ch 04 : kita tidak akan pernah berubah

126 18 6
                                    

"Yak Beomgyu!"

"Choi Beomgyu!"

"Ck sial, apa yang kau lakukan Soobin?" Beomgyu membuka matanya secara paksa ketika ia merasakan wajahnya yang sedikit basah. Pemuda itu lalu menendang selimutnya hingga mengenai Soobin yang tengah memegang ember untuk menyiramnya agar bangun. Alhasil ember yang berisi air dingin itu jatuh mengenai kasur Beomgyu.

"Yak Choi Soobin!"

"Yak Choi Beomgyu!"

Keduanya berteriak. Segera terjadinya pertengkaran di pagi hari dimana matahari bahkan belum menampakkan dirinya. Beomgyu bergegas berdiri hanya untuk mendapati celananya yang turut basah.

"Apa yang kau lakukan? Mengapa kau menyiramku?" Mulut motor itu langsung berseru protes.

"Kau mabuk semalam! Aku hanya memastikan kau terjaga dari mabukmu," Soobin segera mengambil tissu untuk mengelap sisa tumpahan air yang menggenang. Seperti yang diandalkan oleh seorang pemimpin, pemuda itu cukup cekatan.

"Aku tak mabuk," Beomgyu mengambil alih pekerjaan pemuda yang berbeda 3 bulan darinya, "Siapa yang mengatakan aku mabuk?"

Soobin memukul kepala belakang pemuda yang mengoceh itu, "Lalu apa? Tubuhmu bau alkohol dan kau tak sadarkan diri di halte kemarin. Apa yang kau lakukan?"

"Akh!" Pemuda lainnya mengaduh. Tak terima, pemuda itu melemparkan tissu yang basah karena menyerap air tumpah itu ke wajah Soobin, "Seseorang melakukan hal gila kemarin,"

"Kau yang gila Choi Beomgyu," Soobin membersihkan wajah tampannya dari tissu bekas itu, "Orang waras tak mungkin menghancurkan debutnya hanya untuk alkohol," Pemuda itu menatap Beomgyu tajam.

"Kau tak mengerti. Seseorang kemarin melemparkan-"

"Yeonjun hyung benar, kau hanya mampu menyalahkan orang lain Beomgyu," Soobin mengambil ember yang berisi tissu bekas itu secara kasar dari Beomgyu, "Jangan membuat dirimu semakin buruk dengan kebohongan itu," Pemuda itu meninggalkan Beomgyu segera.

Tentu saja pemuda itu tak terima tuduhan yang dilempar kepadanya. Ia menahan tangan Soobin secara kasar, "Dengar bodoh, seorang pemabuk melemparkan alkoholnya padaku kemarin-"

"Lantas mengapa kau tak sadarkan diri? Bahkan rambutmu kering," Soobin menyentak lengan Beomgyu keras, "Kau juga tak menjawab panggilanku beberapa kali. Setelah aku putus asa menghubungimu, kau akhirnya menjawab bahwa kau tak akan pulang kemarin. Kau tau betapa egoisnya dirimu? Kau selalu bertingkah sesuka hatimu dan kekanak kanakan. Aku mengerti jika kau ingin menjaga jarak dari kami, tapi setidaknya jangan buat yang lain jatuh karena tingkahmu,"

Baiklah, ini pertama kalinya aktor ternama yang dijuluki dengan wajahnya yang ramah dan kepribadiannya yang sabar itu meledak. Jika orang orang yang mengenal Choi Soobin dikumpulkan dan diberikan wawancara singkat, mungkin mereka akan mengatakan bahwa Soobin adalah seseorang yang sangat mustahil untuk benar benar marah pada seseorang.

Itu artinya, untuk pertama kalinya seorang Choi Soobin marah. Bukan marah akibat candaan, melainkan karena dinding kesabarannya yang sudah runtuh. Dan itu disebabkan oleh orang yang membersamai latihannya selama beberapa tahun yang lalu. Orang yang menemani masa susah maupun senangnya.

"Tak bisakah kau peduli dengan tim kita?" Suaranya serak secara tiba tiba. Seperti ada sesuatu yang menekan tenggorokannya dan menyesakkan dadanya. Matanya pedih, ketika ia menetralkan rasa panas di matanya, air matanya jatuh. Tentu saja amarah itu harus diredakan dengan air matanya.

Soobin menangis, "Bahkan Hyuka sakit kemarin. Aku tak tau dua tahun itu mengubahmu cukup banyak," Meski berusaha air matanya, pemuda itu tetap gagal menahannya. Usahanya itu hanya membuat wajahnya semakin jelek sekarang.

One DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang