9 September 2024
HAPPY READING ‼️
***
Bel Sekolah berbunyi dari tiga puluh menit yang lalu menit yang lalu, halaman sekolah dan parkiran mulai terlihat sepi. Hanya ada beberapa siswa yang tengah melakukan kegiatan ekstrakulikuler. Gretha berjalan pelan sambil bersandung menuju parkiran.Dia baru saja menyelesaikan piket kelas jadi ia pulang agak terlambat.
"Gretha" panggil seseorang yang membuat Gretha membalikkan badannya.
Caitlin? dia belum pulang?
"Tumben jam segini belum pulang? ada apa?" tanya Gretha perasaan.
"Tadi gua ada urusan sebentar. oh iya, lo punya nomernya Bima kan?" Gretha terdiam ngapain dia nanyain kontak cowo gue?
"Tumben banget nanyain kontak cowo. ada apa?"
"Jadi gini lo tau kan gue punya adek. Minggu depan adek gue mau tanding basket, dia minta gue buat cari orang yang bisa buat ajarin adek gue main basket. Tenang nanti gue bayar ko" ucap Caitlin yang membuat Gretha memicingkan matanya. Ada rasa sedikit kurang percaya.
"Bukanya adek lo gak suka basket? " tanya Gretha yang membuat Caitlin terdiam dan terlihat wajahnya sedikit gusar.
"E-ee..itu apa namanya, dia dipilih untuk sama temen-temennya dan gurunya. Jadi dia gak bisa nolak, tolongin gue dong tha" ucapnya sambil memegang tangan Gretha yang membuatnya tersentak.
"Oke deh nanti gue kasih"
"Sekarang aja tha" desak Caitlin yang membuat Gretha melihatnya dengan wajah kebingungan.
"Sekarang banget nih?" yang ditanya menganggukan kepalanya cepat sambil tersenyum tipis.
"Udah nih ya" ucap Gretha sambil menyodorkan ponselnya ke arah Caitlin.
Caitlin tersenyum sumringah, tanpa ada kata terimakasih Caitlin pergi begitu saja yang membuat Gretha semakin penasaran dengan sikap Caitlin akhir-akhir ini. Gretha rasa semenjak insiden Ia menolonh Rafaell, Caitlin terang-terangan menjauhinya.
Seperti kemarin ia melihat Caitlin yang tengah berjalan menuju perpustakaan, karena ada sesuatu yang ingin Gretha sampaikan ia berjalan mengikuti ke perpustakaan. Ia menghampiri Caitlin yang tengah membaca buku. Ketika Gretha ingin duduk disebelah Caitlin, dengan cepat Caitlin menjauh dan pergi keluar dari perpustakaan.
Gretha dibuat bingung dengan sikap Caitlin seperti ada yang dia sembunyikan. Kemarin-kemarin Caitlin menjauhinya sekarang mendekatinya bahkan ia meminta kontak Bima, cowo Gretha.
Tanpa berpikir lama-lama ia langsung mengambil helm yang ada dimotornya tapi tiba-tiba-
BRAKK..
Ada yang melemparkan tas dari arah belakang. Gretha terkejut dan membalikkan badannya. Matanya menatap jengah seseorang didepannya siapa lagi kalau bukan Rafaell.
"Bawain tas gue. Inget lo udah jadi babu gue hari ini" ucapnya sombong sambil melewati Gretha dengan kunci motor yang dia putarkan ke jarinya.
Gretha kesal setengah mati. Dengan perasaan kesal ia menaiki sepeda motornya dan ikut menyusul Rafaell yang tengah memakai helm.
***
Rafaell berhenti di sebuah tempat yang terlihat agak menyeramkan bagi Gretha. Bagaimana tidak? Disamping kanan kiri jalanya hanya ada beberapa rumah tapi terlihat kosong, dan terdapat satu penjual yang terlihat seperti warung yang lumayan kecil.
Rafaell turun dari motor dan berjalan menuju jalan setapak yang diapit oleh dinding-dinding rumah. Gretha ragu untuk mengikuti Rafaell. Ia hanya berdiam diri ketika Rafaell berjalan lumayan jauh didepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA‼️) "Aku berharap kita akan bertemu di kehidupan selanjutnya" ~Gretha "Jika kita tidak bisa bersama, lantas mengapa kita dipertemukan?" ~Rafaell