BAB 12

8 5 0
                                    

3 Oktober 2024

Happy Reading ‼️

****

Semilir angin menerpa pipi seorang perempuan yang tengah duduk diatas pasir. Deburan suara ombak terdengar keras menghantam batu karang yang tidak jauh dari tempatnya.

Sesekali perempuan itu menghela nafas berat, ia menatap luas hamparan laut didepannya.  ia mengambil foto untuk mengabdikan momen tersebut.

Dering telfon di ponselnya membuat ia mengalihkan pandangannya dari laut, ia melihat ponselnya dan tertera nama "Arsenio" disana.

"Lo dimana? Lo mau ke cafe jam berapa?" tanya Arsenio disana.

"Gak tau." ucap Gretha singkat.

Membuat Arsenio menyerngitkan dahinya, "Lo kenapa anjir?" Gretha yang diseberang sana hanya bisa menghela nafas pasrah.

"Kesel gue sama Bima. Susah banget dichat, ditelfon enggak ngangkat, di chat kagak dibales. Boro-boro dibales dibaca juga enggak" ucapnya kesal sambil melemparkan pasir ditangannya.

"Salah sendiri. Ngapain pacaran sama Bima. Tanggung sendirilah resikonya" cecar Arsenio.

Gretha berdecak sebal, "Lo mah gitu, bukanya ngehibur apa gimana. Malah ngomong gak jelas"

"Gak jelas dari mananya. Bima Anggota OSIS, pastilah sibuk. Kalo gak mau sibuk noh kagak usah sekolah. Gue kasih tau ya ka-"

Tit..

Belum sempat Arsenio menyelesaikan kata-katanya, Gretha dengan kesal mematikan ponselnya. Lalu berbaring diatas pasir dengan teriakan frustasi.

Tanpa Gretha sadari ada seseorang yang tengah melihat semua gerak-geriknya. Lalu orang itu berjalan mendekati Gretha. Menunduk kepalanya ke Gretha yang masih tengah berbaring.

Gretha tersadar langsung terkejut dan berteriak, "AAKHHH!!" teriaknya yang hanya dapat kekehan dari seseorang itu.

"Rafaell?! Lo ngapain sih? ngagetin aja" ucapnya ketus dengan ekspresi wajah menekuk.

Rafaell mendudukan dirinya diatas pasir sambil menatap laut didepannya. "Lah lo ngapain sendiri tiduran gak jelas di pantai, dilihat dari kejauhan lo kaya dugong yang terdampar"

"Lo ngeselin banget tau gak?!" katanya dengan menatap Rafaell dari samping.

"Gue bicara fakta. Kalo mau tiduran noh dirumah"

"Kenapa sih? Semua orang hari ini nyebelin banget. Bima, Arsenio, dan lo juga. Semua ngeselin" ucapnya sambil menghentakkan kakinya ke pasir yang dapat gelengan dari Rafaell.

"Emang kenapa dengan Bima?" tanya Rafaell sambil melihat Gretha yang tengah kesal.

Gretha yang mendengar ucapan Rafaell menoleh dengan ekspresi penasaran, "Ngapain lo nanya-nanya tentang pacar gue?"

"Ya gak papa. Gue cuman nanya aja?"

"Aneh banget sih. Eh, lo enggak ada kerjaan lain apa. Kenapa yah setiap kali gue sendiri mesti lo selalu muncul kek jaelangkung. Lo ngikutin gue ya?" tanya Gretha dengan ekspresi mengimiditasi.

Rafaell terkekeh pelan sembari bermain pasir dengan tangannya. "Gak ada kerjaan banget gue ngikutin lo. Gue kangen pantai. Bukan, gue kangen seseorang."

"Seseorang? Siapa? Pacar lo?" tanya Gretha penasaran.

"Hm. Seseorang yang lumayan berarti bagi gue" ucapnya dengan menghela nafasnya berat.

"Sekarang ada dimana?"

"Udah pulang duluan. Katanya ujiannya udah selesai" Ucapnya yang membuatnya Gretha menaikan sebelas alisnya. Maksudnya apaan? Gretha berfikir sejenak dan setelah beberapa menit mencerna perkataan Rafaell iyq baru paham.

LENTERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang