بسم الله الرحمن الرحيم
Sebelum baca alangkah baiknya kita bersholawat
اللهمّ صلّي على سيدنا محمدSelamat membaca
.
.
.
Dua bulan berlalu
Seorang pemuda duduk di pandopo dengan raut wajah lemas serta tatapan yang kosong. Tak terasa kepergian Raihana sudah satu bulan, pemuda itu
Hampir gila, setiap hari ia hanya merenung bahkan biasa tersenyum sendiri. Perkataan perkataan Raihana bermunculan di benaknya. 'saya di sana mau benar benar fokus belajar Gus, tanpa memikirkan percintaan apalagi menikah'.Perlahan Air mata membendung di pelupuk matanya. "Sakit Raihana! Sakit! Apa kau bahagia melihat saya menderita seperti ini?" Gumamnya.
Perlahan buliran buliran bening mulai Mengalir Ke Pipinya. Menyeka air mata dengan kasar, Lalu berjalan keluar ndalem. ketika dirinya ingin menyebrang jalan Gus fawwaz tidak melihat kanan kiri Dan pandangan nya masih kosong.
Suara klakson mobil yang beberapa kali berbunyi sama Sekali tidak di hiraukan Gus fawwaz. salah satu mobil yang melaju tak bisa mengendalikan mobilnya karena posisi supir sedang menelepon, akhirnya kecelakaan pun terjadi.BRAKKKK
Tubuh laki laki itu terpental jauh, karena hantaman.
warga yang berada disana berkumpul lalu menelpon ambulans. Darah segar bersimbah di mana mana, Kejadian itu membuat Gus fawwaz harus mengalami koma. Salah satu warga Yang kenal dengan Gus fawwaz, memasuki pesantren guna memberitahu keluarganya. Sangat di sayangkan Setelah sampai ia mendapat kabar bahwa Abah, dan kakak nya alias Kiay muzar dan Gus Husain sedang berada di Malaysia, karena pertemuan para Kiay. Belum lama mereka disana sekitar empat harian.Tetapi salah satu santri yang dekat dengan Gus Husain menelpon Gus Husain untuk menyuruh nya pulang ke Indonesia. Di sisi lain Gus fawwaz sudah sampai di Ruang UGD.
Setelah Gus Husain mendapatkan kabar bahwa adiknya kecelakaan ia sangat Syok hingga tubuhnya lemas. Sang Abah yang melihat anaknya terduduk di lantai Mengeluarkan air mata Langsung bertanya.
"Astaghfirullah nak, Ada apa?" Tanya Kiay muzar.
"Fawwaz bah...." Isaknya menahan sakit.
"Fawwaz? Ada apa dengan adik mu" ucapnya penasaran.
"Kecelakaan"
tidak percaya dengan kabar itu, Kiay muzar langsung menelpon salah satu santrinya. Tak berselang lama Kabar kecelakaan Itu sampai di telinga addriaz. Setelah tau kabar duka itu, Kiay muzar langsung Memesan tiket untuk balik ke Indonesia.
Setelah sampai di Indonesia Kiay muzar buru buru pergi kerumah sakit dimana anak bungsunya itu dirawat. Doa serta zikir tak berhenti ia ucapkan, agar Gus fawwaz di beri keselamatan. tak berselang lama mereka akhirnya memasuki halaman rumah sakit yang luas itu. tak lupa ia bertanya kepada
Resepsionis yang berjaga. "Permisi Mbak, mau nanya pasien yang baru kecelakaan Kemarin apa ada disini?" Ucap Kiay muzar yang berusaha tegar.Resepsionis itu melihat data data pasien yang kecelakaan kemarin terlihat tiga nama pasien tertera di sana. "Di sini ada beberapa yang saya belum Menemukan keluarga nya apa bapak adalah keluarga nya?" Tanya resepsionis Sembari menjelaskan Ciri ciri nya.
"Iya benar itu anak saya" jawab Kiay muzar.
Ketika Tau bahwa anaknya dirawat di ruang UGD,
Seketika hatinya Sesak, ia berjalan cepat menuju ruang itu. Di lihatnya dari Pintu kaca, Begitu banyak alat yang menempel di tubuh laki laki itu.Tak bisa membayangkan betapa sakitnya hati mereka melihat keadaan Orang yang ia sayangi terbaring lemah di atas berangkar, serta bernafas di bantu oleh oksigen. "Astaghfirullah nak, kenapa bisa seperti ini...."isak tangis seorang ayah.
"Abah...Abah yang kuat ya bah... insyaallah Allah akan bantu fawwaz" Husain menguatkan Abahnya.
Padahal Dirinya tak kuat melihat adiknya disana.
Jika dirinya tidak menguatkan Abahnya siapa lagi?Waktu isya telah tiba Gus Husain dan Abahnya akan melaksanakan kewajibannya, ia mencari musholla terdekat. usai sholat Gus Husain melanjutkan doa doa yang ia lantunkan untuk sang adik. Di saat dirinya khusus berdoa, sang Abah menepuk pundak anaknya sehingga membuat Sang anak menoleh kearahnya. "Kenapa Abah?"
