Chika menahan tangan Zean "stop pak, jangan kayak gini. Chika makin susah lupa nanti. Bapak sebentar lagi jadi suami orang jadi berhenti kasih perhatian lebih ke perempuan lain kayak gini" Kata Chika tegas yang membuat Zean menatapnya heran
"Maksud kamu?" Tanya Zean
"Gak usah ditutupin lagi pak, Chika udah tau bapak semalem abis ngelamar miss Indah kan?" Tanya Chika kemudian
Sejenak pertanyaan dari Chika berhasil membuat Zean terdiam, dari mana Chika tau soal itu.
"kenapa diem pak, iya kan?" tanya Chika lagi berharap Zean mau terus terang.
Baru Zean hendak menjawab, secara kebetulan handphone Zean berdering, ada panggilan masuk. Zean langsung mengangkatnya dihadapan Chika. Percakapannya tak lama seperti hanya memastikan posisi masing-masing untuk janji ketemuan.
Zean mengalihkan tatapannya dari Chika seraya membuang nafas "nanti aja ya kita bahas itu, sekarang ada yang lebih penting jadi kamu ikut saya ya" kata Zean kemudian
"udah lah pak, apa lagi yang lebih penting Chika gak mau ikut bapak. Makasih udah obatin luka aku tapi sekarang aku mau pulang aja" tolak Chika
"hei ayo lah sebentar aja dan nanti setelah itu pertanyaan kamu tadi bakal saya jawab, yuk. Kita harus buru-buru gak enak udah ditunggu!"
Karena Chika cukup penasaran juha, akhirnya Chika nurut untuk mengikuti Zean akan membawa pergi kemana hatinya eh dirinya maksudnya.
"oh ya Chik, kita perginya pake mobil kamu ya" Ucap Zean secara tiba-tiba yang membuat Chika cukup kaget, mobilnya kan masih entah akan bagaimana nasibnya di tangan Rangga.
"loh emang bapak gak bawa mobil?" Tanya Chika mencoba tenang
"bawa tapi pengen nyobain aja naik mobil baru kamu kan belum pernah" Balas Zean tersenyum
"aku gak bawa mobil pak" Jujur Chika dengan sedikit takut apabila masalah ini dibahas lebih lanjut
"lah kenapa? semalem juga kamu pergi gak mau mobil sendiri kenapa sih?" Tanya Zean merasa sedikit aneh
"Mm....mobil aku lagi dibengkel pak dari 3 hari yang lalu" Ucap Chika asal
"lah ada masalah apa?" Tanya Zean lagi
"gak tau udahlah ayo pak kita langsung pergi aja, katanya buru-buru" Ucap Chika mengalihkan, semoga saja Zean tak curiga.
"Ya udah yuk"
Chika menghela nafas saat Zean mobil Zean masuk ke area cafe. Selalu begini tiap Chika kesal Zean malah mengajaknya pergi makan.
"ayo turun"
"apasih pasti makan, aku males lah"
"turun dulu yang ini bukan sekedar makan kok"
Sampai di dalam keduanya langsung disambut teman laki-laki Zean, Daniel namanya. Dia juga memperkenalkan dirinya dengan sangat ramah pada Chika. Dari senyumnya, keliatannya dia orang baik. Tapi tunggu saat berjabat tangan, Chika merasa seperti tak asing dengan cincin yang melingkar di jari Daniel ini, kok mirip.......
"ayo-ayo duduk" ajak Daniel yang membuyarkan lamunan Chika
Mereka bertiga makan bersama, tak banyak obrolan yang terjadi karena sepertinya juga Daniel sedang buru-buru tak punya waktu karena masih ada urusan lain.
"kalo gitu gue pamit ya, masih ada urusan" Ucap Daniel berdiri dari duduknya
"iya sekali lagi makasih ya niel, hati-hati" Balas Zean menjabat tangan Daniel

KAMU SEDANG MEMBACA
Cegil Zean
Teen Fiction"Istighfar, Yessica!!!" ~Zean~ "Milyar-milyar juta-juta ratus-ratus sekian kemungkinan lelaki di dunia, aku cuma mau pak Zean" ~Chika~