(Selesai Revisi)
***
Gadis yang begitu manis, seakan keluar dari dunia novel. Mata ruby polos dan rambut pirang indah yang berkilau di bawah sinar matahari, membuat murid-murid bahkan guru di sana tak punya hati untuk marah meskipun gadis itu sedang merengek. Walau hal yang ia permasalahkan hanyalah karena warna kelas yang ia akan masuki bukanlah pink.
Tadinya Allen juga berpikiran sama dengan para manusia disana, gadis itu cukup imut.
Namun saat gadis itu menunjukkan ketertarikan pada Felix, sisi protektif Allen sebagai orang yang lebih tua seketika aktif. Ia tanpa sadar memeluk Felix yang tengah menatapnya dengan kebingungan.
Bagaimana bisa Allen membiarkan Felix merasakan hal yang namanya cinta di saat bocah itu bahkan baru memasuki SMP? Sedangkan dirinya saja, jomblo karatan.
Felix hanya diam sembari menatap pamannya dengan menaikkan sebelah alis saat Allen memeluknya.
"Om, sudah nggak ngambek?" tanya Felix dengan nada bercanda.
Allen akhirnya tersadar, ia menatap Felix dengan ekspresi yang sudah tak tertekuk lagi, namun Allen tetap tak melepaskan pelukannya, "Om nggak ngambek."
Luna yang tadinya melihat kearah gadis itu, melirik Allen dan Felix yang tengah berpelukan seperti beruang. Ia juga menyadari bahwa gadis manis itu terus menatap Felix.
"Anna, ayah janji kalau ayah akan cat kelas kamu menjadi pink. Tapi sekarang pulang dulu ya baby?" Ucap lembut pria paruh baya yang masih terlihat tampan itu.
Namun gadis bernama Anna itu justru menggembungkan pipinya sembari menghentak-hentakkan kaki. Tak puas dengan jawaban ayahnya, Erza.
"Ihh! Anna kan pengen sekarang!" kekeh Anna dengan air mata yang mulai menggenang. Membuat Erza kebingungan dan menggendong koala anak kesayangannya itu.
Sedangkan Allen dan Luna yang sekarang tengah menikmati drama sembari duduk di bangku teras kelas, saling memandang berusaha menahan tawa.
"Anna—?" ucap Allen sedikit mendayu, yang seolah menunggu Luna meneruskan.
"—belle?" sambung Luna dengan cekikikan.
"ANNABELLE! AHAHAHAHAH" canda kedua manusia berbeda gender itu sembari tertawa lepas, bahu mereka pun menjadi korban dengan tamparan-tamparan keras karena sudah mengeluarkan tawa yang tertahan.
Felix merasa malu, tentu. Namun ia hanya mengalihkan pandangannya sembari menggeser duduknya sedikit menjauh, seolah ia tak mengenal dua manusia yang tengah tertawa lepas di sampingnya.
Anna, gadis itu tadinya ingin menangis keras agar ayahnya mau menuruti semua keinginannya seperti biasa. Tetapi air matanya masuk kembali akibat tawa Allen dan Luna. Anna memang tak mendengar percakapan mereka, ia hanya teringat cowok tampan tadi.
Tatapan ingin memiliki terpancar dari mata ruby itu. Anna lalu merengek kembali, bukan karena cat kelasnya lagi, "Ihhh! Kalau gitu aku pengen sama kakak ganteng itu!"
Tangan Anna menunjuk tepat kearah Felix. Allen yang tadinya tertawa cekikikan bersama Luna, seketika tersedak hingga membuatnya berhenti tertawa.
Ia yang tadinya sudah tak memeluk Felix, segera memeluk leher Felix lagi. Wajah tampan bocah itu ia sembunyikan di dadanya.
"Lun... ayo pergi, dramanya sudah selesai," ajak Allen, ia dengan cepat berdiri sembari menyeret Felix pergi. Takut jika Annabelle manja itu membawa keponakan tampanmya.
Luna yang masih loading, menatap kearah Allen dan Anna secara bergantian. Ia juga segera menyusul Allen yang semakin menjauh.
Suara rengekan dan tangisan Anna seketika menyerang telinga Luna saat ia berlari menyusul Allen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Becomes the Villain's Uncle
Ficção Adolescente#Brothership #transmigrasi #NotBL❌ SUDAH REVISI (Mint gk pake Lo gue lagi, udah lumayan baku) Jangan lupa FOLLOW ❤️ DILARANG PLAGIAT‼️ NOVEL INI DARI ISI PIKIRAN MINT SENDIRI‼️ YANG PLAGIAT MINT DOA IN DI SELINGKUHIN 70 KALI‼️‼️ *** Disaat Allen te...