Two Face

14

Di rumah sakit........

"Kenapa anda membiarkan istri anda minum Pak?" Tanya sang dokter setelah memeriksa Nunew dan melihat hasil laporannya.

"Dokter pikir saya akan membiarkan istri saya yang sedang hamil mabuk?" Zee balik bertanya sedikit membentak, dengan raut muka yang tak bersahabat seraya mencondongkan badannya ke depan meja yang memisahkan antara Dokter dan dirinya.

Terlihat jelas dokter melihat dari raut wajah Zee, kalau Zee ini orang yang sensian, menanyakan sesuatu dengan kalimat yang tidak tepat akan mudah membangkitkan emosinya. Ya, seperti sekarang ini.

Dokter itu tersenyum ramah, menghadapi dan berbicara dengan orang seperti Zee harus lebih berhati-hati agar tidak sakit hati untung saja Dokter ini bukan seorang yang perasa "Ah, maaf. Saya hanya bertanya".

"Itu tidak sengaja" jawab Zee sedikit melunak "semalam saya meninggalkan segelas wine di atas meja, lalu saya pergi ke ruang kerja untuk mengambil sesuatu. Saya tidak menyangka kalau wine itu akan di minum oleh istri saya, padahal malam itu dia sedang tertidur lelap. Tapi siapa sangka dia terbangun dan mendatangi saya dalam keadaan yang sudah mabuk".

"Berapa gelas wine yang sudah istri anda minum?" Tanya Dokter itu lagi.

"Saya hanya meninggalkan satu gelas wine di atas meja. Saya rasa dia hanya meminun 1 gelas yang ada".

Dokter itu mendengarkan Zee dengan seksama lalu terlontar lagi pertanyaan darinya yang membuat Zee kesal kembali "Apakah sebelumnya istri anda pecandu alkohol?".

"Maaf Pak, saya hanya bertanya" ujar Dokter itu tiba-tiba, setelah melihat wajah Zee yang seperti akan menghabisinya.

"Istri saya bukan seseorang yang suka minum. Dia pernah mabuk 1 kali sebelum hamil" Zee menjeda ucapannya "Apa hanya dengan minum satu gelas wine bisa membuat seseorang mulai bertingkah konyol dan sedikit 'mabuk', seperti istri saya semalam?. Tapi Dok, Saya akan merasa mabuk setelah meminum 3 atau 4 gelas wine".

"Begini Pak, biar saya jelaskan dulu" kata sang Dokter sambil membetulkan kaca matanya, lalu menaruh kedua lengannya di atas meja menyatukan kesepuluh jari-jarinya, mungkin dengan cara seperti itu dokter bisa menjelaskan dengan tenang.

"Bisa dikatakan kalau istri anda adalah pemula, sedangkan anda adalah seseorang yang sudah terbiasa dengan alkohol" kata Dokter mulai menjelaskan.

"Kenapa istri anda cepat mabuk saat minum? Begini, dia mungkin membutuhkan lebih sedikit minuman yang mengandung alkohol untuk membuatnya mabuk, dari pada seorang peminum berpengalaman yang telah minum selama bertahun-tahun seperti anda, anda pasti akan lebih kebal terhadap alkohol kalau hanya minum 1, 2 gelas. Hal yang sama berlaku untuk berbagai jenis alkohol. Peneliti mengungkap bahwa tak di butuhkan bergelas-gelas wine untuk membuat seseorang mulai mabuk dan meracau, apalagi pemula seperti istri anda, dia baru dua kali minum kan?" Tanya  Dokter itu yang dibalas anggukan oleh Zee.

"Satu gelas wine bisa menggangu komunikasi antar bagian otak, hal inilah yang menyebabkan seseorang tak bisa berpikir dengan jernih dan tidak bisa mengontrol perilaku mereka secara sadar, ini juga yang membuat seseorang meracau dan tak memperhatikan lingkungan sekitarnya karena mereka tak bisa mengenali emosi orang lain saat mabuk. Kemungkinan besar tubuh istri anda menyerap alkohol lebih cepat, sehingga menimbulkan efek tidak menyenangkan tersebut" lanjut Dokter itu.

Zee mengangguk paham "Lalu bagaimana perkembangan bayi kami yang berada di dalam kandungan istri saya?. Apakah bayi kami masih bisa berkembang dengan baik dan masih ada kemungkinan bayi kami akan lahir normal dan sehat?".

"Bagi seseorang yang sedang hamil, minuman beralkohol bisa menyebabkan peningkatan resiko kelahiran prematur, keguguran, keterlambatan tumbuh kembang, dll. Resiko tersebut bergantung pada kondisi dan ambang batas tubuh ibu dan janin serta jumlah alkohol yang di minum selama kehamilan. Bisa saja pertumbuhan janin tetap normal, tapi bisa juga mengalami gangguan. Untung saja metabolisme istri anda ketahanan tubuhnya sangat kuat dan bukan seseorang yang sering minum-minum, dia hanya minum 1 gelas bukan?" Tanya sang Dokter, Zee mengangguk cepat.