Seperti ingin mengatakan sesuatu, namun tertunda.
"Sudah tidak apa apa, lanjutkan berdoanya" ucapnya lalu pergi. Merasa sedikit heran, namun ia melanjutkan Apa yang disuruh Abahnya.Usai sholat Gus Husain membeli beberapa makanan
Karena dari siang dirinya dan sang Abah belum makan. setelah sampai di depan ruang UGD, ia melihat Abahnya sedang Melamun tatapannya kosong, karena tak ingin membuatnya terkejut Gus Husain memanggil nya dari jauh. "Abah" ujarnya mendekat."Eh nak? Sejak kapan disini"
"Baru aja bah,ini bah Husain beli makanan dari siang kita belum ada makan bah" ucapnya.
Jam telah Menunjukkan pukul tengah malam kedua ayàh dan anak itu belum juga tidur. "Nak Abah mau ngomong sesuatu." Panggil nya kepada Gus Husain yang berada di bangku sebrang. Berjalan mendekati sang ayah lalu duduk disampingnya.
Di pandangnya sang anak, dengan Lamat Lamat,
"Nak umurmu sudah berapa?""26 bah" ucapnya yang di angguki Abahnya.
"Nak Kamu udah boleh menikah, Abah tidak mau Jika Abah di jemput Allah, kamu belum punya istri nak, kalo bisa secepatnya ya kamu menikah. Nanti kalo Abah udah pergi kamu dan istri kamu yang meneruskan pesantren Abah, Ingat nak... Jadilah laki laki yang bertanggung jawab, laki laki yang tidak pernah kasar dengan wanita, laki laki yang Memuliakan serta melindungi wanita. Jangan kayak Abah nak...Abah gagal jaga Uma kamu, seandainya
Abah Pulang hari itu, kejadian na'as itu tidak akan terjadi....."DEG!
"Abah....Abah gak boleh bicara kayak gitu! Husain gak suka dengarnya bah... Semua udah takdirnya Allah. Abah sendiri yang bilang Kalo kita harus ikhlas, terus kenapa Abah malah bahas nikah? Husain belum kepikiran itu bah...bukan Husain gak mau tapi Husain masih mau sendiri, Husain udah pernah jatuh cinta tapi Yang ada Husain husain Kecewa bah, Husain yakin tanpa seorang istri pun Husain bisa nerusin pesantren Abah, tapi kenapa Abah tiba tiba ngomong kayak gini?" Perasaannya sudah tidak enak, Gus Husain berusaha Positif thinking dengan perkataan sang ayah.
Kiay muzar hanya tersenyum. "Gak papa nak, yaudah kalo Husain belum siap menikah tidak apa apa tapi kalo bisa secepatnya ya...Abah pengen gendong cucu..."
"Kalo Abah pengen gendong cucu, Husain insiatif buat adopsi anak gimana?"
"Tidak usah nak....maaf yak nak kalo Abah maksa, sekarang tidur aja ya udah malam, lupakan saja yang Abah ucapkan tadi" ucapnya yang balasnya anggukan oleh Gus Husain.
kini pagi telah tiba, Gus Husain akan pulang sebentar ke pesantren untuk mengecek keadaan di sana. Ia berinsiatif selama dia dan Abahnya dirumah sakit addriaz lah yang akan menggantikan tugas Gus Husain.
Berjalan menuju kamar santri putra untuk mencari keberadaan addriaz. "Antum ada liat addriaz?" Tanya nya kepada salah satu santri.
"Laa Gus" setelah bertanya keberadaan addriaz akhirnya ia menemukan addriaz di belakang aula sedang mencuci baju.
"Addriaz boleh saya berbicara sesuatu?"
"Na'am Gus tafadhol"
"Antum saya amanahkan untuk menggantikan tugas saya selama saya di rumah sakit"
"Saya Gus" addriaz menunjuk dirinya sendiri.
"Na'am, antum bersedia?"
"Insyaallah Gus, keadaan Gus fawwaz gimana Gus?"
"Gus fawwaz masih koma" ujarnya berusaha tegar, jujur dirinya ketika ingat Adiknya dirumah sakit, seketika bagai panah yang menusuk tepat sasaran.
Segini dulu author up nya
Vote yang banyak, jangan lupa di share biar banyak yang baca. Author maksa!!!!Bye assalamualaikum
KAMU SEDANG MEMBACA
Darusallam Al Mubarok
Novela JuvenilSeorang anak bungsu dari pemilik pesantren ternama, dia -habsyi Luthfi Al Mulftazzam. Pemuda dengan tinggi badan 177cm. Setelah lulus dari pondok di Sumatra Habsyi memutuskan untuk mengabdi kembali di pondok Abahnya. Habsyi mempunyai panggilan unik...