Episode 5

737 85 10
                                    

Hari itu Fre menemani sang mama menjemput papa nya. Papanya pulang dengan membawa sejuta rasa penasaran di benak Fre.

"Hai sayang," sapa papanya memeluk sang mama.

"Hai pa," saya Fre saat sang papa melepas pelukan dari mama nya.

"Siapa ya? Gak kenal," goda papanya. Fre malah cemberut. Mamanya langsung mencubit papanya.

"Pa kabar nak, sehat?" Tanya papanya merangkul Fre. Fre hanya mengangguk dan menyalami papanya.

Sebelum pulang mereka mampir makan siang di resto kesukaan orang tuanya. Kata mereka kangen dengan makanan di resto itu.

"Fre tau gak, ini yang punya resto mantan istrinya sahabat papa," kata papanya Fre.

"Ya gak tau lah, orang gak pernah diceritain," kata Fre songong.

"Dih ni anak, lama ditinggal makin songong kayaknya," kata si papa menoyor Fre. Mamanya hanya tertawa melihat tingkah Fre.

"Pa, ngapain sih papa sama mama pulang mendadak?" Tanya Fre spontan.

"Biar lu gak nakal, kata Jabieb lu nakal mulu," kata papanya membuat Fre cemberut sementara mamanya hanya senyum.

"Kamu mau diminta belajar buat ngurus perusahaan, kan mama udah cerita," kata sang mama.

"Tapi emang bukan itu aja sih," kata papanya senyum smirk. Fre langsung curiga.

"Kata Jabieb lu galau mulu masalah cinta? Papa jodohin aja lah ya," kata sang papa. Fre langsung terkaget sampe hampir kesedak.

"Pa jangan ngagetin gitu dong ah," protes mamanya menepuk punggung Fre yang masih batuk-batuk.

"Seriusan?" Tanya Fre saat sudah bisa bicara kembali. Papanya hanya senyum, jadi Fre menoleh pada mamanya yang mengangguk.

"Dih apaan, gak mau ah," kata Fre menolak.

"Kamu pikirin dulu aja, papa sama mama mau yang terbaik buat kamu, pertimbangannya gini, kalo papa mama kenal orang tuanya seengaknya kan papa tau gimana anaknya terdidik, jadi bibit bebet nya bisa kita pastiin," kata papanya.

"Kayak mama cerita kemarin, kan tinggal gimana kalian menyesuaikan aja," kata mama nya.

"Emang sekarang kamu punya pacar?" Tanya Papanya. Fre diam, bukan karena gak mau jawab, tapi urusan dia ma Marsha kan dia gantung gitu aja, jadi dia harus jawab apa?!

"Kalo gak ada kan ya berarti bagus, kamu tinggal ketemu orangnya aja, papa janjian ma mamanya minggu depan, soalnya anaknya ikut papanya di luar negeri," kata papa. Fre hanya melamun tidak menanggapi.

Malam itu Fre ijin pergi ke cafe Flo sekedar main kesana. Flo terlihat senang dengan kedatangan Fre disana. Memang semenjak mamanya datang jangankan main di cafe, Fre bahkan tidak ngumpul dengan sahabatnya.

"Kemana aja kok ilang," kata Flo menggandeng Fre menuju tempat duduk mereka.

"Haha, lagi ada orang tua gue balik indo," kata Fre.

"Wah asik, kenalin dong sama camer," kata Flo menggoda. Keduanya tertawa bersama.

Fre curhat pada Flo mengenai rencana ortunya. Memang dasarnya Flo ini gak jelas hatinya, dia malah menyarankan Fre mengikuti saran ortunya, siapa tau jodoh.

"Tapi kalo gak jodoh, sini gue tampung duda lu," kata Flo tertawa.

"Dasar cegil lu," goda Fre. Flo nyengir sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Gue tu happy-happy aja dengan kondisi sendiri gini, gue masih mampu menghidupi keluarga gue, jadi cowo buat gue cuman nemenin kalo sepi aja," aku Flo membuat Fre geleng-geleng.

"Tapi Flo pada akhirnya kan lu gak mungkin sendiri kan, lu bukan orang yang milih hidup sendiri menurut gue," kata Fre.

"Why not, cinta gue abis di cowok-cowok gue sebelumnya, sekarang buat gue cowok cuman buat hiburan," kata Flo senyum. Fre hanya menepuk jidatnya.

Saat pulang Fre memikirkan pendapat Flo untuk mengikuti arahan ortunya. Tapi disisi lain dia sadar kalau harus menyelesaikan dulu urusannya dengan Marsha. Agar mereka berdua bisa jalani hari lebih baik.

Pagi itu Fre tidak menemukan Marsha di kelas. Marsha tidak masuk kuliah. Akhirnya Fre mencoba menghubunginya namun gagal. Akhirnya dia mencoba menelpon Indah.

Berita yang disampaikan Indah membuat Fre melongo. Hari ini adalah hari tunangan Marsha, makanya dia gak masuk kuliah. Indah kaget karena Fre tidak tau, bahkan Indah lebih kaget begitu tau urusan Marsha dan Fre belum selesai.

Fre memilih mendatangi acara di rumah Marsha. Dia datang bersama sahabatnya yang lain. Karena memang yang lain di undang. Hanya Fre yang tidak tau kalau hari itu adalah hari pertunangan Marsha.

"Meng, selamat ya, semoga lancar sampai hari H, semoga keluarganya samawa," kata Fre senyum menjabat tanga Marsha.

Marsha masih belum bisa berkata-kata karena kaget dengan adanya Fre disana. Fre bahkan mendatangi Tian dan menyalaminya, menitipkan Marsha padanya.

Saat yang lain makan, Fre pergi dari sana tanpa ada yang menyadari. Fre merasakan hal yang aneh, dirinya tidak sedih atas perpisahannya dengan Marsha saat ini, bahkan ada perasaan lega pada dirinya.

*************************************

Ternyata Flo mau sendiri
Marsha udah ada Tian
Apakah sudah waktunya Fio kembali?
Siapakah calon yang ditawarkan papanya Fre

Happy reading guys

Cerita Cinta Fre-Fio (Perjodohan Tuhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang