Salah paham [3]

387 35 3
                                    

Jaeyun merasakan pusing teramat di kepalanya, si gadis berusaha bangkit dari tidurnya dan mulai menyadari kalau dirinya bulan tidur di kamarnya sendiri. Jaeyun terjengat namun bernafas lega seletah merasa baju miliknya masih aman dan tak ada rasa sakit dibagian tertentu.

Masih dalam kondisi duduk jaeyun memandang sekeliling ruangan yang tak begitu luas ini. Cukup rapi, jaeyun rasa seseorang yang menolongnya adalah sosok yang suka kebersihan dan mungkin sedikit menggemaskan karena jaeyun melihat figura woodie dan beberapa karakter toys story.

Sebelum bangun dengan kepala yang sangat berat jaeyun merasakan tidur yang sangat menyenangkan karena memimpikan heeseung bahkan jaeyun tersenyum saat kembali mengingatnya.

Rasanya jaeyun ingin benar-benar memeluk heeseung erat kalau bisa jaeyun kurung saja heeseung supaya seharian bisa menjadi miliknya. Jaeyun terkekeh, efek alkohol yang masih tersisa membuat jaeyun berkhayal. Khayalan yang sangat indah.

"Dasar jaeyun gila!" Gumamnya, "tapi aku memang sudah gila karena ka heeseung~"
















"Benarkah?"

"AAAAAAAAAAAA!" Jaeyun menjerit.

Heeseung yang baru saja keluar dari kamar mandi merasa kaget dengan teriakan jaeyun sedangkan jaeyun kaget mengapa pria itu ada di sini.













Heeseung duduk berhadapan dengan jaeyun di meja makan. Si gadis nampak lebih segar karena telah mandi. Heeseung terkekeh melihat jaeyun yang nampak tenggelam karena kaos milik heeseung terlalu besar di badannya.

"Ayo jaeyun dimakan" Tawar heeseung.

Jaeyun mengangguk pelan lalu mulai mengambil sumpit diatas meja. Pergerakan jaeyun yang malu-malu membuat heeseung merasa gemas. Heeseung mengambil salah satu lauk di meja lalu meletakkan di atas nasi milik jaeyun.

"Jadi kamu suka aku ya jaeyun?"

Heeseung bermaksud memperjelas apa yang ia dengar saat keluar dari kamar mandi. Heeseung teramat senang hingga kedua bibirnya tidak bisa menahan untuk tidak tersenyum sementara jaeyun merasa dirinya seperti tertangkap basah.

Nyalinya langsung ciut seperti kapas gula yang terkena air. Ditambah jaeyun sudah mengingat kejadian semalam yang ia kira hanya sebatas mimpi ternyata betulan dia lalukan. Jaeyun merutuki dirinya karena,

"Ka heeseung, maaf semalam aku ngerepotin Kaka"

Bukannya menjawab pertanyaan heeseung, jaeyun memilih untuk meminta maaf. Heeseung sungguh merasa sangat gemas.

"Semalam yang mana? Kau yang memelukku semalaman atau yang menciumku?"

Ucapan heeseung total membuat jaeyun merasa sangat malu hingga membuat wajah dan telinganya memerah. Heeseung yang mendapati jaeyun mulai tertunduk hanya terkekeh.

"Jaeyun" yang dipanggil masih tertunduk sampai panggilan kedua pun jaeyun malah menutupi mukanya menggunakan kedua tangannya, heeseung hendak memanggil lagi namun jaeyun langsung memekik.

"Ka heeseung sudah! Jaeyun malu" katanya

Jaeyun sendiri kaget karena memanggil namanya sendiri yang mana membuat jaeyun semakin malu dan heeseung tertawa terbahak-bahak.

"Oke oke ka heeseung berhenti deh, " jaeyun menatap heeseung yang masih tertawa.

Badan jaeyun rasanya berubah menjadi jelly karena demi tuhan! Heeseung berkali-kali lipat lebih tampan saat tertawa.

"Jadi jaeyun beneran suka aku ya?"

Heeseung bertanya lagi, jaeyun yang masih terpesona hanya mengangguk membuat heeseung menghentikan tawanya karena sejujurnya heeseung tidak menyangka jaeyun akan dengan mudahnya mengaku. Bukan kah jaeyun sudah memiliki Park sunghoon.

Baru saja heeseung hendak menjawab jaeyun tiba-tiba tubuhnya di peluk dari belakang.

"Sayang~"

Jaeyun terkejut karena ternyata pacar heeseung juga satu rumah dengan heeseung. Jaeyun sedikit merasa sedih namun ia sadar kalau dirinya bukan siapa-siapa heeseung.

"Hiks~ sayang~"

Jungwon terus memeluk heeseung erat sambil menenggelamkan wajahnya ke rambut heeseung. Jangankan jaeyun, heeseung saja kaget mengapa jungwon seperti kucing birahi di pagi ini.

"Jungwon, kamu mabuk ya!" Heeseung sedikit berteriak setelah mencium bau alkohol.

Jungwon tidak menjawab. Si gadis yang terus menangis dan bergumam memanggil heeseung sayang sampai dirinya gini beralih duduk di pangkuan heeseung. Heeseung tak berhenti menanyai jungwon sedangkan jaeyun menahan tangis karena dugaannya selama ini benar. Jungwon memang kekasih heeseung padahal beberapa menit sebelumnya jaeyun sedikitnya merasa senang karena bisa bersama heeseung.

Perhatian heeseung teralihkan ketika mendengar suara kursi terdorong, jaeyun bangkit.

"Rasanya aku harus pulang ka, rasanya pacarmu sedang ingin berduaan sama kamu."

Heeseung yang mendengar perkataan jaeyun langsung melotot, "jaeyun kamu salah paham!"

Belum selesai heeseung bicara jungwon meremas gemas mulut heeseung, "berisik deh!" Rancaunya.

Heeseung dengan panik berusaha melepas jungwon dari dirinya dan berusaha menyusul jaeyun.

"Jaeyun!"

Heeseung sedikit berteriak dan mendapati jaeyun tengah membuka pintu apartemen heeseung.

"Aku pamit ya ka, aku beneran minta maaf soal semalem." Pamit jaeyun.

"Jaeyun, aku mau jelasin sesuatu. Jungwon...."

"Nggapapa ka, aku ngerti ko" jaeyun memotong perkataan heeseung, "aku emang suka ka heeseung tapi aku sadar kalau Kaka udah punya jungwon"

Setelahnya jaeyun hilang di telan pintu apartemen heeseung, heeseung yang masih kaget dengan pengakuan heeseung hendak mengejar jaeyun namun suara benda terjatuh serta teriakan jungwon memanggil namanya membuat heeseung bingung.






"Jungwon! Si kucing nakal ini benar-benar!"

GalleryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang