Di jalan menuju parkiran Chika melepas kasar genggaman tangan Zean, hal yang membuat Zean menatapnya penuh tanya "aku bisa pulang sendiri" kata Chika enggan menatap balik Zean
"emang bakal saya izinin kamu pulang sendiri?" jawab Zean
"aku gak butuh izin bapak" cuek Chika
"aishh kamu ini, udah ayo pulang" Zean kembali menarik tangan Chika untuk bergegas menuju parkiran meski Chika masih terus menolak dengan menggerutu kesal
Zean membuka pintu mobilnya dan meminta Chika untuk masuk namun tampaknya Chika masih menolak "aku mau pulang sendiri, kalau bapak tetap maksa aku bakal teriak nih!" ancam Chika
"teriak aja" kata Zean sambil terus bergerak maju mendekati Chika hal yang membuat Chika mau tak mau terpaksa masuk ke dalam mobil Zean.
Setelah Chika berhasil masuk, Zean buru-buru ikut masuk ke mobil. Tampaknya Chika masih kesal dan enggan memakai seatbeltnya "mau saya pakein atau pake sendiri itu seatbeltnya?" tanya Zean
"ayolah pak Chika maunya pulang sendiri gak bareng bapak" kesal Chika
Zean menggelengkan kepala lalu mengunci pintu mobil "kenapa pake dikunci segala" protes Chika tak terima
"biar kamu gak kabur, buruan pake seatbeltnya" jawab Zean
"dih nyebelin banget, ini namanya penculikan!" ucap Chika kesal mau tak mau ia segera memakai seatbeltnya
Zean tersenyum tipis "papi kamu loh yang izinin saya bawa kamu pulang, dia nitipin kamu jadi gak mungkin saya biarin kamu pulang sendiri" kata Zean
"kan kita bisa pulang beriringan tapi beda mobil, saya naik taksi bapak naik mobil bapak"
"kalau bisa satu mobil kenapa harus ribet begitu"
Chika berdecak "kenapa sih pak? kenapa jadi nyebelin gini? bapak tau betul aku lagi di tahap mau jauhin bapak dan itu atas permintaan bapak sendiri kan?. Terus kenapa giliran sekarang bapak malah ganggu gini, kalau aku berhasil gak move on gimana?"
"saya gak pernah minta kamu jauhin saya, yang saya minta kamu berhenti mengharapkan balasan cinta dari saya"
"menurut bapak gimana cara biar aku lupain bapak kalau kita masih terus-terusan ketemu gimana?" ucap kesal Chika sambil menatap Zean
Seketika Zean terdiam melihat Chika yang tampak emosi begini "bapak tuh egois tau enggak, ini terakhir kalinya kita semobil bareng setelah ini aku harap bapak bisa ngertiin aku. Aku gak bisa pak gak bisa sekedar jadi adik bapak, jadi lebih baik kita gak perlu ketemu lagi aja" ucap Chika terdengar serius
"tapi saya yang ditunjuk sebagai dosen pembimbing kamu"
"ya udah profesional aja, bapak jadi dosen aku jadi mahasiswa sesimpel itu gak perlu didramatisir"
Sejenak Zean terdiam lalu mengangguk "saya minta maaf ya kalau gitu, ya saya bakal turutin mau kamu itu."
Tak ada lagi percakapan antara keduanya, keheningan terjadi hingga mobil Zean tiba di depan rumah Chika. Sadar kalau sudah sampai Chika bergegas turun.
"jaga kesehatan ya Chik, jangan males belajar, dan hati-hati kalo udah nyetir sendiri nanti" pesan Zean pada Chika. Chika hanya diam sejenak tanpa menengok dirasa sudah tak ada lagi yang Zean katakan Chika kembali bergerak turun seraya berkata "iya, makasih udah nganterin balik!" balas Chika sebelum benar-benar turun dan mulai memasuki rumahnya. Zean hanya bisa diam dan memastikan Chika aman sampai masuk ke dalam rumahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/342428189-288-k969541.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cegil Zean
Teen Fiction"Istighfar, Yessica!!!" ~Zean~ "Milyar-milyar juta-juta ratus-ratus sekian kemungkinan lelaki di dunia, aku cuma mau pak Zean" ~Chika~