Bagian 14

736 106 2
                                    

¤¤¤Nemu typo tandain ya!¤¤¤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

¤¤¤
Nemu typo tandain ya!
¤¤¤

Keesokan paginya Auriga terlihat lebih baik. Demamnya sudah turun, wajahnya juga sudah memiliki rona lagi. Meski sudah baik-baik saja, David melarang keras anak tirinya itu untuk masuk sekolah hari ini. Padahal Auriga bilang dia jauh lebih baik, tapi yang namanya David tak suka di bantah, jadilah anak itu menurut saja.

Seusai sarapan semua anggota keluarga mulai berangkat untuk melanjutkan kegiatan mereka. David ke kantor, Hugo ke sekolah, lalu Aurel mungkin berada di dapur membantu membereskan sisa sarapan. Lalu si yang paling muda memilih berkeliling di luar rumah, pagi seperti ini udaranya masih segar. Lagian Auriga tidak tau mau ngapain.

Kakinya melangkah santai mengintari rumah, persis seperti saat ia diajak jogging pagi-pagi oleh ayah dan abang tirinya.

Di luar rumah tidak banyak penjaga, hanya ada di beberapa titik saja. Jadi Auriga tidak begitu canggung saat melihat-lihat.

Sampai tak lama anak itu mendengar suara ibunya memanggil namanya.

Kaki Auriga bergerak kembali masuk kedalam rumah, mencari dari mana sumber suara ibunya memanggilnya.

"Kamu baru sembuh, jangan berkeliaran dulu. Nanti malah sakit lagi bikin repot" Seru Aurel membuat Auriga hanya bisa mengulum bibirnya.

"Diem di dalam aja, Mama mau keluar dulu" Timpal Aurel.

"Iya Ma, ummm..." Balas Auriga.

"Mau ngomong apa?" Tanya Aurel saat tau gelagat Auriga ketika ragu.

"Itu Ma, ponsel Riga rusak jatuh di sekolah" Jawabnya.

Aurel mengangguk pelan.

"Yaudah nanti pulangan kalau sempat Mama beli yang baru, yang lama memang udah terlalu tua" Balas Aurel lalu melenggang pergi.

Auriga sendiri memutuskan untuk kembali ke kamarnya saja, setidaknya di kamar Auriga bisa nonton televisi yang ada di kamarnya.

•••

Menjelang siang Aurel belum juga kembali, menyisakan Auriga sendiri saja di rumah, sendiri dalam artian anggota keluarga. Sebenarnya disini ramai sama para pekerja.

Dari tadi kerjaannya nonton televisi saja hingga sempat jatuh tertidur. Tapi sekarang anak itu sudah bangun lagi dan kembali merasa bosan.

Tiba-tiba sebuah hal terlintas di kepalanya, mungkin lebih baik ia melakukan itu pikirnya.

Auriga bangun dari duduknya, anak itu berjalan keluar dan turun ke lantai satu. Melangkah pelan kearah dapur.

AURIGA [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang