan. Kalo lo pada lihat tu anak kucing, pasti pengen comot juga," balas Fiona.
"Seimut-imutnya kucing, bagi gue tetep aja serem," sahut Zia bergidik. "Jatuhnya gak seberapa sakit, tapi malunya yang gak ketolong."
"Iya, lo jadi di-bully," ucap Feli sedih.
Zia mengangguk miris. "Dan gue paling benci sama orang yang ngefitnah aneh-aneh soal gue yang jatuhnya barengan sama Radit. Ada yang nuduh gue yang selingkuh duluan, ada yang bilang gue playgirl lah, suka gonta ganti cowok, kasar banget omongan mereka ngatain gue cewek murahan, padahal mulut mereka tuh sama sekali gak berakhlak!" gerutu Zia.
"Tapi, cowok itu siapa, Zia?" tanya Dion penasaran.
"Dia murid baru di kelas kami. Tadinya mau nolongin Zia, tapi malah ikut jatuh gara-gara kucingnya lompat juga ke dia." Fiona yang menjelaskan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Jatuh Cinta (TAMAT)
Fiksi Remaja#karya 3 "Mengapa cinta bagiku justru berlawanan dari maknanya?" Sahabat Kanzia bunuh diri gara-gara depresi diputuskan pacarnya. Tak lama setelahnya, pacar Kanzia justru kepergok menyelingkuhinya. Awalnya Kanzia berpikir untuk menyusul saja sang sa...