Chapter 12

546 83 71
                                    

.

Pikiranku kacau dan kacau.

Sebaris kalimat yang menggambarkan diri dan perasaan Sunghoon saat ini.

Entah sedikit atau banyak yang pasti, pikirannya sedang kacau dan kusut.

Sejak malam menghadiri acara ulang tahun berapa hari lalu membuatnya pulang dalam keadaan membelenggu yang mengusutkan pikirannya.

Kejadian saat hampir mencium Jaeyoon yang untung cepat tersadar dari melakukan perilaku seperti itu, mana tidak meminta izin malah mau main cium saja beruntung cepat sadar dirinya waktu itu dari melanjutkan.

Sunghoon dibuat tertanya atas sebab prilaku yang hampir saja dilakukan itu apa karena dalam situasi yang cukup intim mengingat cuma berdua di dalam mobil, posisi dipangku mengundang suasana yang mungkin mendukung berbuat sesuatu bersifat seksual.

Itu dipikiran Sunghoon, tiada yang lain. Tidak bermaksud apapun semua itu cuma sifat manusiawi yang memang ada di setiap diri orang-orang, lumrah.

Iya, itu yang coba di tanamkan Sunghoon, bahwa perilakunya cuma terbawa suasana intim hingga sesuatu dalam dirinya ingin melakukan ciuman.

Tapi mengapa piknnya merasa resah, segenap dirinya gelisah tak menentu.

Ini bukan sesuatu harus diresahkan tapi Sunghoon dibuat kacau dan kusut melebihi apapun, terus terpikirkan.

Sudah berapa hari berlalu dan setiap waktu ada saja membuatnya mengingat kejadian malam itu, meski telah fokus berkerja tapi tak luput kadang diingat.

Coba disingkirkan ingatan itu dengan sugesti itu bukan apapun, biasa saja.

Tapi lagi-lagi ada saja membuat gelisah setiap mengingat kejadian tersebut.

Kendati, tetap mengontrol diri meski pikiran sedang kacau balau. Bertingkah seperti biasa walau kadang pikiran lagi-lagi dibuat terpikir tak berujung.

Ketika ini diwaktu siang tak jauh dari gedung tempat kerja Sunghoon terdapat salah satu restoran yang beroperasi berdekatan sampingan ada kedai berbagai fungsi yang berjejer ramai.

Di sana Sunghoon menghabiskan makan siang bersama Hyewon.

Kebetulan tadi malam waktu sedang berkirim pesan dengan Hyewon bertukar cerita soal hari dilewati dan Hyewon sempat berkata jika besok akan ada pertemuan dengan klien tak jauh di tempat kerja gedung serba hitam itu lalu cepat Sunghoon merencanakan apa tidak sekalian saja makan siang bersama begitu selesai pertemuan nanti.

Maka di sini mereka berada setelah Hyewon selesai bertemu dengan klien yang akan guna jasa arsitek kerjanya.

"Oh, aku lupa memberitahumu," sejenak baru teringat Hyewon sewaktu menyereput minuman dari sedotan.  "Aku minggu depan akan ke luar kota, urusan kerja." Lanjutnya, beritahu.

Buat kepala Sunghoon terangguk paham. "Di mana?"

"Jeju."

Lantas mengernyit Sunghoon, agak terkejut. "Jauh juga."

Balas terkekeh Hyewon, menggidik bahu. "Ya, namanya juga kerja. Tidak kira tempat selagi kerja pasti dilakukan, lagipun ini proyek sudah lama, tinggal lihat proses pembangunan saja."

Anggukan paham lagi Sunghoon yang kini bergurat berpikir, menimbang sesuatu untuk diutarakan, alasan utama juga mengapa mengajak Hyewon makan siang bersama tadi malam, kebetulan juga Hyewon ada berdekatan di tempat kerjanya ini, pikirnya sekalian saja menyelam untuk memberitahu atau bertanya satu hal hendak dipastikan.

"Err, Hyewon." Mula pelan-pelan Sunghoon bersuara menyeru agar si wanita fokus ke arahnya. "Aku ada mau membicarakan satu hal denganmu."

Kernyitan tampak di dahi Hyewon yang berwajah memahami. "Mau bicara apa?"

HAUNTING || sungjake Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang