#19 Butterfly Era

42 9 2
                                    

The light is honey and the air is sticky and your presence makes the day feel sweet.

-Fleeting Things by Rachel H


Rena


Kalau ada satu jenis benda yang bisa menggambarkan Rakel di kehidupan gue, dengan sangat yakin gue akan menjawabnya dengan lampu. Iya, lampu. Rakel seperti bisa menerangi kehidupan gue yang gelap ini. Sebelum ada dia, gue punya EXO yang bisa menerangi gue di saat-saat tertentu. Tapi, setelah kenal Rakel, rasanya setiap detik hidup gue selalu terang. Mau segelap apa pun suasana hati gue, Rakel selalu punya cara untuk membuatnya terang lagi. Bahkan, kayaknya nggak pernah sekali pun dia membiarkan gue dalam gelap meski sebentar.

Sampai akhirnya... gue yang memilih untuk terus ada di dalam gelap.

Semenjak gue ngerasain perasaan aneh ke dia, semenjak gue sering merasakan butterfly effect tiap kali dia memperlakukan gue istimewa—padahal sebelumnya ya biasa aja—gue jadi takut untuk membiarkannya terus menerangi gue.

Lagi, seperti yang dilakukan Kak Raka dulu, dia gak pernah sekali pun membiarkan gue ada di dalam gelap. Tapi, pada akhirnya, justru dia yang menenggelamkan gue di dalam kegelapan.

Selamanya.

Kak, aku bisa sembuh nggak ya dengan rasa trauma ini?


"Iiih!" gue menyadari tau-tau, cowok di samping gue ini udah mengacak-acak rambut gue—yang terurai—dengan gemas. Dengan tinggi badan yang enggak seberapa ini, gue sedikit mendongak dan mengerucutkan bibir agak kesal.

"Apa sih acak-acak rambut gue?!"

"Elo tuh yang apa sih? Gue ngomong panjang lebar kali tinggi malah nggak didengerin."

"Emang lo ngomong apaan?"

"Ini, Thai Tea punya lo udah jadi. Mau diminum nggak?" Rakel menyodorkan minuman berwarna jingga soft di meja ke arah samping, tepat ke hadapan gue. Sialnya, gue baru sadar kalau ternyata gue lagi ada di tengah-tengah perkumpulan genk Rakel, termasuk ada Ica dan Wiwin juga.

"Sweet banget sih kalian." Ya, siapa lagi yang bilang gini kalau bukan Wiwin?

Gue bener-bener lupa kalau gue lagi ikut nongkrong sama Rakel setelah cowok itu agak sedikit maksa gue untuk ikut. Dia bilang sih kangen gue ikut join. Nggak tau alasan doang kali biar nggak jadi obat nyamuk karena ada Ica dan Wiwin.

"Demi Rena mah, semua love language bisa diborong Rakel tau Ay." Ujar Ceye sambil menatap Wiwin.

"Tapi kenapa sih kalian nggak jadian aja?" pertanyaan Wiwin sukses membuat gue tersedak es Thai Tea yang baru aja diseruput sedikit. Rakel gegas menepuk-nepuk punggung gue bagian atas, membuat beberapa teman-temannya usil.

"Pada gengsi kali Win." Kali ini Bian yang jawab. "Padahal dua-duanya udah keliatan sama effort, tapi pada nggak mau maju duluan. Jadian sama gue aja deh Re, mau nggak?"

"Eh gue gampar lo ya Bian!" kali ini Rakel akhirnya menjawab dan membuat semuanya tertawa.

Kecuali satu orang.

Ica.


Sejak tadi, cewek itu sibuk dengan ponselnya tapi entah kenapa, saat Rakel merespon ucapan Bian, gue bisa lihat samar-samar rautnya agak berubah. Keliatan kayak nggak senang. Tapi, gue langsung menepis perasaan itu mungkin gue yang kegeeran kali ya.

"Ya lagian, gemes banget gue liat lo berdua nggak ada yang mau maju duluan." Akhirnya Juna yang dari tadi sibuk mengetik sesuatu di ponselnya, ikut nimbrung juga.

Renata & Rakel [OSH]Where stories live. Discover now