Bagian 12

694 125 5
                                    

¤¤¤Nemu typo tandain ya!¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤
Nemu typo tandain ya!
¤¤¤

Keesokan paginya Auriga mau tak mau harus bangun saat langit masih gelap. Pagi-pagi buta ia sudah di tarik oleh Hugo untuk jogging. Tentu saja tidak hanya berdua, ada David tentunya dalang di balik kenapa Hugo mau-mau saja mengajak Auriga untuk ikut jogging bersama mereka mengintari rumah.

Auriga yang masih mengantuk serta tak biasa olahraga pagi seperti ini, tentu lebih lambat dari kedua orang yang lebih tua darinya itu.

Anak itu berlari pelan di belakang, belum lagi cuaca pagi yang masih dingin membuat Auriga kedinginan. Tapi dia mana bisa menolak, merasa tak enak hati dengan ayah tirinya.

Sekitar tiga kali mereka sudah mengintari rumah yang halaman serta tamannya luas itu. David dan Hugo terlihat masih baik-baik saja, berbeda dengan Auriga yang mulai ngos-ngosan. Sungguh Auriga benar-benar sudah tak kuat berlari lagi meski pelan.

Anak itu berhenti dan membiarkan ayah dan abang tirinya terus berlari.

Auriga memilih menepi dan duduk begitu saja diatas rerumputan taman. Hingga tak lama David serta Hugo mendekat.

"Lemah" Ledek Hugo begitu ia dan ayahnya mendekat pada Auriga.

David sendiri berjongkok dan meluruskan kaki Auriga yang anak itu tekuk.

"Habis lari kakinya di selonjorin nak" Ucap David membuat Auriga tersenyum kikuk.

Hugo sendiri memutar bola matanya malas melihat adegan manis didepannya.

"Udah mulai terang juga, habis ini langsung mandi biar siap-siap kesekolah" Ujar David dibalas anggukan oleh keduanya.

•••

Di sekolah kini Auriga tengah menatap minuman yang baru saja ia beli dengan nanar. Pasalnya setelah membeli teh dingin dalam cup tadi dan memilih kembali ke kelas. Kevin dan teman-temannya kembali mengganggunya, salah satu teman Kevin lebih tepatnya dengan sengaja menyenggol tangan Auriga dengan keras. Sehingga cup minuman itu jatuh dan tumpah ruah isinya.

Auriga membungkuk untuk memungut bekas cup yg sudah kosong itu, tentu saja untuk di buang ke dalam tong sampah. Sedangkan Kevin dan teman-temannya pergi begitu saja, lengkap dengan tawa mereka.

Auriga mau tak mau kembali ke kantin, ia haus sekali karena belum minum sejak sampai di sekolah pagi tadi.

Sesampai di kantin untungnya tak terlihat rombongan Kevin dan antek-anteknya. Sehingga Auriga bisa membeli minuman baru tanpa terganggu, untungnya lagi uang yang ia masukan ke saku celana ada lebih, jadi tak perlu ke kelas dulu untuk mengambil uang di dompet.

AURIGA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang