Bagian 07

684 94 6
                                    

¤¤¤Nemu typo tandain ya!¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤
Nemu typo tandain ya!
¤¤¤

Hasil tes sudah keluar beberapa hari lalu dan Auriga resmi menjadi murid SMA di sekolah yang ayah tirinya daftarkan. Yang artinya Auriga juga resmi menjadi adik kelas dari Hugo abang tirinya sendiri.

Senin pagi ini Auriga memulai harinya untuk pertama kalinya menjadi murid SMA. Dirinya mengenakan seragam baru, bukan hanya seragam tapi semua yang melekat ditubuhnya baru, tas, sepatu, jam tangan semuanya baru.

Auriga juga terlihat semangat pagi ini, meski sedikit takut karena ia harus berangkat dengan abang tirinya.

"Buruan Dek, Abang tunggu di depan" Seru Hugo sambil bangkit dari duduknya, remaja itu sudah selesai sarapan.

Auriga mengangguk pelan karena masih mengunyah makanannya.

Tak lama Auriga juga turut selesai sarapan, remaja tanggung itu tak lupa pamit pada David dan juga Aurel, sebelum menyusul abang tirinya di depan rumah.

Auriga langsung naik ke mobil milik Hugo, remaja yang lebih tua tak bersuara, begitu melihat Auriga duduk di sebelahnya mobil pun bergerak pergi.

"Mungkin orang di sekolah bakalan tau kalau lo adik tiri gue, tapi jangan harap gue bakalan peduli sama lo, selama kita di sekolah" Suara datar Hugo memecah suasana hening didalam mobil.

"Ngerti!?" Seru Hugo.

"Ngerti Bang" Balas Auriga pelan.

"Bagus kalau lo ngerti" Ucap Hugo lalu menambah laju mobilnya.

Hingga mobil bewarna hitam milik Hugo sampai di parkiran yang sudah ramai pagi ini. Hari pertama sekolah setelah libur kenaikan kelas, serta ditambah murid-murid baru di kelas sepuluh, tentu membuat murid-murid bersemangat.

Auriga turun dari mobil abangnya, di susul Hugo yang keluar dengan menenteng tas sekolahnya di bahu kanannya.

Beberapa orang langsung menatap kearah Hugo dan Auriga. Mungkin bertanya-tanya siapa yang bersama Hugo pagi ini. Hugo cukup populer di kalangan murid-murid.

Hugo sendiri acuh, remaja itu melangkah lebih dulu dan meninggalkan Auriga di belakangnya. Membuat Auriga berjalan canggung, karena murid-murid yang mengenal abang tirinya terus saja menatapnya.

Hari pertama memulai sekolah tentunya di mulai juga dengan upacara bendera. Murid lama dan baru berkumpul di lapangan, mereka berbaris sesuai arahan.

Auriga berdiri di tengah-tengah, berkumpul dengan murid-murid baru sepertinya.

Mereka semua berdiri mendengarkan pembina upacara berbicara, membahas beberapa hal mengenai aturan di sekolah hingga mengucapkan selamat datang pada murid-murid baru.

Hingga upacara pun usai, murid-murid mulai bubar barisan. Menuju kelas mereka masing-masing, termasuk Auriga yang tadi sudah menemukan kelasnya sebelum upacara dimulai.

AURIGA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang