BAB 1

45 6 0
                                    

Happy reading‼️

***

Senin, 3 Maret 2024

Hari ini langit terlihat begitu mendung angin yang berhembus kencang dan juga terlihat ada kilat cahaya petir yang membuat suasana semakin mencengkam. Seorang perempuan tengah berlari menuju gerbang sekolah rambutnya yang tergerai begitu saja dan juga angin yang semakin bertiup kencang membuatnya semakin was-was entah sudah berapa kali ia melihat jam yang ia kenakan.

Matanya melotot ketika ia melihat pintu gerbang mulai ditutup,ia semakin menambahkan kecepatan berlarinya,tapi semua sia-sia. Sesampainya didepan gerbang nafasnya terengah-engah. Ia merapikan sedikit rambutnya yang berantakan.

"Pak Santoso tolong dong, jangan ditutup gerbangnya" katanya sambil menunjukan muka sedi

Pak Santoso hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berdecak "Kamu lagi, kamu lagi. Kamu emang selalu terlambat yah, bukan sekali dua kali loh" ujar Pak Santoso sambil memandang malas orang yang didepannya.

"Saya kesiangan Pak. Semalam cuman tidur 3 jam doang, habis nonton drakor" ucapnya sambil terengah-engah.

"Sebenarnya sih bisa aja saya bukain tapi, takut dimarahin sama Bu Endang, dia kalo marah serem kaya ibu komplek nagih uang kos" katanya dengan ekspresi muka yang serius.

Tanpa Pak Santoso ketahui dibelakangnya sudah ada Bu Endang yang menatapnya dengan tatapan marah. Perempuan itu sontak langsung mengintruksikan Pak Santoso untuk diam tapi, apa lah daya Pak Santoso tetap saja membicarakannya.

"Ekhem"

Seketika tubuh Pak Santoso menegang, langsung saja ia berbalik badan dengan ekspresi muka pucat pasi didepannya sudah ada Bu Endang dengan muka kesal dan jangan lupa gagang sapu yang sudah patah ditangannya.

"Bicara apa kamu? Saya tanya sama kamu, Bapak Santoso yang terhormat" ucapnya sambil menekankan kalimat akhir.

"Eh a-nu it-u, tadi si neng itu katanya terlambat gara-gara drakor bu" alibinya dengan berjalan sedikit mundur dari hadapan Bu Endang.

"Gretha!?" yang dipanggil sontak mengerjapkan matanya. Kenapa jadi dirinya?

GRETHA CALIINDA namanya. Perempuan dengan paras cantik rambutnya yang terlihat sedikit panjang dan juga bergelombang membuatnya banyak dikagumi oleh kaum Adam. Senyumannya yang manis dan juga tubuh yang terlihat sedikit pendek, membuatnya semakin terlihat cantik dan juga lucu.

Tapi dibalik senyumannya yang manis ada luka yang begitu didalam dihatinya. Selalu membekas dan tak akan pernah hilang, sampai kapanpun.

"Sepertinya kamu begitu menyukai saya ya? Kenapa kamu selalu datang terlambat? Sayan curiga ada yang disembunyikan dari kamu, ada masalah apa kamu?" ucapnya dengan menyentil kening Gretha dari dalam gerbang.

Gretha mengusap-usap keningnya sambil meringis, sentilannya bukan main-main. "Beneran bu, tadi malem saya bergadang sampe jam 3.  Bangun-bangun udah jam set 7" keluhnya dengan membenarkan tasnya yang melorot.

"Oke kalau begitu, sebagai hukumannya nanti kamu sepulang sekolah bersihin kamar mandi khusus cewek. Sekarang boleh masuk, Pak Santoso?" Pak Santoso yang paham langsung saja membukakan gerbang.

Gretha hanya bisa pasrah dan menghela nafasnya berat. Lagi-lagi dia harus dihukum. Ia berjalan melewati lorong kelas kelas dengan langkah gontainya.

Sesampainya dikelas ternyata pelajaran belum dimulai, ia langsung mendudukan pantatnya di kursi pojok dekat dengan jendela.

"Telat lagi lo?" ucap teman sebangkunya panggil saja namanya Caitlin,yang ditanya hanya bisa menganggukan kepalanya lemas.

"Gue heran deh sama lo kayanya setiap satu Minggu sekali pasti telat, lo ada masalah?" tanya teman satunya lagi yang bernama Dara.

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang