Bagian 03

755 94 2
                                    

¤¤¤Nemu Typo tandain ya!¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤
Nemu Typo tandain ya!
¤¤¤

Tak terasa waktu berlalu, seminggu lebih tiga hari setelah acara makan malam waktu itu. Hari ini Aurel resmi menjadi istri sah David, pria itu sudah tak lagi menjadi duda begitu pun dengan Aurel yang sudah tak lagi janda. Keduanya resmi menjadi sepasang suami istri. Saking merasa cocoknya dengan Aurel, David mempercepat pernikahan mereka.

Begitu pula dengan kedua anak mereka, keduanya kini tak lagi menjadi anak tunggal satu-satunya, sudah mempunyai saudara meski statusnya tiri. Yang satu resmi menjadi sulung satunya lagi menjadi bungsu.

Ramainnya tamu tak membuat Auriga bisa tersenyum cerah, anak pendiam itu terlihat semakin pendiam di ramainya orang-orang. Dia duduk disalah satu kursi dengan meja bundar penuh hidangan didepannya, ada Hugo juga disana bersama teman-temannya, selain yang menjadi paling pendiam, Auriga juga menjadi yang paling kecil, bukan hanya umur yang paling kecil tapi anak itu juga yang paling kecil badannya. Hugo dan teman-temannya berbadan tinggi sehingga membuat Auriga terlihat kecil.

Sedangkan didepan sana, David dan Aurel sibuk meladeni tamu-tamu. Sehingga kedua anak mereka pun bebas menyambut teman-teman mereka yang diundang, sayangnya Auriga bukan tipe anak yang punya banyak teman, bahkan nyaris tak punya sahabat satu pun, kalau pun punya cuman sebatas teman yang hanya akrab di sekolah, jika tidak disekolah maka tak pernah main, jadi Auriga sama sekali tak mengundang sahabat maupun temannya, berbeda dengan Hugo yang membawa teman atau mungkin sahabatnya datang.

"Diam mulu lo, dimakan kue-nya" Suara Hugo yang berat membuat Auriga tersenyum canggung.

"Iya Bang" Balasnya seadanya saja tanpa menyentuh makanan manis didepannya. Anak itu juga hanya meneguk air dingin saja dari tadi, Auriga tidak berselera apa-apa.

Hugo tak mau ambil pusing, remaja itu melanjutkan obrolannya dengan sahabat dan teman dekatnya. Mengabaikan sosok sang adik tiri yang hanya diam saja.

•••

Auriga memandang kamar barunya dalam diam, kamar ini jauh lebih luas dari kamarnya yang sebelumnya, bahkan lengkap dengan kamar mandi didalam, kalau di rumah sebelumnya hanya kamar orang tuanya saja yang ada kamar mandinya, kamar Auriga tidak ada.

Dari semalam barangnya dan ibunya sudah di pindahkan ke rumah besar ayah tirinya, sehingga seusai acara ia dan ibunya bisa langsung menepati rumah ini bersama David dan Hugo. Kekayaan David memang membuat segalanya menjadi mudah, termasuk persiapan pernikahan yang begitu cepat.

Malam sudah sangat larut, Auriga pun memutuskan berganti pakaian dengan yang lebih santai, karena tidak enak jika langsung tidur dengan keadaan tubuh masih terbalut jas hitam.

AURIGA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang