Bestfriend [2]

305 26 3
                                    

Jaeyun selalu mengingat saat pertama kali heeseung mengajak mereka berteman. Kala itu jaeyun yang masih malu-malu terasa sangat menggemaskan Dimata heeseung. Kata ibu heeseung, jaeyun sangat pemalu karena baru pindah ke kota mereka beberapa bulan dan belum fasih sekali berbicara. Jaeyun masih kesulitan mengucapkan beberapa huruf padahal tahun depan mereka sudah masuk sekolah dasar.

Dan benar saja jaeyun menjadi bahan olok-olokan teman disekolahnya. Pernah sekali jaeyun dikerjai oleh segerombolan anak laki-laki. Tas jaeyun kecil di lempar ke selokan belakang sekolah mereka. Jaeyun sangat marah sampai berteriak.

"angan akal!"

namun yang ia dapati adalah tawa mengejek dari empat anak laki-laki didepannya.

"angan, angan. Ngomong yang jelas dong princess!" Kata anak si paling gendut, "cantik-cantik ko ngga bisa ngomong!" Disusul tawa ketiga teman si pembully.

Jaeyun geram, "ih! dasal jele!" Ejek jaeyun.

Anak laki-laki yang paling tinggi menatap jaeyun sengit, "apa katamu! Aku jelek!"

Jaeyun menatap si paling tinggi dengan pandangan tajam, "iya!" katanya jelas.

Si paling tinggi hendak melayangkan pukulan kepada jaeyun kecil namun tiba-tiba tubuh si paling tinggi terdorong ke samping hingga mencebur ke selokan tempat tas jaeyun dibuang.

"JAEYUN!" Seru anak laki-laki didepannya, "Liat! Kakak dapet seratus! Nilai seratus di matematika! Mama ka heeseung akan belikan Nintendo!" Ucap heeseung menggebu-gebu.

Jaeyun kecil saat itu sangat senang melihat heeseung yang tidak sengaja malah membantunya. Anak-anak yang membullynya tentu takut karena selain kebanggan sekolah heeseung juga jago taekwondo dan sering mengikuti lomba.

Dimata jaeyun heeseung adalah sosok kakak yang sangat jaeyun damba-dambakan. Menjadi anak tunggal sangat menyebalkan, jaeyun sering sekali kesepian karena ayahnya bekerja sebagai diplomat dan sang ibu lebih sering menemani sang ayah. Dengan adanya heeseung jaeyun merasa memiliki teman dan seorang kakak yang sialnya membuat jaeyun jatuh cinta hingga rela memberikan apa saja termasuk tubuhnya.








Heeseung merenggangkan tubuhnya. Seharian mengurus urusan kantor membuat badannya pegal. Mengabaikan kedua temannya yang asik bercanda di ruangan heeseung, siaran televisi yang menampilkan acara live sengaja heeseung set karena jaeyun menjadi bintang tamu di acara tersebut.

"Makin cantik aja ya jaeyun ini" kata Jay

"Gue laporin lo ke jungwon!" Ancam heeseung.

"Wuih! Sabar pak bos posesif amat sama sahabat cantiknya" timpal sunghoon.

Jay dan sunghoon tertawa karena berhasil membuat heeseung mendengus, "nikahin kali hee, kasian banget cewe secantik jaeyun di gantung Mulu" kata sunghoon.

"Ngomong apa si Lo Hoon. Gue sama jaeyun cuma sahabat" jawab heeseung.

"Brengsek bener lu hee! Sahabat macam apa sampe sering tidur berdua!" Jelas Jay

Heeseung menatap Jay sengit, "apaan si Lo Jay! Darimana juga gosip begituan ada"

"Alah! Lupa Lo jungwon temennya jaeyun" ejek Jay, "pernah tuh jungwon kaget karena banyak cupang di leher jaeyun padahal besoknya jaeyun ada pemotretan."

"Tobat lah hee udah, kalo Lo ngga mau nikahin jaeyun biar gue aja yang nikahin dia" sunghoon langsung mendapat lemparan koran dari heeseung.

"Inget si sunoo lagi bunting!" Kata Jay.

Sunghoon tertawa, "bercanda elaah! Lagian sunoo udah paling mantep ko!"

Diantara ketiganya memang sunghoon yang sudah menikah dan akan memiliki anak kedua sedangkan Jay dan jungwon akan menikah tahun depan.

"Tapi serius hee Lo ngga ada rasa ke jaeyun sama sekali?" Tanya Jay.

Heeseung menggeleng, "jaeyun udah kaya adek gue sendiri. Gue sayang dia tapi rasa sayang gue tuh kaya sayang kakak ke adeknya." Jelas heeseung.

"Tau gitu kaga usah Lo tidurin juga, mana ada orang tolol yang nidurin adeknya sendiri" kata Jay kesal.

"Udahlah! Kenapa jadi melebar gini pembicaraannya." Sunghoon mencoba menengahi Jay dan heeseung yang mulai memanas.

Namun sepertinya ruangan heeseung malah semakin bertambah panas ketika Jay melanjutkan, "gue denger jaeyun mau dijodohin."

Heeseung menoleh ke arah Jay sengit, "udah pasti ngga bener. Jaeyun ngga bilang apa-apa ke gue" jawab heeseung.

Jay menggeleng, "gue serius." Jay menatap heeseung.

"Lo tau sendiri ibu gue sama ibu jaeyun sepupu. Hari ini ibu gue pergi pagi-pagi buat bantu mamanya jaeyun siapin acara pertemuan keluarga jaeyun sama keluarga calonnya." Jelas Jay

Heeseung masih diam, "gue denger-denger calonnya dari jepang, anak temennya ayah jaeyun. Diplomat muda gitu." Lanjut Jay.

"Gue rasa Lo ngga bakal keberatan kalo emang cuma anggep jaeyun adek doang. Selamat ya kakak, adeknya mau di lamar orang tuh!" Kata Jay setengah mengejek lalu meninggalkan heeseung yang masih terdiam.

Sunghoon menghela nafas, bangkit dari duduknya lalu menepuk pelan pundak heeseung, "masih ada waktu hee, coba dipikirin lagi tentang perasaan Lo"


Lalu sunghoon pergi menyusul Jay, meninggalkan heeseung yang masih menutup mulutnya. Pandangan heeseung mengunci sosok cantik yang tengah tersenyum di layar televisi. Apakah ini alasan jaeyun lebih manja pagi tadi?
Apakah ini alasan jaeyun menangis tadi pagi?
Atau Jay hanya bergurau?

GalleryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang