BAB 12 : Hari Pembukaan

1.5K 225 22
                                    

(Selesai Revisi)

Vote!
Komen!

*
*
*

"AKHHHHHHHH!!! PEMBUKAAN TOKOOOOOOOOO!!!!"

***

Pagi yang biasanya dilalui dengan tenang dan bahagia oleh Allen, kini diawali oleh teriakan melengking nan putus asa darinya. Pria 20 tahun itu bangun kesiangan hingga membuatnya begitu panik. Ia bahkan langsung berlari setelah bangun, lupa jika dirinya mempunyai darah rendah, tentunya membuatnya jatuh mengenaskan di depan pintu kamar mandi yang berada dalam kamarnya.

"Aduhhh! Telat! Telat!" panik Allen sembari memutar kenop pintu kamar mandi, yang anehnya terkunci.

"Siapa sih di dalem? Keluar ah!" teriaknya frustasi, bagaimana tidak? Jam dinding telah menunjukkan pukul 06.10, padahal seharusnya ia sudah berangkat jam 06.00 tadi!

Suara shower yang sedari tadi terdengar seketika berhenti, Allen bahkan tidak sadar jika shower menyala karena terlalu panik. Belum sempat Allen berteriak lagi, kenop pintu berputar dan pintu terbuka dari dalam. Memperlihatkan Felix yang hanya memakai boxer hitam seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk putih, sedang menatap Allen dengan alis terangkat bingung.

"Kenapa om? Pagi-pagi udah ribut," jawab Felix malas, anak itu berjalan melewati Allen, mendekati lemari pakaian.

"Ya ampun Felix! Kok kamu nggak bangunin om? Hari ini kan hari pembukaan toko!" tanya Allen tanpa sadar menggunakan nada yang sedikit meninggi karena frustasi, ia ingin sekali menangis sekarang.

Felix yang mendengar keputusasaan Allen, hanya mendengus dan mulai berganti baju. Ia menjawab dengan santai, berbanding terbalik dengan Allen yang kini tengah mencari handuk dengan panik, "om, kita tinggal berangkat. Om kan udah mandi."

"Apa maksud kamu mandi? Om aja baru bang-," ucapan Allen terhenti saat ia melihat kembali pakaiannya, itu bukan piyama yang ia gunakan tadi malam. Akan tetapi kemeja berwarna soft peach dan celana hitam panjang.

Bukannya senang, Allen merasa merinding di tulang punggungnya seraya memeluk dirinya sendiri. Kenapa tiba-tiba bajunya sudah berganti? Dan setelah ia rasakan lagi, tubuhnya tak berkeringat seperti orang yang baru bangun tidur, tapi sudah berbau harum sabun lemon miliknya.

"Ahh!! Ke-kenapa? Kenapa pakaianku?" tanya Allen pada dirinya sendiri, ekspresinya terlihat ketakutan dan tak percaya. Apakah setelah menonton film horor tadi malam, sekarang ada hantu yang menyukai tubuhnya?

Felix yang tengah memakai sebuah jaket hitam, melirik pamannya itu dan menghela napas.

"Tadi Felix-"

Flashback
Ponsel Allen berbunyi berkali-kali dengan nada alarm musik pop mengalun merdu. Hal itu tentunya membuat Felix yang tertidur di sofa, merasa terganggu. Dengan setengah mengantuk, anak laki-laki itu berjalan kearah tempat tidur dan mencari-cari ponsel Allen yang ternyata berada di bawah pinggang Allen. Membuatnya harus mendorong sedikit tubuh yang lebih tinggi darinya itu, dan menarik ponsel yang masih berbunyi nyaring.

Felix heran, kenapa ponsel pamannya masih bisa berfungsi walau Allen terus menindihnya saat tidur. Setelah melihat bahwa jam di ponsel menunjukkan pukul 04.05, Felix segera menekan tulisan 'berhenti berdering' pada ponsel.

Mata hazel yang masih terasa berat, melirik Allen yang tertidur pulas. Felix tepuk perlahan bahu Allen seraya memanggilnya, "Om, om bangun... om."

Bergerak sedikitpun tidak, Allen tak bereaksi apapun, bahkan ia tak mengeluarkan suara terganggu. Benar-benar terlihat seperti mayat.

Felix mengerutkan dahinya dengan ekspresi khawatir, pamannya ini tak mati kan? Tetapi setelah ia memeriksa napas dan nadi Allen, pria itu masih hidup kok.

Becomes the Villain's Uncle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang