Bagian 19

712 129 3
                                    

¤¤¤Nemu typo tandain ya!¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤
Nemu typo tandain ya!
¤¤¤

Tiga hari berlalu begitu saja, pagi ini Auriga ada kelas olahraga. Semua murid sudah berbaris di pinggir lapangan untuk melakukan pemanasan.

Auriga berdiri di barisan paling belakang, anak itu bergerak mengikuti arahan gurunya yang memimpin pemanasan di depan sana.

"Setelah ini kita akan prakter lari ya, jarak pendek dan jarak menengah" Seru sang guru di tengah pemanasan.

Murid-murid serentak berkata baik pak. Termasuk Auriga yang berdiri paling belakang di barisan laki-laki.

Waktu berlalu hingga prakter lari jarak pendek usai, kini murid-murid tengah menunggu giliran untuk lari jarak menengah yaitu 500 meter.

Auriga berjalan pelan mendekati sang guru olahraga.

"Permisi Pak, apa boleh saya tidak ikut prakter jarak menengah?" Tanya Auriga sopan.

"Alasan untuk tidak ikut apa?" Tanya sang guru, tidak mungkin tidak ada alasan kan.

"Perut sama pinggang saya sakit Pak kalau dibawa lari" Jawab Auriga tidak berbohong. Tadi memang baik-baik saja, tapi setelah lari jarak pendek 100 meter pinggang dan perutnya terasa nyeri lagi.

Guru olahraga itu tampak terdiam sejenak.

"Yasudah saya bolehkan, tapi sebagai gantinya kamu bantu saya bersihkan lapangan basket bisa? Setelah ini saya ada prakter basket dengan anak kelas 12, seingat saya kemarin masih banyak bola dan beberapa sampah berserakan di lapangan indoor, sebagai ganti nilai praktek kamu" Ujar sang guru.

"Bisa Pak" Balas Auriga.

"Langsung ke lapangan basket ya, setelah selesai kembali saja ke kelas" Ucapnya yang di balas anggukan oleh Auriga.

Anak itu langsung berlalu dari lapangan olahraga lari, di sekolah swasta mewah ini memang dilengkapi dengan berbagai fasilitas.

Lapangan saja ada banyak, untuk lapangan lari dan sepak bola berada di luar. Sedangkan basket, bulu tangkis dan Voli berada di dalam gedung khusus olahraga, serta ada kolam renang indoor juga untuk praktek renang.

•••

Ternyata membersihkan lapangan basket tak semulus itu. Anak kelas 12 yang akan mengikuti jam olahraga di jam pelajaran kedua adalah kelasnya Kevin dan teman-temannya.

Mereka semua datang lebih awal dari pada guru olahraga yang mungkin masih ada urusan. Sehingga Auriga yang tengah membereskan lapangan menjadi sasaran empuk.

Bugh...

Bunyi bola basket bertemu tubuh terdengar menggema di lapangan indoor itu.

Auriga meringis untuk kesekian kalinya saat bola basket menghantam tubuh kurusnya, rasanya sakit.

AURIGA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang