Episode 5

407 50 6
                                    

Hari itu Fre tidak bisa mengurangi pekerjaannya sehingga dirinya masih di kantor sampai larut malam. Sekertarisnya sudah pamit sejak tadi.

"Oh malam pak, saya pikir ruangan bapak sudah kosong, ijin saya kembali nanti," kata seorang CS yang masuk dalam ruangan Fre.

"Ah gak papa mba, beresin aja, saya dah mau pulang kok," kata Fre mulai membereskan barangnya.

CS tersebut masuk dan mulai beres-beres sementara Fre mundar mandir membereskan berkasnya.

"Mba saya duluan," kata Fre mengambil tas, jas dan botol minumnya. Pegawai CS tersebut hanya membungkuk dan lanjut bekerja.

Fre berjalan menuju mobilnya sambil menghabiskan kopinya karena sudah mulai lelah. Sesampainya di mobil dirinya langsung tancap gas pulang.

Namun tak di duga tak disangka, dirinya mendadak merasa bertambah ngantuk. Dirinya mendadak terlelap di perjalanan.

Tanpa sempat meminggirkan mobilnya,  dirinya memejamkan mata. Dan sejurus kemudian mobil dengan kecepatan tinggi yang dikendarainnya menabrak pembatas jalan dan terguling.

Orang-orang dirumah yang mendapatkan info kecelakaan yang dialami Fre segera pergi rumah sakit. Begitu juga dengan sahabat-sahabatnya yang Fio kabari.

"Fio! gimana kondisi Fre?" Tanya Zee yang datang bersama Adel.

"Barusan dokter ngabarin, patah kaki sama tangan, terus harus naik kamar operasi karena ada perdarahan dalam perutnya," Fio tampak menahan tangisnya berusaha tegar sambil memegang perutnya yang kian membesar.

Semua tampak shock mendengar kondisi terakhir Fre. Saat ini semua hanya bisa pasrah berdoa. Fre sedang menjalani operasinya.

"Zee, ini gak biasanya lho," kata Adel nyeletuk.

"Dari dulu Fre bukan orang yang gampang ngantuk," kata Olla.

"Ya jangan mikir jelek dulu, kalian lupa kejadian motor?" Kata Oniel mengingatkan kejadian kecelakaan pada Fre karena bengong.

"Udah-udah kita doain aja dulu, jangan mikir aneh-aneh dulu," putus Zee ditengah perdebatan mereka.

Sudah 2 jam berlalu dari dimulainya operasi Fre. Masih belum ada info lebih lanjut. Fio dan mama Chika sudah diminta pulang namun menolak.

Fio sejak tadi gelisah, hanya bisa mundar mandir karena perutnya juga mulai terasa tidak nyaman. Namun dirinya mendiamkan saja karena merasa ini hal biasa.

"Fio, duduk sayang, nanti kamu capek," kata mama Chika memanggil Fio.

"Gak papa ma, kalo duduk perutnya malah gak enak, anak ini juga gelisah nunggu papanya kayaknya ma," kata Fio tersenyum.

Tiba-tiba keluar dua orang dokter dari kamar operasi. Mereka segera mendatanginya saat kedua dokter mencari keluarga Fre.

"Untuk saat ini patah yang ditangan dan kakinya bisa kita pasang plat di dalam, karena tidak ada luka terbuka, sementara lain-lain dari bagian bedah tulang aman," kata dokter yang pertama.

"Untuk perdarahan dalam perutnya, penyebabnya ada robekan di livernya, sementara sudah kita tangani perdarahannya, namun masih butuh observasi lanjutan, ada kemungkinan bisa perdarahan lagi, jadi sementara pasca operasi bapak masih harus di rawat di ruang ICU," kata dokter kedua.

Mereka cukup shock mendengar kondisinya. Fio seperti tidak punya tenaga lagi. Sampai Zee menopangnya untuk berdiri.

Setelah Fre pindah ke ruang ICU, semua pamit pulang kecuali Zee dan Adel yang masih menunggu disana. Mereka juga memaksa Fio dan mama Chika untuk pulang dan istirahat.

Pagi itu Fio dan mama Chika hendak kembali ke RS. Fio dengan perlahan berjalan menuju kamar mandi. Perutnya sudah semakin sakit.

"Aaa!!!" Terdengar teriakan dari kamar Fio dan Fre. Mama Chika yang akan memanggil Fio segera berlari kesana.

Dia menemukan Fio tergeletak di lantai dengan darah yang bergenang di bawahnya.

"Ya ampun Fio," mama Chika segera membantunya bangkit.

"Sakit ma!" Kata Fio meringis.

"Mba!!!" Mama Chika berteriak sekuat mungkin meminta tolong siapapun yang ada.

Tidak lama mama Chika sudah membawa Fio menuju rumah sakit. Dirinya bingung harus bagaimana. Fio sendiri sejak tadi meringis kesakitan menahan kontraksi dan perdarahan yang terjadi.

"Bu, ada suaminya ibu Fio? Ini ibu Fio mengalami perdarahan tidak berhenti dan kondisi bayinya menurun, kami butuh persetujuan untuk operasi segera," kata dokter yang menangani Fio.

"Saya mertuanya, keluarga terdekatnya yang ada saat ini, tolong selamatkan anak dan cucu saya dokter!" Kata mama Chika disela tangisnya.

Tidak lama dokter sudah mendorong Fio menuju kamar operasi. Mama Chika kalut, panik atas kesendiriannya. Siapa yang bisa dia minta tolong?

Saat akan menghubungi Jabieb, mama Chika merasakan nyeri hebat didadanya mendadak. Dirinya jatuh kolaps dan pingsan disana.

**************************************

Nah lho sekali kejadian 3 sekaligus

Bagaimana nasib keempatnya?
Akan kah mereka selamat?

Happy reading

Ditunggu masukan-masukannya dan vote nya

Cerita Cinta Fre-Fio (Kini dan Nanti)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang