BAB 3 : Endless Photos

2.4K 335 18
                                    

(Selesai Revisi)

***

Di dalam kamar bernuansa biru dan pink pastel, terlihat rapi dengan sebuah boneka hiu imut terbaring di tempat tidur. Nuansa yang lembut nan manis itu membuat Felix yang duduk di karpet bulu, merasa merinding karena itu semua bukanlah stylenya.

'Tahan, tahan... jangan muntah dulu' begitulah gejolak batin Felix, menahan mual di perutnya.

Tapi Felix tak berkomentar apapun karena Allen dengan excited menyumpal mulutnya menggunakan mochi buah dingin buatan Allen tadi pagi. Kebetulan isi mochi itu adalah buah jeruk yang manis asam, sesuai kesukaan Felix yang memang menyukai lemon dan jeruk. Hingga membuat bocah tampan itu duduk diam dengan patuh seraya mengunyah mochi, walaupun rambut merah krimsomnya tengah dimainkan oleh Allen.

Allen duduk diatas karpet bulu di hadapan Felix. Jari-jari lembut itu menyisir rambut Felix dan menatanya sesuai foto model di ponsel Allen.

Senyum bahagia tak pernah luntur dari bibir Allen saat ia menggunakan sisir ungunya untuk merapikan rambut Felix. Ia juga bertanya dengan nada lembut, "Felix, apa mochi buatan om enak?"

Felix menelan mochi di mulutnya dan menatap Allen dengan senyum kecil yang tanpa sadar menghiasi bibirnya, tentu saja itu karena jeruk kesukaannya. Wajah Felix yang masih memiliki sedikit lemak bayi namun ketampanannya juga tak dapat diabaikan, menjadi lima kali lipat lebih menawan saat ia tersenyum, walau sebenarnya bibirnya hanya terangkat sedikit. Akan tetapi, itu cukup membuat Allen merasa gemas dan ingin mengigit pipi keponakan di depannya itu.

Namun, Felix tak menyadari ekspresinya sama sekali, ia menjawab dengan tenang, "Enak... tapi om, rambutku... ."

"Aww... kalau begitu om bakal buatkan yang banyak besok! Umm... tapi sekarang om bakal pinjam rambutmu sebentar buat bayarannya," tutur Allen dengan nada gemas. Ekspresi rumit Felix tak melunturkan semangat Allen untuk mengubah rambut anak laki-laki di depannya menjadi gaya comma haircut.

 Ekspresi rumit Felix tak melunturkan semangat Allen untuk mengubah rambut anak laki-laki di depannya menjadi gaya comma haircut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gambar : pinterest)


Gaya rambutnya begitu, tapi inget Felix masih 11 tahun loh hehe

Felix terkadang masih merasa tak nyaman dan menggeser duduknya untuk menghindari tangan Allen. Tapi karena Allen memberinya umpan mochi sepiring penuh, Felix akhirnya diam sambil makan dengan tenang.

Mata hazel itu melirik wajah indah Allen yang tampak serius, membuat Allen tampak seperti kecantikan yang dingin. Felix berpikir, kenapa wajah pamannya lebih lembut dan halus daripada wajah ibunya sendiri? Bukannya ibunya tak good looking, ibunya malah menjadi primadona di sekolah, tapi wajah ibunya itu androgini dan memiliki rahang tegas. Berbeda dengan Allen yang memiliki fitur halus dan lemah lembut.

Becomes the Villain's Uncle Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang