Bestfriend [5] END

299 30 1
                                    

Heeseung menatap pintu rumah jaeyun yang baru saja di tutup oleh asisten rumah tangga keluarga shim.

"Maaf ya pak heeseung, non jaeyun baru aja pergi."

Heeseung tau bahwa asisten rumah tangga jaeyun berbohong. Jaeyun tidak memiliki jadwal selama 1 bulan mendatang dan dirinya berada di depan rumah jaeyun selama tiga jam. Heeseung yakin jaeyun hanya tidak ingin bertemu dengan dirinya.

Heeseung memandang pintu rumah jaeyun sendu. Ini sudah seminggu sejak dirinya diusir dari kamar si gadis shim. Sejak saat itu heeseung kehilangan kontak dengan jaeyun. Untuk pertama kalinya gadis shim sangat sulit untuk dihubungi padahal biasanya jaeyun selalu mengabari dan mengangkat panggilan darinya sesibuk apapun jadwal jaeyun, begitupun dengan heeseung namun kini gadis shim sepertinya marah besar kepadanya.







Jaeyun dengan pandangan kosong menatap cermin yang memantulkan dirinya. Jaeyun cantik, pintar, mandiri, model terkenal, dan menurut jaeyun badannya tidaklah buruk, kulitnya bersih namun untuk apa semua itu jika dirinya tidak mampu menaklukkan seorang Lee heeseung.

Jaeyun menghela nafas berat, memilih melupakan kejadian seminggu lalu. Kini ia harus benar-benar berhenti dan menuruti kemauan ayahnya.

Jaeyun berjalan menuruni tangga, ia belokkan badannya menuju ruang kerja sang ayah. Jaeyun dekatkan jemarinya untuk mengetuk pintu besar didepannya. Jaeyun mendorong Pintu itu perlahan saat sang ayah mempersilahkan dirinya masuk.

"Jaeyun" sapa sang ayah

Jaeyun tersenyum, ia dudukan dirinya di kursi sebrang sang ayah. Kini keduanya di pisahkan oleh meja kerja yang penuh dengan dokumen.


"Ayah jaeyun menyerah," jaeyun menangis.

Pertahanan yang jaeyun bangun runtuh seketika dirinya menyadari bahwa ia telah menyerah terhadap heeseung.

Ayah jaeyun bukanlah sosok yang lembut namun jelas menyayangi sang anak, buktinya ayah jaeyun menyetujui ultimatum jaeyun yang menolak dijodohkan dan dengan keras akan menjadi pasangannya sendiri namun jaeyun hanya memiliki waktu sampai usianya 29 tahun.

"Jaeyun, ayah tidak memaksa" ucap sang ayah.

"Jika kamu memang tidak ingin ayah jodohkan, ayah tidak memaksa jaeyun."

Sekeras apapun ayah jaeyun tetap memandang jaeyun sebagai putri kecil, ia hanya ingin yang terbaik untuk jaeyun. Sang ayah tidak pernah memaksa jaeyun untuk menerima perjodohan yang sebenarnya merupakan wasiat dari sang kakek karena tahu bahwa jaeyun mencintai heeseung.

Namun jaeyun menggeleng, "jaeyun tidak apa-apa, ayah. Jaeyun mau dijodohkan dengan anak teman ayah." Ucap jaeyun mantap

Tuan shim yang melihat putrinya berkata dengan yakin hanya mengangguk, "baiklah, lusa pergilah ke jepang untuk menemui keluarga yazuki."










Jaeyun turun dengan tergesa-gesa karena dirinya sudah telat menuju bandara. Hari ini jaeyun akan pergi ke jepang sesuai ucapan sang ayah sementara keluarganya akan menyusul keesokan harinya. Naasnya jaeyun yang masih tahap merelakan kisah cintanya yang menyedihkan menangis semalaman karena ingin saja.

Tolong maklumi wanita patah hati ini. Rasa pening di kepalanya masih sedikit terasa karena selain kelelahan menangis, jaeyun juga tidak mendapatkan waktu yang cukup untuk mengumpulkan nyawa karena harus buru-buru bersiap ke bandara. Setelah memasuki mobil, jaeyun memutuskan untuk tidur sejenak.




















"Jaeyun......jaeyun!"

Jaeyun terbangun dari tidurnya dan melihat sang ayah didepannya.

"Ayah?" Panggil jaeyun

GalleryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang