Chapter 2

641 84 16
                                    

.

Atas sebab kejadian peragaan busana malam itu meski berakhir dengan tragedi hampir mencelakakan Jaeyoon yang membuat jadwal dalam waktu seminggu ke depan dibatalkan, selain mengantisipasi keadaan pastinya juga tidak ingin melibatkan agenda luar.

Namun kejadian kemarin tak disangka bahwa orang yang berniat jahat masih meneruskan niatnya setelah coba diselidik dari kejadian chandelier.

Meski orang yang ditangkap kemarin tak memberi kerjasama atas niat apa coba menikam Jaeyoon, tak ada kejelasaan pasti karena pria tersebut memilih kunci mulut walau disiasat seperti mana sekalipun bahkan di paksa, tidak membuka mulut sama sekali.

Hingga cuma mampu mencari tahu latar belakang pria itu, menyelidiki setiap apapun ada di diri tersebut. Dugaan polisi bahwa tersangka cuma dibayar untuk mencederakan saja.

Lagi-lagi kasus Jaeyoon cuma tergantung tanpa kejelasan, tak ada bukti untuk jadi penerangan atas sebab apa penyerangan masih terus dilakukan.

Walau sebisa mungkin pihak kepolisian terus mencari tahu, tak putus asa meski kejelasan itu sangat abu-abu.

Sementara bagi Jaeyoon dikabarkan berita tersebut cuma menggidik bahu, tak terkesan sama kasus penyerangan itu yang membahayakannya, cuma hela nafas setelah ikut bantu siasatan.

Soal siasat untuk dirinya masih sama seperti pertama kali, memastikan dia tak pernah bermusuhan dengan siapapun atau mungkin kenalan lain yang bisa saja kemungkinan dalang dari sebalik kejadian, serta bisa tanpa sadar punya musuh di industri permodelan ini mengingat nama Jaeyoon lagi hangat-hangat jadi daya penarik.

Dan jawabannya masih sama, tidak punya masalah apapun dengan siapa-siapa termasuk dalam dunia peragaan ini serta kenalan tidak begitu banyak mengingat baru dua tahun di Korea serta kenalan di Belanda cuma keluarga saja tiada yang lain, hanya itu.

Meski harus Jaeyoon pendam sesuatu yang memang bersangkutan dengannya sebelum dirinya dibawa ke Belanda, ini bukan cuma sangkaan tapi seperti tepat mengenai sasaran apalagi cara yang dilakukan sama persis, cuma ingin membuatnya terluka sampai tersiksa.

Pun tak masalah bagi Jaeyoon, memang itu alasannya kembali ke tanah kelahirannya setelah bertahun lama.

Tidak memusingkan, dia siap menerima segala konsekuensi dengan hanya cara seperti ini bisa ketemu meski harus menunggu dua tahun baru terlihat sedikit demi sedikit pancingnya sangkut.

Ketika ini diri Jaeyoon berdiri menjulang tepat di hadapan gedung serba hitam, benar-benar hitam semua bahkan pintu kaca masuk hitam juga tak terlihat sama sekali isi di dalam gedung walau cuma dibalik kaca. Apatah lagi dua orang berjaga di sisi pintu masuk dengan lengkap seragam hitam serta senjata di tubuh terapik.

Menelan air liur Jaeyoon melihat betapa besar dan gagah dua orang penjaga itu dengan wajah serius terkesan seram.

Mendadak mengulum bibir Jaeyoon, menimbang-nimbang apa harus dilanjutkan niat nekatnya ini.

Meski sudah mencari tahu tentang apa yang tertulis di kartu hitam dikasih Heeseung tapi melihat dengan kepala mata sendiri ternyata lebih menakutkan walau tak bisa di nafikan tampak mewah eksklusif oleh corak kelam itu.

Kendati setelah berdiam hampir dua menit akhirnya Jaeyoon memutuskan untuk lanjut melangkah dan otomatis dua orang penjaga tadi salah satu orang darinya tiba-tiba mendekat bahkan Jaeyoon baru hampiri tak sampai di pintu lagi tapi sudah dicegat.

"Ada urusan apa anda di sini?"

Diberi pertanyaan dengan nada rendah nan tegas itu buat Jaeyoon menciut tetapi beranikan diri, menjawab angkuh.

HAUNTING || sungjake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang