Kurang lebih pukul 10 pagi, Zean dan Chika sudah berada di dalam mobil yang sama yakni mobil milik Zean. Seperti janjinya Zean bahwa bila Chika selesai ujian Zean akan mengajaknya jalan-jalan. Karena ujian Chika memang sudah selesai, jadi hari ini adalah waktunya Zean untuk menepati janjinya. Chika senang bukan main, selain lantaran ujiannya yang sudah usai ya karena hari ini akhirnya ia bisa bertemu Zean setelah sekian lama.
Pada pertemuan mereka ini, rasanya Chika ingin sekali melepas rindunya lewat sebuah pelukan, sayangnya tangan Chika ditahan oleh Zean dan pelukan itu tak terjadi. Sakit memang, tapi tak apa Chika sudah biasa tertolak oleh Zean dan apa Chika merasa putus asa? oh tentu saja tidak!. Chika akan tetap mencintai Zean secara ugal-ugalan.
"Pak sadar gak sih, kayaknya kita emang jodoh deh coba liat baju kita bisa senada gini padahal gak janjian" celetuk Chika saat sadar kala melihat baju yang mereka kenakan sama-sama bernuansa putih.
Menyebalkan, reaksi Zean hanya menengok pada pakaian yang ia pakai lalu melihat pakaian Chika setelahnya diam dan tak berkata apa-apa.
"jawab kek diem aja" ucap Chika tampak kesal
"buruan seatbeltnya pake, biar cepet berangkat" ucap Zean yang justru membuat Chika menggeleng, "gak mau make sendiri maunya dipakein" ucap Chika tampak acuh
"ya udah gak usah dipake, sekalian jalan-jalannya juga gak usah jadi" jawaban Zean semakin membuat Chika kesal, "iya-iya pake sendiri" mau tak mau Chika buru-buru memakai seatbeltnya sendiri.
"bapak nyebelin, baru ketemu bukannya kangen-kengenan malah makin dingin" kata Chika dengan mata yang tampak berkaca-kaca, jujur Zean jadi sedikit merasa bersalah
"saya minta maaf deh, lagian udah tau saya sifatnya kayak gini masih aja kamu suka sama saya" ucap Zean yang membuat Chika menatapnya
"Chika tau bapak tuh bersikap kayak gitu supaya Chika gak ngejer-ngejer bapak lagi kan? sayangnya itu gak ngaruh pak. Chika yakin suatu saat giliran bapak yang gak bisa jauh dari Chika. Zean tersenyum mendengar jawaban Chika, sangatlah besar rasa percaya diri anak ini.
Zean mengalihkan pandangan dari Chika sambil berkata, "gapapa percaya diri itu bagus" Zean mulai menarik pedal gas melajukan mobilnya.
"eh ngomong-ngomong bapak mau ajak Chika kemana hari ini?" tanya Chika tampak penasaran. Raut wajahnya sudah tak masam, gampang sekali Chika ini berubah ekspresi saat di samping Zean.
Zean melihat ke arah Chika sekilas sambil memutar setirnya berbelok ke arah kanan, "kamu punya saran?" tanya Zean
"gak mau ngasih saran, terserah bapak mau ajak aku kemana. Ke KUA juga boleh kok" ucap Chika terkekeh
"kenapa gak mau ngasih saran?"
"gapapa, aku cuma pengen tau seorang pak Zean kalo ngajak first date itu kemana sih" ucap Chika
"ini bukan first date!" kata Zean tanpa menoleh pada Chika
"gak ada bilang ini first date juga" balas Chika tersenyum jahil
"saya mau ngajak kamu ke tempat yang mungkin biasa aja buat kamu. Bisa jadi kamu udah bosen ke sana, ya harusnya sih orang Jakarta udah gak asing sama tempat ini. Jadi jangan berekspektasi lebih ya" saat Zean berkata begitu, Chika tampak berpikir keras tempat apa yang dimaksud Zean
Kurang dari satu jam mereka sudah sampai pada tempat yang Zean maksud
KAMU SEDANG MEMBACA
Cegil Zean
Teen Fiction"Istighfar, Yessica!!!" ~Zean~ "Milyar-milyar juta-juta ratus-ratus sekian kemungkinan lelaki di dunia, aku cuma mau pak Zean" ~Chika~