Pagi sekali Chika sudah siap berangkat ke kampus. Kegiatan ospek telah berakhir dan kini ia sudah resmi menjadi masiswa baru yang siap menerima kelas pertamanya. Dengan kemeja putih polos, celana jeans dan sepatu ketsnya Chika keluar dari pintu rumahnya, Sial, ia berpapasan dengan Zean yang juga disaat bersamaan keluar dari pintu rumahnya. Dengan cepat Chika memutus kontak mata yang tak sengaja terjadi antara mereka berdua. Chika buru-buru masuk kembali sambil berteriak.
"papi ayo dong nanti Chika bisa telat" panggil Chika
Zean terdiam, dia ingat terakhir mereka bertemu dan mengobrol itu adalah saat di mobil sepulang dari rumah Indah. Chat terakhirnya yang dibalas Chika adalah keesokan hari setelah kejadian itu, saat Zean menawarkan agar mereka bisa berangkat ke kampus bersama namun ditolak oleh Chika. Dan Chat terakhir dari Zean yang tak dibalas Chika adalah saat Zean berterimakasih pada Chika karena mau jujur dan menjelaskan semuanya pada Indah. Isi chat itu hanya Chika baca tanpa memberi balasan. Sepertinya Chika memang menghindari Zean bahkan sekedar berpapasan begini saja Chika tak mau.
Sudahlah Zean tak mau ambil pusing, ia harus pergi ke kampus dengan cepat karena hari ini kelasnya akan dimulai pagi sekali. Tak lama Chika kembali keluar tapi kali ini bersama papinya,
"ayo pi jangan kelamaan" Chiks terlihat menarik-narik lengan papinya
"iya-iya sabar ngapa sih" balas papi Chika yang lalu tak sengaja melihat ada Zean di depan rumahnya
"eh ada pak Zean, mau ke kampus ya pak?" sapa papi Chika pada Zean
Zean tersenyum seraya menjawab "Iya om saya mau ke kampus"
"oh kebetulan om titip Chika boleh?" ucap papai Chika tiba-tiba yang membuat mata Chika seketika melotot
Baru Zean hendak menjawab namun Chika lebih dulu memotong "papi apaan sih gak usah ngerepotin orang lain ngapa. Kalo papi gak mau nganter bilang aja Chika bisa naik taksi dari tadi" kesal Chika
Orang lain? Zean ingat betul selama ini Chika tak pernah mau menyebutnya sebagai orang lain tapi kali ini?
"orang lain, tumben kamu bilang gitu" Jangankan Zean, papi Chika saja ikut heran
"gak usah dibahas jadi mau nganter gak sih?" balas Chika
"iya ayo. Maaf ya pak Zean gak jadi deh Chika bareng om aja, kita duluan ya kalau gitu" ucap papi Chika pada Zean
"iya om hati-hati" Zean tersenyum sambil menyaksikan mobil mereka yang makin lama semakin menjauh
"Jadi lo galau karena Chika nyebut lo orang lain?" tanya Aldo sambil mengunyah spagheti di kafe tempat favorit mereka nongkrong
Zean mendengus "gue gak galau cuma ngerasa aneh aja karena selama ini Chika gak pernah mau bilang gitu" sangkal Zean
Aldo terkekeh "terus kalo gak mau disebut orang lain lo maunya disebut apa, pacar? kan bukan. Lo sendiri yang nyuruh dia buat mundur dan berhenti ngejar-ngejar lo. Terus kenapa sekarang lo yang tantrum hanya karena dia nyebut lo sebagai orang lain di hidupnya?" heran Aldo
"gue nyuruh dia mundur dan berhenti ngejar-ngejar gue bukan nyuruh dia menghilang dan hapus gue dari kehidupannya. Gue nganggap dia adik gue selamanya gue bakal nganggep begitu jadi seharusnya dia juga gitu kan" balas Zean
"hahahaha harusnya ada Daniel sih disini biar gue gak ngetawain lo sendirian. munafik lo!. Sayang banget Ashel gak mau ngasih tau siapa dosen yang berhasil buat lo jatuh hati itu. Siapa dia sampe berhasil bikin lo ngusir Chika dari kehidupan lo. Gue jadi takut kalo lo cuma jadiin dia sebagai senjata biar Chika pergi" ucap Aldo asal sangking kesalnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Cegil Zean
Teen Fiction"Istighfar, Yessica!!!" ~Zean~ "Milyar-milyar juta-juta ratus-ratus sekian kemungkinan lelaki di dunia, aku cuma mau pak Zean" ~Chika~