Bagian 09

606 100 2
                                    

¤¤¤Nemu typo tandain ya!¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤
Nemu typo tandain ya!
¤¤¤

Tak terasa hari-hari belalu dan hari ini adalah hari dimana David dan Aurel berangkat untuk perjalanan bisnis. Meninggalkan kedua anak mereka di rumah besar ini. Hugo mungkin akan baik-baik saja sebulan kedepan, tapi tidak yakin dengan si anak bungsu.

Begitu David dan Aurel berangkat ke bandara, begitu pula kedua anak mereka berangkat kesekolah. Namun kali ini keduanya tak lagi berangkat bersama, karena David sudah menyewa seorang supir. Awalnya supir itu hanya untuk menjemput Auriga pulang sekolah, tapi kemarin-kemarin Auriga sempat di paksa Hugo untuk membujuk ayahnya, agar berangkat juga pakai supir saja.

Karena David sayang anak, meskipun Auriga anak tirinya. Pria itu mau menuruti Auriga, karena ucapan lembut anak tirinya membuatnya luluh. Dan jadilah Auriga berangkat dan pergi dengan supir, tak jadi berangkat dengan Hugo abang tirinya.

Sebenarnya itu sedikit menguntungkan juga bagi Auriga, karena ia tak perlu merasa tertekan satu mobil dengan Hugo yang selalu bersikap dingin padanya.

Jadi ada untungnya juga ia mau membujuk ayah tirinya.

"Apa tidak ada yang tertinggal lagi Tuan kecil?" Tanya supir ramah.

Auriga sedikit salah tingkah di panggil begitu, dia tidak merasa se-istimewa itu di panggil Tuan Kecil.

"Tidak ada Pak" Jawabnya seadanya.

Mobil pun mulai melaju dengan kecepatan sedang menuju sekolah. Sedangkan mobil Hugo sudah lebih dulu meninggalkan perkarangan rumah, tepat setelah mobil David dan Aurel berangkat.

•••

Auriga sampai di kelasnya, suasananya seperti biasa hanya saja anak itu tak punya teman. Jika di masa SMP ia masih punya teman cukup akrab di kelas, kini malah tak punya satupun. Masa SMA-nya lebih parah lagi ternyata.

Seminggu bersekolah ia bahkan terus mendapat gangguan dari kakak kelasnya. Auriga juga baru tau kalau rombongan Kevin itu bermusuhan dengan geng abang tirinya. Semuanya terasa semakin berat untuk Auriga.

Bukan hanya persoalan di ganggu saja yang membuatnya tak nyaman. Ternyata gosip soal ia yang menjadi adik tiri Hugo juga meluas, mengatakan ia dan ibunya sebagai benalu di hidup Hugo. Itu sebabnya mereka berpikir kenapa Hugo tak mau menolongnya dari gangguan Kevin.

Auriga mendudukan tubuhnya di bangkunya. Anak itu memilih duduk diam menunggu sampai jam masuk tiba.

Hingga tak lama suara bel terdengar nyaring. Kelas mulai senyap dan teman sekelasnya mulai duduk rapi. Hingga guru masuk dan pelajaran pertama pagi ini di mulai.

"Ada yang bisa jawab kedepan?" Tanya Bu Guru sambil mengangkat spidol yang tengah ia pegang.

Murid-murid terdiam, mungkin beberapa takut di tunjuk, atau tau jawaban tapi terlalu malu untuk maju.

AURIGA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang