Chapter 17

503 74 42
                                    

.

Sekian kali pemandangan dari kamar kaca bening tebal yang agak jauh dari posisi ranjang terletak, setiap pagi akan dibuka sepenuhnya gorden kamar itu di sepanjang kaca yang menjadi penghadang dengan dunia luar di lantai teratas bangunan ditempati.

Gedung-gedung pencakar langit menjadi pemandangan dengan cerahnya langit yang membiru cantik dan matahari mulai terlihat terik diwaktu siang hari.

Hampir setiap pagi kegiatan Jaeyoon buka gorden seluasnya ingin melihat pagi yang masih mendung dengan matahari perlahan-lahan naik ke permukaan. 

Satu kepuasan baginya bisa melihat pemandangan seperti itu dari kamarnya meski di ruang tamu juga bisa terlihat jika turut dibuka gorden tapi dirinya lebih suka di kamar terkesan intim dengan ruangan yang tak begitu luas, ruang kesukaan yang menyenangkan.

Ketika saat pagi berlalu seperti biasa sejak tiada kegiatan apapun lagi semenjak kejadian di mall terjadi.

Benar-benar tiada lagi kegiatan berkaitan kerja, semuanya dibatalkan.

Sudah hampir sebulan dan Jaeyoon benar-benar cuma berada di rumah, jika keluar pun hanya kalau perlu selain itu memang cuma berada di rumah saja.

Mau dibilang bosan juga tidak, karena memang dari dulu lagi Jaeyoon lebih suka berada di rumah, jika tiada kerja dibanding liburan ke tempat lain dirinya lebih memilih diam di rumah.

Hanya saja jika punya keinginan tinggi atas sesuatu tujuan yang ingin di datangi maka akan dilakukan apapun untuk sampai ke tujuan diinginkan.

Karena itu hampir sebulan ini Jayeoon nikmati waktu menganggur yang sesekali dikunjungi Riki atau Jungwon dan keluar dari rumah juga pasti ditemani Riki ke mana pun dirinya pergi.

Benar-benar persis pengawal pribadi yang selalu mengawasi kapan pun.

Seperti hari ini rencana siang nanti akan ada berpergian ingin membeli keperluan rumah yang sudah mulai habis setelah hampir dua minggu berlalu terakhir kali membeli waktu itu.

Kebetulan juga Riki mengatakan untuk sekalian saja makan siang diluar karena sekaligus bertemu dengan Sunghoon karena ada hal perlu dibicarakan dan ada Heeeung juga mau makan bersama.

Kini terhela panjang nafas Jaeyoon memandang dirinya sendiri setelah bersiap untuk keluar siang ini sesuai rencana yang diusulkan Riki, belanja keperluan dan makan di luar bersama dua anggota tempat Riki berkerja itu.

Terlihat menatap lamat Jaeyoon pada kaca pantulan dirinya di cermin, begitu diamati terutama bagian ceruk leher.

Iya, leher yang masih bisa terlihat bekas hisapan ditinggalkan Sunghoon.

Padahal sudah seminggu berlalu tapi bekas tanda itu masih terlihat jelas, agak terkejut juga Jaeyoon pagi setelah malam itu melihat lehernya sudah seperti ada luka yang memerah gelap.

Itu bukan seperti hisapan layaknya nyamuk tapi kelihatan jelas merahnya beda yang gelap dan seperti luka goresan yang menyisahkan luka perih.

Andai dilihat memang seperti itu, benar-benar seperti bekas luka kelihatan sangat sakit dan perih.

Walau nyatanya bukan seperti itu, tiada rasa apapun cuma risih saja Jaeyoon karena gara-gara tanda diberikan Sunghoon membuatnya harus memakai turtle neck untuk tiga hari ke depan, soalnya Riki maupun Jungwon masih terus berkunjung untuk melihatnya walau cuma sebentar.

Kalau cuma satu juga tidak mengapa? tapi ini, ada tiga. Benar-benar buat Jaeyoon selalu mengumpat setiap kali melihat tanda itu di cermin.

Dan tiga hari itu baru terlihat beransur gelap kemerahan di leher tapi masih kelihatan jelas tanda tersebut namun bisa sudah ditutupi pakai concealer.

HAUNTING || sungjake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang