20 September 2024
Happy Reading ‼️
***
Terlihat seseorang yang tengah dimarahi disebuah ruangan. Siapa lagi kalau bukan Gretha. Gretha memberitahu Arsenio kalau dirinya akan menonton balapan motor, tentu saja Arsenio tidak memberikan izin yang membuat Gretha berdecak kesal."Plis boleh yah malam ini aja. lagian juga gue akan ikutan kok cuman liatin doang" mohon Gretha sambil mengerjar Arsenio yang tengah berjalan menuju dapur cafe.
"Sekalinya enggak ya enggak!" tegas Arsenio. Bukan apa-apa ia hanya takut terjadi sesuatu terhadap Gretha. Ditambah dia seorang perempuan walaupun Gretha bisa bela diri tapi tetap saja.
Gretha pun berdecak sebal lalu ia mendudukan kepalanya, "Kenapa sih, gue mau seneng aja susah?" ucapnya sambil berkata lirih tidak lupa dengan bibirnya cemberut
Arsenio yang tengah membuka kulkas pergerakan tangannya secara otomatis terhenti. Lalu ia menoleh ke arah Gretha, anak itu tengah mendudukan kepalanya sambil memilin bajunya.
Membuat Arsenio menatap tidak percaya."Haaahhh.." Helaan panjang keluar dari mulut Arsenio, membuat Gretha diam-diam tersenyum tipis sekali.
"Kalo gini keadaannya gue bisa apa?" ucapnya sambil berkacak pinggang yang membuat Gretha tersenyum sumringah.
"Beneran?" ucapnya dengan mata berbinar yang ditanya menganggukan kepalanya singkat.
"Nih, pake motor gue aja" ucap Arsenio sambil memberikan kunci motor dan langsung di terima oleh Greta dengan senyuman lebar.
Lalu dengan cepat Gretha memeluk Arsenio dengan erat, " Makasih.. makasih bangett loh. Lo emang selalu pengertian sama gue" ucapnya sambil menggoyang-goyangkan badannya kekanan dan kekiri membuat Arsenio menepuk-nepuk bahu Gretha berharap melepaskannya.
Cup
Satu kecupan sng singkat mengenai pipi kiri Arsenio membuat sang empu terdiam mematung, "Gue pergi babayy" ucapnya sambil berlari kecil dan mendapatkan gelengan dari Arsenio sambil tersenyum geli.
"Dasar bayi"
***
Dilain sisiSuasana malam itu sangat ramai, terdapat banyak sekali kaum adam dan hawa yang tengah bersorak sambil bertepuk tangan. Terdapat motor yang berbaris rapi disekitar area balapan.
"Kali ini gue harus menang" ucap Revan sambil memandang tajam jalanan diaspal.
"Gue doain semoga balapan kali ini lo bisa ngalahin Rafaell dan buat diberlekuk lutut dihadapan lo" ucap Dani dengan tersenyum senang.
"Yoi bro, lagi pula kalo dipikir-pikir dia juga kagak terlalu keren. sok banget jadi pusat perhatian" ucap Ervan yang dapat anggukan dari Dani.
Berbeda dengan mereka bertiga, Kenny malah uring-uringan dikarenakan Rafaell belum sampai ditempat padahal sebentar lagi perlombaan akan dimulai.
"Rafaell mana anjir" ucap Kenny panik
"Sabar mungkin lagi dijalan. Bentar tak telfon dulu" ucap Ryan sambil mendekatkan ponselnya ke telinga. Kenny menoleh dan dapat gelengan kepala dari Ryan.
"Gue mau nyusul Rafaell" ucap Zayden singkat.
Tiba-tiba Revan dkk berjalan mendekati ke arah mereka dengan ekspresi mengejek, "Mana ketua lo? gak datang? cupu banget jadi cowo" ejek Revan yang membuat ketiga temannya Rafaell naik darah.
"Takut kali sama lo, Van. secara kan malam ini pasti lo yang menang" ucap Dani dengan bangganya, yang membuat Kenny terkekeh sinis.
"Yakin? gue kasih tau ya, jadi orang jangan terlalu pede nanti takutnya lo jatuh sendiri" ucapnya yang membuat Revan mengepalkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LENTERA
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA‼️) "Aku berharap kita akan bertemu di kehidupan selanjutnya" ~Gretha "Jika kita tidak bisa bersama, lantas mengapa kita dipertemukan?" ~Rafaell