Sejak kejadian malam itu Marsha dan Fre jadi saling menghindar. Sahabat mereka sampe bingung ada apa. Tiap ada Marsha, Fre gak mau gabung, dan juga sebaliknya.
"Lu ama Marsha kenapa sih?" Tanya Oniel.
"Berantem?" Tanya Olla.
Kali ini mereka hanya ngumpul bertiga. Karena Indah dan Jessi juga bertemu Marsha untuk menanyakan ada apa.
"Dia jalan ma cowo lain," kata Fre menahan emosinya.
"Hah, siapa?" Tanya Oniel.
"Tau namanya Tian, temen lamanya katanya," kata Fre.
"Lu nge gap mereka berdua?" Tanya Olla menebak. Fre hanya mengangguk mengiyakan.
"Terus sekarang?" Tanya Oniel. Fre hanya mengangkat kedua bahunya.
"Gue udah capek ngadepin tingkah dia," kata Fre.
Tiba-tiba Marsha, Indah dan Jessi datang menghampiri mereka. Marsha wajahnya tampak sembab, sepertinya habis menangis.
"Fre, Marsha mau ngomong," kata Indah duduk di sebelah Oniel.
"Hah, iya ngomong aja," kata Fre gak menggubris keberadaan Marsha.
"Kita balik ya," kata Jessi menarik Olla.
"Kalian butuh waktu bicara, kami duluan," kata Indah menggandeng Oniel menyusul Olla dan Jessi.
"Fre, aku minta maaf ya, aku yang egois, aku yang gak mau ngertiin kamu," kata Marsha. Fre masih mendiamkannya.
"Fre, aku salah, aku salah aku gak ngomong dari awal sama kamu," kata Marsha. Fre malah jadi bingung.
"Aku sebenernya dijodohin sama Tian, aku gak berani bilang sama kamu, karena aku gak mau ninggalin kamu, tapi aku gak mungkin nolak permintaan mama," kata Marsha. Emosi Fre udah bercampur aduk, bingung, kesel, marah.
"Kemarin yang kamu ketemu sama Tian itu kami habis pertemuan keluarga, aku minta waktu sama Tian buat beresin semua ma kamu, tau nya kita malah berantem," kata Marsha masih berusaha menahan air matanya.
"Terus mau lu gimana? Gue gak emosi gitu? Lu punya otak gak sih?" Tanya Fre emosi. Marsha hanya bisa meneteskan air mata sebagai senjata pamungkasnya.
"Maaf, aku harusnya gak sembunyiin ini dari kamu," kata Marsha menarik ujung baju Fre.
"Ya udahlah, mau apa lagi, anggep aja kita gak pernah ketemu," kata Fre meninggalkan Marsha begitu saja.
Saat akan keluar dirinya berpapasan dengan Tian yang baru saja datang. F*ck banget, batin Fre yang langsung melangkah pergi tanpa menyauti Tian yang menyapanya.
Fre pergi menuju cafe namun karena Flo gak ada dirinya memilih untuk pulang. Dirinya kaget saat sampai dirumah dimenemukan mamanya sedang santai diruang keluarga.
Fre langsung lari memeluk mamanya. Mamanya yang kaget tidak berkomentar dan mengelus punggung anak kesayangannya.
"Ganti baju sana, bau asem," kata sang mama memukul pantat Fre.
"Mama kapan dateng? Papa mana?" Tanya Fre melepaskan pelukannya.
"Papa nyusul minggu depan beresin sisa kerjaan," kata Mamanya.
"Mama sama papa ngapain?" Tanya Fre penasaran.
"Dih ini kan rumah mama sama papa, masa pulang gak boleh, lagian ini anak bukannya seneng mama papanya pulang malah nanya," protes sang mama mencubit perut Fre.
"Aduh duh, gak gitu mam, nanya aja," kata Fre membela diri.
"Nanti papa kamu aja yang cerita, tapi yang jelas mama kangen sama anak mama yang udah makin dewasa ini," kata mamanya.
Akhirnya mamanya lah mengalihkan Fre dari kepusingan dengan Marsha. Fre dan mamanya menghabiskan waktu bersama. Mamanya bilang akan meneta di Indonesia karena udah waktunya dia nemenin Fre bukan papanya.
"Papa tuh juga mau ngelepas yang disana, biar bisa fokus ngembangin yang disini dan kamu," kata mamanya.
"Hah, serius?" Tanya Fre.
"Kata papa udah waktunya kamu yang pegang perusahaan," mamanya tersenyum.
"Siap lah kalo papa percaya ma Fre mah," kata Fre nyengir. Mamanya hanya mengacungkan jempol.
"Ma nyari jodoh yang sesuai, biar kayak mama sama papa gitu gimana sih?" Tanya Fre random.
"Sejujurnya mama juga gak tau, haha, soalnya mama sama papa kan di jodohin, dan kebetulan aja kakek nenekmu milihnya tepat, mama itu selalu berusaha nurut sama papa, kalaupun papa salah, mama gak bisa langsung frontal papa, karena kamu tau papamu keras," kata mamanya bernostalgia.
"Terus kok sama papa bisa langgeng terus?" Tanya Fre lagi.
"Manut sama papa, papa juga gak egois kok, saling percaya, kamu juga harus gitu sama pasanganmu nanti," kata mamanya mengelus rambut Fre.
Mereka melanjutkan menghabiskan malam dengan bercerita bersama dan saling curhat. Moment yang lama tidak dilakukan Fre.
**************************************
Kira-kira papanya Fre mau apa ya?
Apakah ini awal dari kembalinya Frefio?